6

3.3K 383 54
                                    

"I don't want you, I shouldn't be like this."

121U by Day6

***

Setelah menyelesaikan urusannya di toilet kamar Raka, Rafael langsung berjalan ke arah ruang tamu sambil bersenandung menyanyikan lagu dari salah satu band kesukaannya. Rafael sempat berpikir kalau ia terlalu jahat meninggalkan Kaneisha di ruang tamu, bersama Raka— orang yang mungkin masih asing bagi gadis itu.

Namun, rasa bersalah Rafael mendadak hilang saat ia melihat bagaimana bibir Kaneisha dan Raka bertemu. Rafael bisa melihat jelas bagaimana Kaneisha terlihat kesulitan menyesuaikan tingginya dan Raka, sampai-sampai gadis itu harus memegang leher Raka untuk sebagai tumpuan.

Rafael menghela napasnya berat. Ia meninggalkan dua orang ini kurang dari sepuluh menit dan saat kembali ia malah melihat mereka beradu bibir satu sama lain. Rafael bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika ia meninggalkan dua orang ini dalam waktu yang lebih lama.

"Ini nafsu kalian berdua gak ada yang bisa ditahan dulu?" Rafael memutuskan untuk mengganggu momen dua insan yang sedang dirundung nafsu. Kaneisha dan Raka terlihat menarik diri mereka masing-masing dan menunduk, menghindari tatapan Rafael yang kini memperhatikan mereka berdua secara bergantian.

"Wah, gila, wow," kata Rafael, terdengar antusias. "Bener ternyata dugaan gue! Wow." Rafael menunjukkan jempolnya, lalu bertepuk tangan dengan pelan sambil melihat keduanya dengan kagum. Rafael merasa senang karena kepekannya terhadap perasaan wanita masih bekerja dengan baik, sementara Raka kini menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

El beneran gak ada otaknya ternyata, batin Raka.

"Ikut gue!" Raka tiba-tiba menarik tangan Kaneisha hingga bangkit dari tempat duduknya.

"Mau ke mana?" tanya Rafael.

"Lo." Raka menunjuk Rafael sambil mengatur napasnya. "Tunggu di sini. Jangan ke mana-mana."

Rafael hanya mengangguk bingung, ia membiarkan Raka membawa Kaneisha keluar dari unit apartemen. Jujur saja, Rafael sebenarnya ingin menegur Raka karena Kaneisha terlihat kesulitan menyamakan langkahnya dengan Raka, tetapi Rafael lebih memilih tidak ikut campur kali ini.

Kaneisha berusaha melepaskan pegangan Raka yang ada di tangannya, meskipun Kaneisha tahu usahanya akan berakhir sia-sia. Mereka berhenti tepat di depan lift yang terletak tak jauh dari unit. Tanpa sadar, Raka menghempaskan tangan Kaneisha dengan kasar. Kaneisha langsung mengelus pergelangan tangannya yang akhirnya dibebaskan Raka.

Raka tidak berbicara, sementara Kaneisha tahu lelaki tersebut sedang menagih penjelasannya sekarang. Kaneisha tidak punya cukup keberanian untuk menatap lelaki yang ada di hadapannya saat ini.

Kaneisha sadar betul, kata maafnya bahkan tidak akan memiliki arti apa-apa di mata Raka nanti. Melihat Kaneisha tidak bereaksi apa-apa, ibu jari Raka menyentuh dagu Kaneisha, membuat gadis itu mendongkak dan menatap matanya.

"Apa sih yang lo pikirin?!" Raka menahan dirinya agar tidak membentak Kaneisha dengan keras. Selain tak ingin mengundang perhatian orang yang mungkin akan lewat nanti, ia juga mendadak tak tega saat melihat Kaneisha terlihat ketakutan di hadapannya. Kaneisha terlihat benar-benar kecil di depannya.

"Kamu bilang aku harus berusaha buat nutupin perasaan aku ke El."

"Ya, tapi gak perlu melibatkan gue!" Ingin sekali Raka berteriak untuk melampiaskan kemarahannya pada Kaneisha. "Lo sadar gak sih yang lo lakukan tadi salah? Coba posisikan diri lo di sana, Kaneisha! Mungkin lo udah nampar gue dan bilang gue bajingan kalau tadi gue yang cium bibir lo duluan!"

Sweet Chaos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang