DUA PULUH DUA

527 54 2
                                    


Aku hanya perlu menjauh,
-Kenzo-

"Adrian..."

Sontak Adrian dan Leo menoleh ke sumber suara tepatnya didekat pintu. Terlihat seorang pria berbadan tinggi serta seorang wanita disampingnya, ayah dan ibu Elsa.

Apa mereka dengar ucapannya tadi? Bodohnya Adrian mengatakan semuanya tepat didepan orang tua Elsa. Bisa saja sudah sejak daritadi mereka mendengar semua ucapan Adrian. Tolong cabut perkataan Adrian secara ajaib sekarang juga!

Adrian meneguk salivanya kasar, "Iya om, tante" balas Adrian dengan raut muka setengah panik. Leo yang merasa tidak dikenal siapapun disini, hanya diam saja.

Surya menghampiri ranjang Elsa yang otomatis semakin mendekati tempat duduk Adrian dan Leo. "Maafkan om ya, sudah merepotkan kamu" ucap Surya dengan memandang kearah putri semata wayangnya yang masih terbaring lemas diranjang,

Lalu pandangan matanya beralih kearah Adrian dan tangannya menepuk pundak Adrian, melihat perlakuan Surya disini bukan hanya Adrian yang merasa terancam, Leo pun juga.

"Lebih baik kalian pulang saja, besok sekolah kan?" Adrian patutnya bernapas lega karena mendengar ucapan Surya, itu artinya mereka tidak mendengar 'pengakuannya' tadi.

Walau sebenarnya Adrian ingin tetap menemani Elsa disini, namun Adrian tetap menyetujui ucapan Surya. "Iya om" jawab Adrian disertai anggukan.

Adrian dan Leo berlalu pergi meninggalkan ruangan ICU sesaat setelah berpamitan dengan Surya dan Vina. Saatnya ia berpisah dengan Elsa saat ini, ia tidak akan menemui Elsa disekolah besok, tidak mengantar jemputnya lagi, dan Adrian tidak suka akan hal ini.

"Kayaknya dia cowok baik, pah" sahut Vina setelah melihat Adrian dan Leo sepenuhnya menghilang dari pandangannya. Surya hanya tersenyum meresponnya.

***

Leo dan Adrian berjalan menuju parkiran tempat mobil mereka berada. Sedari tadi hanya ada keheningan diantara mereka, Adrian maupun Leo belum berniat untuk membuka percakapan.

Tiba-tiba Leo berdehem, "Kan gue udah bilang, kalo lo bakal suka sama Elsa. Kantin bu Elis masih buka loh, Ian" Leo terkekeh, memang kata ini terucap dari mulut Leo walau Leo-pun belum sepenuhnya percaya bahwa laki-laki yang berjalan disampingnya saat ini adalah Adrian yang sebenarnya.

Jangan tanyakan ekspresi Adrian saat ini, alih-alih tersipu malu, malahan dia menampilkan muka datarnya seakan dia tidak mengucapkan sesuatu yang berarti tadi. "Anggep lo gak tau apa-apa" pernyataan dari Adrian ini sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman, ya, Leo cukup tau itu.

Sebenarnya Adrian malu, namun dengan lihainya tertutupi oleh muka datarnya. Ingin rasanya mencabut semua perkataannya tadi. Tapi ketakutannya seakan memaksanya untuk meluapkan perasaannya kepada Elsa. Adrian tidak tahu persis sejak kapan dia menyukai Elsa, dan memang harus Adrian akui saat ini 'dia tidak ingin kehilangan Elsa'.

Adrian yang jenius dalam masalah pelajaran merasa begitu bodoh dalam percintaan, mengapa harus menyatakan perasaan kepada seseorang yang sudah memiliki kekasih? Adrian merutuki dirinya sendiri sedari tadi, namun disisi lain ada rasa lega dalam diri Adrian, ya mungkin perasannya sudah terpendam sejak lama namun dia tidak pernah menyadarinya

Elsa, gadis ceroboh yang mampu membuat seorang Adrian menjadi lemah, yang bisa mematahkan prinsipnya, mampu membuat Adrian mengakui semuanya didepan Leo. Hal-hal tersebut adalah hal yang paling seorang Nicolas Adrian Adhitama jauhi. Elsa begitu mempengaruhi Adrian saat ini.

Elsa, Elsa, dan Elsa. Nama tersebut telah memenuhi otak Adrian saat ini.

Perasaan panik juga masih ada dalam hatinya, tentang Elsa.

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang