TIGA PULUH TIGA

459 41 13
                                    


Silahkan, gue gak peduli!
-Leo-

Darah semakin mengucur dari jari manis Cira, ia tidak peduli dengan luka goresannya itu, ia hanya peduli Adrian, hanya Adrian.

Spontan, Leo langsung bergegas menuju bangku Cira, "Lo kenapa bisa gini, Ra", Leo panik saat melihat goresan panjang di jari manis tangan kiri Cira.

Cira tidak merespon, ia hanya melihat ke arah Adrian yang tidak memandang kearahnya lagi. Sia-sia semua yang ia lakukan, 30 persen yang ia pikirkan berubah menjadi 0 persen.

Leo melihat semuanya dan mulai paham akan apa yang sebenarnya terjadi. Leo tidak sebegitu bodohnya untuk dapat melihat sesuatu kebetulan dan janggal yang amat kentara.

Tanpa pikir panjang, Leo kembali ke tempat duduknya, "Bawa Cira ke UKS" ucap Leo dengan menundukkan kepalanya.

"Hah?", apa-apaan ini? Sudah kedua kalinya Leo menyuruhnya untuk pergi ke UKS.

Kepalanya yang tertunduk, diangkatnya. "Bawa Cira ke UKS" tegas Leo dengan nada selirih mungkin berharap Cira yang masih terdiam dibelakang tidak mendengarnya.

"Gue?"

"Gue mohon kali ini aja, bawa dia. Kasian"

"Gak!" protes Adrian.

Mengapa sangat sulit untuk membujuk Adrian, "Gue bilangin ke Bu Gita" ancam Leo.

Adrian dibuat bingung oleh Leo, "Hari senin lo jadi petugas piket UKS, lo lupa? Gue bisa aja bawa Cira, tapi kan gue bukan PMR" alasan bodoh macam apa yang Leo katakan, berharap seorang Adrian menyutujuinya sepertinya mustahil.

Adrian seperti menimbang-nimbang ucapan Leo, ia melihat ke arah Cira sebentar, lalu menatap kearah Leo.

"Oke" Adrian menyetujuinya. Adrian masih punya hati dan Adrian masih punya rasa tanggung jawab menjadi petugas PMR. Walau sebenarnya bukan itu alasan dibalik semuanya, Adrian hanya mengetahui satu hal, Leo begitu panik dengan luka Cira dan Adrian tahu alasan dibalik kepanikan Leo. Sahabatnya ini telah menyukai Cira, dan ia melakukan ini semata-mata untuk Leo bukan Cira.

Leo merasa lega dengan jawaban Adrian walau sangat singkat. Ia bergegas menuju tempat duduk Cira, "Ra, lo ke UKS sama Adrian, ya" ucap Leo.

Cira yang tertunduk lemas dan pasrah mendadak tersenyum lebar. Hal ini menguatkan dugaan Leo bahwa Cira sengaja membuat lukanya lebih dari Elsa untuk mendapat perhatian dari Adrian, bukan dirinya.

Dengan kebahagiaannya, Cira beranjak dari duduknya bersiap menuju UKS. "Makasih Leo" sahut Cira masih dengan sunggingan senyum manisnya.

Leo membalasnya dengan anggukkan kepala disertai senyuman yang terpaksa. Melihat seseorang yang dicintai bersama sahabat sendiri memang begitu menyakitkan hati.

Langkah kaki Cira terhenti, "Adrian" panggilnya kepada Adrian yang masih setia duduk di bangkunya. Cira sudah tidak sabar untuk berjalan beriringan dengan Adrian menuju UKS.

Adrian menatap lurus ke depan, tidak menatap lawan bicaranya. "Leo, lo ikut!" alih-alih menjawab panggilan Cira, Adrian malah mengajak Leo untuk ikut bersamanya.

Kebahagiaan Cira harus tertahan lagi dan lagi, mengapa dirinya selalu tidak diuntungkan! Kali ini ia berharap Leo tidak menyetujui ajakan Adrian.

Bukan dirinya yang dibutuhkan saat ini, melainkan Adrian, "Gue gak bis-"

"Lo harus ikut!" potong Adrian cepat. Ia lalu bergegas keluar kelas meninggalkan Leo dan Cira begitu saja.

Sangat-sangat susah untuk menaklukan hati Adrian, bahkan disaat keadaannya yang terluka seperti ini, hati Adrian masih sangat sulit untuk dicairkan. Mengapa gadis cantik seperti dirinya begitu terabaikan oleh Adrian, bahkan jika Cira mau, ia bisa menerima cinta siapa saja, mengingat banyaknya fans yang tergila-gila pada dirinya,

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang