TIGA PULUH SATU

483 43 11
                                    


Maaf
-Adrian-

"Woy tunggu!" teriak Leo mencoba untuk menghentikan kaki Adrian untuk melangkah.

Yang diteriaki dan dipanggil-panggil oleh Leo sama sekali tidak menoleh, Adrian terus melangkah dan melangkah menuju halaman sekolah.

Hari ini Adrian memutuskan untuk berangkat sekolah lebih awal, satu-satunya tujuan adalah untuk tidak melihat Elsa. Lebih baik dirinya menghabiskan waktu di kelas sampai bel pulang sekolah berbunyi asalkan dia tidak bertemu Elsa.

Adrian sudah jauh melangkah, Leo tertinggal dibelakang. Entah kenapa karena rasa 'panas' yang Adrian terima membuat Leo menghabiskan waktu bersama Adrian dengan perasaan takut dari kemarin malam, mulai dari takut dimarahi, diacuhkan, dan yang sangat ia takutkan adalah diusir.

Kali ini Leo berhasil mensejajarkan posisinya dengan Adrian, Leo pasti akan menjadi lebih bugar hari ini karena pagi-pagi sudah diajak berlari-lari oleh Adrian.

Walau Leo disamping Adrian, ia masih terfokus kearah depan, menganggap Leo tidak ada dan tidak terlihat.

Helaan napas Leo tak tentu, "Kan gue udah minta maaf" ucapan dengan kata 'maaf' sepertinya sudah diucapkan ratusan kali oleh Leo. Mengapa seorang yang putus cinta dan dibakar api cemburu menjadi begitu kejam? Leo sendiri juga merasakannya, tapi ia tidak sekejam manusia es disampingnya ini.

"Ok" jawab Adrian singkat.

"Maaf"

Kata maaf yang barusan Adrian dengar bukan dari mulut Leo, melainkan Elsa. Suara Elsa dapat didengar jelas oleh Adrian dan Leo karena posisi Elsa yang berada tepat didepannya saat ini.

"Lo baru berangkat udah bikin masalah aja! Ambil alat make up gue!" bentak Cleo yang berhadapan dengan Elsa dengan pemandangan lipstick, bedak serta cermin yang sudah pecah berada diantara kaki keduanya.

Elsa hanya diam.

"Harusnya lo di rumah sakit aja biar gak bikin masalah! Bedak gue yang mahal jatuh gara-gara lo!!"

Mendengar bentakan Cleo yang dapat Leo pastikan menyakiti hati Elsa, Leo mulai maju ke depan, "Kenapa lo bentak dia, cetel?" tanya Leo dengan nada seperti ancaman kepada Cleo.

Cleo mulai tersulut emosi. "Hah? Apa lo bilang? cetel?" ucap Cleo dengan nada tinggi, membuat beberapa siswa-siswi penasaran dan mulai melihat pertengkaran keduanya.

"Ya, cetel, cewek gatel. Bawa make up ke sekolah, pas nabrak orang malah gak mau minta maaf!"

Julukan 'cewek gatel' yang Leo sematkan pada dirinya, membuat tangan Cleo ikut gatal untuk menampar Leo saat ini. Diangkatnya tangan kanan nya dan,

"Tunggu-tunggu" teriak Elsa tiba-tiba, hal ini mampu membuat tangan Cleo tertahan,  tidak mendarat di pipi Leo.

"Biar aku ambil alat make up kamu. Maaf" tambah Elsa kemudian.

"Biar aja cetel ambil sendiri, orang dia yang nabrak lu, El. Siapa suruh coba dandan di sekolah" tahan Leo karena geram terhadap tingkah laku Cleo yang semakin kurang ajar.

Cleo melirik tajam kearah Leo, "Lo gak usah ikut campur! Orang dia mau ngambilin buat gue kok!" protes Cleo.

Tanpa sepengetahuan Leo, Elsa mengambil alat make up Cleo yang terjatuh. Saat Elsa hendak membereskan pecahan kacanya, jari telunjuknya terluka karena ia terlalu terburu-buru, bekas kulit jari tangan Elsa yang tertancap pecaha n kaca cermin mengeluarkan darah.

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang