TIGA PULUH LIMA

625 41 16
                                    


Aku jahat?
-Elsa-

"Cepet!" desak Leo yang tidak sabar melihat sambungan telepon terangkat,

Sudah ketiga kalinya Adrian mencoba untuk menelepon Surya, dan ketiga kalinya pula sambungan telepon tidak terangkat.

"Mungkin lagi sibuk, nanti aja" ujar Adrian.

Tut... Tut... Tut...

"Halo"

Suara terdengar dari ponsel milik Adrian, yang menandakan bahwa teleponnya telah terangkat.

"Om Surya"

"Iya, ada apa Adrian?"

Leo menyikut lengan Adrian, dia beranggapan bahwa Adrian terlalu lama dan bertele-tele dalam menyampaikan maksud sebenarnya.

"Ini soal Elsa, om"

"Iya?"

"Om tahu supir taxi Elsa?"

"Supir taxi? Waktu om dateng ke rumah sakit, cuma ada kamu sama Leo disana"

"Jadi om gak tahu soal ada perempuan yang nabrak Elsa dengan sengaja?"

Kali ini Leo yang angkat bicara, rasa ingin tahunya sangat besar, mengingat jika memang benar Surya tidak mengetahui hal ini, dirinya-lah yang menjadi satu-satunya orang yang secara tidak langsung menjadi saksi dalam kasus Elsa. Hanya dia yang berbicara dengan supir taxi, hanya dia.

"Apa? Elsa ditabrak dengan sengaja?"

"Iya om, saya tahu semuanya dari supir taxi. Walau sengaja ataupun tidak sengaja, tapi kita tetap harus cari orang yang nabrak Elsa om"

"Baik, Leo, Adrian. Om minta tolong carikan supir taxi itu, kita butuh kesaksiannya"

"Baik om"

Sambungan telepon terputus. Setelah mendengar secara langsung penuturan dari Surya, Adrian dan Leo tambah mencurigai Wina. Karena jika Surya-pun tidak tahu apapun tentang ini, lalu bagaimana Wina mengetahui semuanya?

Leo menoleh ke arah Adrian, "Gue bakal cari supir taxi itu, lo pergi ke rumah Elsa buat nemuin om Surya" jelasnya.

"Ngapain?"

"Lu bilang semuanya soal Wina. Gue tambah yakin kalo si Wina dalangnya"

Adrian mengangguk tanda paham,

Leo bergegas pergi menuruni tangga setelah mengambil kunci mobil Adrian.

***

Pandangan mata Elsa menatap nyalang jalanan yang dipadati oleh kendaraan-kendaraan. Walau hanya suara bising yang ia dengar, Elsa tetap mencoba mencari ketenangan dibalik itu semua.

Dirinya memang berada didalam mobil ini, terduduk diam. Tapi pikirannya pergi entah kemana mencari kebenaran tentang penuturan Wina di jam istirahat tadi. Mengapa hidupnya seperti ini? Apa sebelumnya ia pernah melakukan sesuatu yang sangat salah sehingga membuat dirinya mendapat musibah seperti ini? Jika saja ia mengingat semuanya, ia pasti sudah menanyakan apa maksud dari perempuan yang melakukan ini kepadanya.

Elsa masih memegang teguh kata-kata bahwa 'tidak akan ada asap, jika tidak ada api', walau tidak menutup kemungkinan bahwa semua yang dilakukan perempuan itu adalah kesengajaan tanpa ada sebab apa-apa.

Nanta yang duduk di bangku kemudi, dapat merasakan betapa gelisahnya Elsa saat ini. Dibalik ke-diam-an nya pasti terdapat banyak pikiran di otaknya yang pastinya belum mendapatkan jawaban yang pasti.

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang