6. Masa SMA Rio

812 127 90
                                    

Tak ada yang tahu, dibalik tubuh tegap yang athletis, kulit yang putih, dan wajah yang tampan, Rio tetap lah seorang perempuan, hanya orang yang benar-benar dekat, dan dokter pribadi keluarga Choi saja yang tahu, siapa sebenarnya seorang Choi Rio Lalisa itu.

Tak ada yang tahu, dibalik tubuh tegap yang athletis, kulit yang putih, dan wajah yang tampan, Rio tetap lah seorang perempuan, hanya orang yang benar-benar dekat, dan dokter pribadi keluarga Choi saja yang tahu, siapa sebenarnya seorang Choi Rio ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disekolah Senior High School nya, Rio dikenal sebagai siswa yang berotak cemerlang secara akademik, dan urusan olah raga, jangan tanya lagi, karena Rio sudah terbiasa dengan dunia memeras keringat sedari masih kecil.

"Rio, ini untuk mu" Sana, salah satu queen bee angkatan Rio menyodorkan sebatang coklat untuk Rio saat mereka tak sengaja berpapasan di lorong kelas menuju kantin, Rio menerima nya dengan tangan kanan.

"Terima kasih" sahut Rio, lalu pergi begitu saja tanpa memberi kesempatan pada Sana untuk mengatakan sesuatu.

Sang gadis menunduk sedih, dia kecewa Rio mengabaikan nya.

"Wah, dia mau menerima pemberian mu Sana-yaa" kagum Dahyun sahabat Sana.

"Jangan menyerah, mungkin dia masih malu-malu" hibur Nayeon.

Sana sedikit tersenyum dengan kata-kata sahabat nya, mood nya kembali membaik.

"Kamu beruntung sekali, banyak siswi peremuan menyukai mu" keluh Bambam mengekori tuan muda nya ke kantin.

"Tapi aku tak tertarik pada mereka" sahut Rio acuh.

Sesampai di kantin, mereka berdua pun menikmati makan siang nya, dan di bangku seberang, sekerumunan siswi sedang membicarakan Rio, mengagumi wajah tampan nya, mata nya yang tajam, dan aura dingin nya, dia begitu misterius karena hanya memiliki seorang teman dekat, jabatan ketua osis yang mutlak dia menangkan karena pilihan tanpa harus mendaftar pun dia tolak, dia tak banyak bicara, dengan prestasi lah cara dia berbicara.

"Maaf ahjuma, berapa aku harus membayar untuk makan kami" tanya Rio pada pemilik kantin

"Seseorang sudah membayar nya nak"jawab sang pemilik

"Siapa?" Tanya Rio

"Dia" sang pemilik kantin menunjuk pada sosok tinggi semampai, salah satu dari gerombolan siswi yang membicarakan Rio tadi.

Rio berjalan mendekati meja para murid perempuan, Bambam tak berani mencegah nya.

Glek

Para gadis tak ada yang berani menatap Rio, semua menunduk takut, juga segan, meski tersembunyi kekaguman, tapi mereka enggan menunjukan karena kedinginan sifat seorang Rio, hanya satu gadis yang berani menatap nya dengan senyum manis.

Para gadis tak ada yang berani menatap Rio, semua menunduk takut, juga segan, meski tersembunyi kekaguman, tapi mereka enggan menunjukan karena kedinginan sifat seorang Rio, hanya satu gadis yang berani menatap nya dengan senyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Its AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang