12. Keputusan

664 107 46
                                    

Rio dan Bambam sedang menikmati sarapan mereka di sebuah warung tenda khas Korea, Jungkook, mark, dan Jenno tak ketinggalan ikut nongkrong di pagi yang dingin itu.

Sambil makan, obrolan seru dan candaan terlontar dari mulut mereka, dan tanpa segaja, netra Bambam menangkap sosok Taehyung yang sedang membeli kopi, tatapan mereka bertemu, Bambam dengan senyum mengejeknya, Taehyung yang menaruh dendam pada Rio dan Bambam pun melempar kasar cup kopi nya, dengan setengah berlari, Taehyung hendak menangkap Rio dan kawan-kawan nya.

"Guys, seperti nya kita harus segera kabur dari sini" beritahu Bambam panik menepuk-nepuk paha Rio yang asyik mengobrol.

Melihat Bambam berdiri, yang lain ikut berdiri, Rio dengan cuek nya mengintip dari balik tubuh Bambam.

Matanya terbelalak lebar saat melihat Taehyung sedang berlari ke arah mereka, Rio ikut berdiri, mereka berlima lari tunggang langgang.

"Hey, berhenti, aku polisi!" Teriak Taehyung tak di hiraukan

"Kita harus berpencar" ujar Jungkook, karena Taehyung sudah semakin dekat.

"Berhenti!" Teriaknya lagi.

Jungkook mengambil jalan lurus, Jenno dan Mark belok ke kiri, sementara Rio dan Bambam belok kanan, Jungkook bingung, tapi dengan cepat dia mengambil keputusan untuk mengejar Rio.

Nafas mulai tersengal, mereka bertiga mulai kelelahan, tapi tak ada yang ingin menyerah, terus berlari secepat mungkin adalah pilihan terbaik.

"Shit, buntu" umpat Bambam menemukan tembok tinggi menjulang menghalangi jalan mereka.

"Bambam, menunduk" teriak Rio, spontan Bambam langsung mengikuti teriakan Rio.

Hap

Rio menggunakan punggung Bamban untuk dijadikan tumpuan melompat naik ke atas tembok.

"Cepat naik" Rio mengulurkan tangan nya untuk membantu Bambam memanjat tembok.

"STOP" teriak Taehyung dengan nafas tersengal, Rio dan Bambam tak peduli.

"Ciao" ucap Rio memberi hormat mengejek pada Taehyung, sebelum melompat turun ke balik tembok

"Lihat lah, kalian akan membusuk di penjara nanti!" Teriak Taehyung tak terima, pecah sudah tawa Rio dan Bambam, mereka sudah di tunggu oleh Jenno dan Mark yang mengambil motor di tempat mereka sarapan tadi.

Bruk

Rio menjatuhkan tubuh lelah nya di pangkuan Krystal yang sedang menemani Tzuyu memonton tv.

"Capek, hm?" Tanya Krystal mengusap sayang rambut cepak dongsaeng nya, Rio mengangguk, matanya terpejam menikmati belaian 'noona' nya.

"Ini, minum lah" Jennie yang membawa air minum nya, menyodorkan gelas yang masih berisi setengah itu, Rio duduk dan meminum air bekas unnie nya itu.

"Rio" teriak babby Ella yang sudah berumur 5 tahun sekarang.

Bruk

Menjatuhkan tubuh nya dipelukan Rio.

"Sayang, jangan ganggu, oppa capek" beritahu Jennie pada putri nya.

"Rio capek?" Tanya Ella mendongak khawatir menatap Rio yang mengangguk lucu, Ella menarik tangan kanan Rio dan menyuruh nya tengkurap diatas karpet, lalu menduduki punggung Rio, tangan mungil nya mulai memijit kedua bahu Rio yang malah tertawa, Jennie dan Krystal ikut tertawa gemas dengan tingkah dua maknae itu.


Sore nya, Irene melewati kamar Rio yang terbuka pintu nya, dia mengintip ke dalam dan mendapati Rio sedang senyum-senyum sendiri, dia kemudian memanggil Seo untuk ikut mengintip Rio yang sedang senyum-senyum tak jelas.

Bruk

Irene menjatuhkan tubuhnya di belakang Rio dan merebut ponsel dongsaeng nya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Seo curiga.

"Tampan sekali" seru Irene yang mulut nya langsung di bekap dengan tangan kanan Rio.

"Nanti papa dengar" bisik Rio, Irene mengangguk merasa bersalah.

"Dia kekasih mu?" Tanya Seo antusias, Rio menggeleng.

"Tapi kamu menyukai nya?" Tebak Irene.

Blush

Wajah Rio langsung merona, dia mengangguk kemudian menutup wajahnya dengan bantal, karena malu pada unnie nya.

Seo dan Irene yang gemas dengan Rio pun tak tahan untuk mengigitnya

"Aaaaa. . ." Suara teriakan Rio mengundang rasa penasaran Jennie dan Krystal yang kemudian menyusul ke kamar nya.

"Hey, ada apa ini?" Jennie penasaran, Seo kemudian menceritakan dan menunjukan photo Taehyung pada Jennie dan Krystal.

"Sudah besar kamu sekarang ya" Jennie mengacak rambut dongsaeng nya yang semakin malu pada unnie-unnie nya.

"Tetap lah seperti ini, meski usiamu bertambah sekarang" Krystal menciumi kepala Rio.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki Seung-hyun terdengar menuju ke kamar Rio, Krystal dan Jennie menoleh pada sang papa.

"Rio, malam ini kamu tidak perlu keluar, biar Bambam yang mengambil alih" ujar Seung-hyun

"Rumah kita akan ada acara, segera lah bersiap, setelah itu temui papa di ruang kerja" lanjut Seung-hyun.

"Ne papa" patuh Rio.

"Rio mandi dulu ne" pamit nya pada para saudara nya, Krystal Jennie saling adu tatap penasaran.

"Ini juga berlaku buat kalian Krys, Jenn, Seo, Irene" tutur Seung-hyun.

"Ne papa" jawab keempat putri Seung-hyun kompak.

Rio yang paling akhir memasuki ruang kerja papa nya, semua keluarga besar Choi, kecuali para cucu nya, sudah lengkap berkumpul.

Seung-hyun berdiri di depan meja kerja nya, dimana di hadapan nya sekarang semua anak dan menantu serta istri nya juga berdiri menanti apa yang akan diberitahukan oleh kepala keluarga mereka, Rio berdiri lurus tepat di seberang sang papa dengan kemeja hitam nya, visual nya begitu nyaris sempurna.

"Sekarang, umur mu bertambah satu tahun, dan di usia 23 tahun ini, papa ingin menjodohkan kamu dengan putri dari Taeyang daddy" ucapan Seung-hyun bagaikan petir yang menyambar di siang hari.

"Tapi papa. . . " Seo memberanikan diri untuk memotong ucapan sang papa.

"Siapa yang mengijinkan mu bicara?" Tanya Seung-hyun dingin, menatap tajam pada Seo yang nyalinya langsung menciut.

"SIAPA??!!" bentak nya murka, Seo dan yang lain terjengkit kaget.

"Ne papa, apa pun pilihan papa, Rio percaya itu untuk kebaikan Rio" ujar Rio demi meredakan emosi sang papa, yang akhir nya luluh mendengar penuturan putra kebanggan nya.

Semua menatap sendu ke arah Rio, termasuk Seo yang sudah menangis, Rio mengangguk pada noona tertua nya itu untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Bagus, papa senang mendengar nya, bersiaplah, sebentar lagi mereka datang" Seung-hyun keluar begitu saja.

"Rio" seluruh unnie nya langsung berhamburan memeluk maknae Choi, karena mereka tahu, Rio sudah terlalu banyak berkorban

"Tidak apa-apa noona, semua akan baik-baik saja, aku pastikan itu" hibur Rio membalas pelukan noona nya yang mengerumuni nya.

"Tapi kamu sudah banyak berkorban Rio" sesal Irene

"Tak mengapa, ini sebanding dengan kalian" jawab Rio.

"Ayo kita ke ruang tamu, papa sudah menunggu" ajak nya, para hyung menepuk sayang kepala Rio, mereka mengerti kenapa Rio rela melakukan ini.

#TBC

Its AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang