Bugh
Bugh
Bugh!!
Lelaki yang mendobrak pintu itu membogem habis-habisan Kevin dan kedua temannya. Emosinya benar-benar tersulut untuk membunuh manusia biadab didepannya ini. Ah sial sekali, lelaki tersebut tidak bisa bermain pisau diarea ini. Coba saja kalau di areanya? Manusia didepannya ini sudah tinggal nama saja.
Sebenarnya lelaki itu tidak suka bermain kasar, dia lebih suka bermain lembut secara perlahan. Pelan-pelan tapi pasti, itu bagus bukan? Tetapi melihat kondisi Keira yang hampir saja dilecehkan, membuat dia benar-benar naik pitam. Hah, setelah ini dia akan memusnahkan Kevin dan antek-anteknya.
"Am-ampun Gil!" Ucap Kevin terbata-bata, kondisinya sangat memprihatikan, baju koyak, bibir berdarah dan muka lebam-lebam.
"Anjing! Mau mati lo pada!" Bentak Regil.
Lelaki yang mendobrak pintu toilet itu adalah Regil. Dia tau kalau Keira disekap ditoilet pria oleh Kevin dan antek-anteknya. Bagaimana Regil tau? See, dia selalu mengawasi Keira.
"Gil ampun gil, gue be-belom mau mati!" Lirih Arka kesakitan dengan luka lebamnya.
"Sialan lo pada!" Bentak Regil lagi.
Keira tak kuasa melihat Kevin, Rangga, dan Arka bonyok ditangan Regil. Sedangkan Regil? Dia tidak apa-apa, lecet sedikitpun tidak. Kenapa bisa begitu? Jawabannya Regil sudah terlatih.
"Kak! Hiks, stop kak!" Tangis Keira memegang tangan Regil.
Regil merasa ada gelenyar aneh pada tubuhnya. Seperti ada sengatan mengenai dadanya, namun bukan sengatan mematikan tapi sengatan yang membuat hati tenang, maybe?
"Kak, udah biarin aja!" Ucap Keira membuat Regil menghentikan aksinya. Sejenak dia melihat penampilan Keira, dia berjalan mendekat kearah Keira membuat Keira jantungan setengah mati.
"Ke-kenapa kak?" Tanya Keira gugup, bukannya menjawab Regil semakin mendekat dan mengancingkan satu kancing baju Keira yang dilepas oleh Kevin.
Lantas saja Keira tersipu malu. Sangat memalukan dia mengira Regil akan berbuat macam-macam kepadanya, padahal yang membantunya Regil, benar bukan?
"Gue akan balas secepatnya" bisik Regil ditelinga Kevin, Kevin yang mendengarnya bergidik ngeri sebab bisikan Regil itu sangat mematikan.
Regil menggenggam tangan Keira dan membawanya kearah parkiran tempat motor Regil diparkiran.
"Naik!" Seru Regil
"Tap-tapi kak" Ucap Keira gelagapan.
"Naik!" Bentak Regil meninggikan suaranya.
Keira gelagapan sendiri, langsung saja dia menaiki motor sport berwana hitam milik Regil.
"Pegangan!" Ujar Regil.
Keira ragu dengan ucapan Regil, yang benar saja dia harus memeluk kakak kelasnya ini?. Tiba-tiba Regil menghidupkan motornya dan melaju kencang. Sontak Keira memeluk tubuh tegap Regil dengan Kuat.
"Pe-pelan-pelan kak" Ucap Keira lirih.
Keira sangat takut ketika menaiki transportasi apapun itu yang melaju kencang. Keira sangat benci itu, karena mobi yang ugal-ugalan ditengah jalan, membuat dia kehilangan sosok pahlawan dihidupnya. Membuat dirinya tidak bisa melihatnya lagi dan membuatnya tidak bisa merasakan kehangatan keluarganya yang utuh.
Ya, ayahnya meninggal karena kecelakaan yang disebabkan oleh sebuah mobil ugal-ugalan yang menabrak mobil sang ayah.
Kilasan masa lalu tercetak diotaknya, dimana ayahnya bermain dengannya, mengantarkannya sekolah, selalu memanjakannya dan menemaninya tidur untuk membacakan dongeng. the hero is super daddy.
Keringat bercucuran dipelipis Keira, napasnya memburu dan tangannya lebih erat memeluk Regil. Regil tidak melihat ekspresi takut Keira karena dia sedang menyetir menghadap ke depan, dan dia malah menambah laju motornya.
Hingga beberapa saat, akhirnya Regil memberhentikan motornya didepan apartemen mewah. Regil heran dengan gadis dibelakang nya ini, sudah berhenti kenapa tidak turun? Akhirnya Regil duluan turun, dan betapa paniknya dia melihat Keira pucat dengan mata tertutup dan tangan bergetar hebat.
"Hei!" Ucap Regil menepuk-nepuk pipi Keira namun Keira tak kunjung membuka matanya.
"Kenapa?" Tanya Regil khawatir, sangat.
"Ay..ayah" lirih Keira dengan suara tercekat. Regil merasa tak beres dan akhirnya dia mengetahui kenapa Keira seperti ini. Pasti karena dia kebut-kebutan di jalan raya tadi. Regil memang sempat merasakan pelukan Keira bertambah kuat ketika dia menambah laju motornya.
Dengan sigap Regil menggendong Keira dan memeluknya. Membawa kepala Keira kedalam dada bidangnya.
"Maafkan aku, tenang disini aman!" Ucap Regil benar-benar merasa bersalah. Entah lah rasanya seperti mau mati saja melihat Keira seperti ini.
Regil membawa Keira menuju apartemennya, disepanjang jalan menuju apartemen, Regil tak henti-hentinya meminta maaf kepada Keira sambil mengecup pucuk kepala Sang Gadis.
Regil sudah dapat menafsirkan apa yang terjadi dengan Keira. Regil tau dari salah satu informannya, kalau ayah Keira meninggal kecelakaan. Dan sudah pasti Keira takut dengan motor ataupun mobil yang ugal-ugalan dijalan.
Sesampainya di apartemen, Regil meletakkan tubuh Keira kekasurnya. Wajah cantik itu sudah tertidur, Regil maklum karena Keira pasti lelah akibat menahan ketakutannya tadi.
"Ah, maafkan aku! Maafkan aku!" Ucap Regil seperti orang gila.
********
Next➡️
Maaf ya semalam aku gak update, soalnya aku sibuk banget. Acara padet:(
Pendek gapapa ya guys..
Aku harap kalian suka:)
Vote, comment and share ya my baby blues:):)
Tataaaaaaaahhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M REGIL'S
Teen FictionJangan mau dibodohi oleh sebuah kehidupan, karena kehidupan semuanya dijalani dengan drama-drama yang luar biasa. Bagaimana jika kehidupan ini terlihat indah namun dibelakang hanyalah kesengsaraan? Namun bagaimana hidup ini dapat berubah? Masih mau...