SEBELAS

630 57 0
                                    


"Aku masih cinta sama kamu, El"
-Nanta-


Elsa sesekali membenarkan helaian rambutnya ke belakang telinga menandakan betapa canggungnya dia saat ini. Sedari tadi tidak ada percakapan berarti diantara dirinya dan Nanta.

Nanta mengajak Elsa untuk pergi ke restoran lewat chat WhatsApp tadi siang. Ia mendapatkan nomor Elsa dari Cira. Nanta juga menjemput Elsa di sekolah tadi. Sama saja suasana di dalam mobil, hening.

Hiruk pikuk restoran seakan mendominasi suasana canggung yang tercipta diantara keduanya.

"Elsa maafin aku" terdengar helaan napas berat dari Nanta sebelum angkat bicara.

"Buat?"

"Dulu aku udah buat kamu nangis. Dan-"

"Gak usah minta maaf, Kak" Elsa memotong ucapan Nanta.

"Makasih, El" ucap Nanta lirih.

Elsa berusaha mengulas senyum. "Iya Kak Nanta" balas Elsa.

"Aku denger kamu satu sekolah sama Amel?"

Elsa menelan salivanya kasar mendengar nama mantan sahabatnya itu terlontar dari mulut Nanta. Bahkan menjadi salah satu topik pembicaraan dirinya dengan Nanta.

"Iya" balas Elsa seadanya. Sebenarnya sungguh ia tidak ingin membahas Amel.

Apakah ini saatnya? Elsa mengatakan semuanya kepada Nanta. Jika ia mengatakan semuanya, apakah Nanta akan menerimanya?.

Elsa tidak ingin terlalu memikirkan hal tentang Amel yang memendam perasaannya kepada Nanta. Ia memutuskan untuk membicarakan semuanya dengan Nanta, walau sebenarnya untuk mengucapkan namanya saja, Elsa enggan.

Dengan satu tarikan napas, Elsa mulai menjelaskan. "Dari dulu Amel itu suka sama kamu, Kak"


Sontak Nanta terkejut dengan ucapan Elsa. Bagaimana tidak? selama ini Nanta hanya mengetahui bahwa Amel adalah sahabat terdekat Elsa, dia tidak mengetahui satu fakta lain yang baru Elsa katakan.

"Maksud kamu? Selama ini?" Nanta masih dengan keterkejutannya.

"Iya. Dan sebegitu cintanya sama Kakak, sampai-sampai dia mau ngehancurin hubungan aku sama pacar aku" Elsa tertawa sumbang mengingat bagaimana jawaban Amel saat di belakang gudang sekolah.

Nanta berpikir keras. Bagaimana Amel begitu mencintainya, sedangkan dia tidak bertemu ataupun berbicara dengannya selama bertahun-tahun.

Tidak ada percakapan lagi diantara keduanya. Rencana Nanta berakhir kecewa, rencana yang ia susun dengan kata-kata yang sudah ingin ia katakan jauh-jauh hari tidak akan ia lontarkan saat ini.

Kata-kata yang harus Nanta lontarkan sehingga dia tidak akan terbebani lagi.

"Aku masih cinta sama kamu, El"

Kata itu hanya bisa Nanta luapkan dalam hati, mengingat arah pembicaraan tentang satu fakta 'Amel menyukainya'.

Nanta tidak akan membicarakan, tidak akan.

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang