3

4K 407 16
                                    

"I can't close my mouth, It's just amazing. How could one look from you hold onto me, I can't go anywhere."

Say Wow by Day6

***

Besar keinginan Kaneisha untuk kabur dari kelas terakhir, apalagi setelah kejadian di kantin tadi. Sialnya, Kaneisha tidak cukup berani untuk membolos, mengingat tidak ada satu orang pun yang bisa ia minta untuk mengisikan absennya jika ia tak masuk. 

Kaneisha memandang ruang kelasnya sesaat, peri keberuntungan rupanya sedang main-main dengannya hari ini. Tidak biasanya ia kesulitan mendapatkan tempat duduk. Memang masih ada bangku kosong yang tersisa, namun bangku tersebut berada di barisan yang sama dengan Rafael dan gengnya. Andai saja posisinya saat ini sama seperti beberapa hari lalu, saat Rafael dan gengnya tidak memedulikan kehadirannya, Kaneisha pasti akan cuek dan mengambil tempat duduk tersebut.

"Kamu kenapa gak duduk?" tanya dosen yang tiba-tiba muncul di belakang Kaneisha. 

Gadis itu terperanjat kaget, lalu sedikit membungkuk ke arah dosennya, sebagai permintaan maaf. Kemudian ia buru-buru mengambil tempat di samping Rafael. Adinata dan Johnny yang duduk di sisi lain Rafael sempat melemparkan senyum ke arahnya, yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Kaneisha. 

"Ah, pulpen gue mana, ya?" gumam Rafael. Ia terlihat sibuk memeriksa isi ranselnya. "Doy, John, ada pulpen lebih gak? Pulpen gue hilang lagi." Adinata dan Johnny hanya menggeleng dan menunjukkan satu-satunya pulpen yang mereka miliki. Kaneisha yang saat itu sedang membuka kotak pensilnya mau tidak mau mengeluarkan salah satu pulpen dan memberikannya pada Rafael.

"Eh, thanks." Tanpa berpikir dua kali Rafael langsung mengambilnya dari tangan Kaneisha. "Gue pinjam dulu ya, Kaneisha."

"Iya, pakai aja." 

Tak ada percakapan lagi di antara mereka, baik Adinata, Johnny dan Rafael semuanya memperhatikan dosen dengan saksama. Mereka tak memiliki pilihan, mengingat jika ada yang berani bersuara atau mengobrol— tapi bukan untuk bertanya atau berdiskusi dengan dosen, mereka sekelas harus siap menerima konsekuensi, yaitu kuis dadakan. 

Kaneisha mencoba bersikap senormal mungkin saat duduk di samping Rafael. Sudah lama Kaneisha tidak melihat Rafael dengan jarak sedekat ini. Cowok ini satu ini terlihat serius menyimak dosen yang sedang menjelaskan materi, masih sama seperti saat ospek dulu. 

Saat peserta ospek lain hanya berpura-pura mendengarkan materi yang diberikan kakak panitia dan dosen, Rafael akan benar-benar menyimak, bahkan sampai mencatat apa yang sedang disampaika. Ia juga tak takut untuk bertanya. Tak heran jika dulu Kaneisha sempat menyangka Rafael akan bergabung ke dalam himpunan mahasiswa atau mungkin BEM. Ternyata dugaan Kaneisha salah, Rafael hanya berakhir menjadi 'mahasiswa kupu-kupu', sama seperti dirinya.

Justru Adinata yang dulu sering terlambat dan membuat kesalahan saat ospek lah yang malah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan BEM Fakultas. Kaneisha mungkin tidak akan tahu menahu tentang Adinata, jika cowok tersebut tidak dihukum terus-terusan oleh kakak panitia. 

Bahkan dulu Kaneisha sempat kesal dengan Adinata. Karena ulahnya, satu angkatan komunikasi malah menerima hukuman. Jika dahulu Adinata dikenal sebagai mahasiswa baru yang ceroboh dan tidak disiplin, kini Adinata malah dikenal sebagai anak organisasi pujaan mahasiswa baru.

Berbeda dengan Adinata yang dikenal lewat organisasi, Johnny dikenal sebagai social butterfly di antara ketiga temannya. Dari apa yang Kaneisha dengar, teman Johnny hampir ada di setiap fakultas dan jurusan, salah satu alasannya karena pekerjaan Johnny sebagai DJ. Johnny sebenarnya pernah berada di satu kelompok yang sama dengan Kaneisha saat semester awal dulu, tetapi sepertinya cowok tersebut sama sekali tidak mengingat Kaneisha.

Sweet Chaos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang