7

3.2K 376 29
                                    

"The world that I've been living in because of you, it's been reversed and overturned. Right is left, left is right."

Sweet Chaos by Day6

***

Menyibukkan diri dengan pekerjaan adalah cara terbaik Raka untuk kabur dari kekacauan yang terjadi kemarin. Pikirannya akan merasa lebih lelah jika ia harus mengingat-ingat tentang Kaneisha. Maka dari itu, Raka tidak menolak saat Yudda memberikan pekerjaan lebih untuknya. Raka lebih memilih untuk pusing karena pekerjaan daripada memusingkan urusan gadis itu.

Raka masih tidak percaya bahwa saat ini statusnya tidak sepenuhnya lajang, akan ada waktu tertentu di mana ia menjadi 'pacar' orang. Jika biasanya Raka berdoa waktu dapat berjalan lebih lambat agar ia bisa menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas kuliahnya dengan lebih maksimal, kali ini Raka berdoa waktu berjalan dua kali lebih cepat, agar ia bisa cepat-cepat 'putus' dengan Kaneisha.

"Raka, makan siang bareng, yuk?" tanya Zara. Perempuan satu ini berusia empat tahun lebih tua dari Raka, salah satu senior Raka di kantor. Raka cukup sering menghabiskan waktunya bersama Zara, salah satu alasannya karena obrolan mereka cukup nyambung satu sama lain.

"Bentar ya, Zar. Gue mau print kerjaan dulu terus dikasihin ke Bang Yudda. Baru nanti kita berangkat."

Raka terlihat berdiri dari kursinya dan mendekati mesin cetak yang ada di ujung ruangan kantornya. Raka tak perlu repot-repot memindahkan file mengingat mesin cetak di kantornya memiliki fitur Wi-Fi Direct. Raka kembali memeriksa lembaran kertas-kertas yang memperlihatkan hasil kerjanya, begitu memastikan semua sudah sesuai kehendaknya, lelaki tersebut langsung mendatangi Yudda.

"Bang, ini yang lo kasih barusan, udah selesai," ucap Raka. Yudda menerima tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer, lalu tangannya memberikan gerakan mengusir pada Raka. "Periksa dulu kali, kali aja ada yang kurang srek sama selera lo." Yudda menurut dan melihat hasil kerja Raka sekilas.

"Bagus-bagus," Yudda menengandah untuk menatap Raka yang saat ini berdiri.

"Sini kepala lo." Raka mengangkat alisnya karena bingung, tetapi tetap menuruti perintah Yudda. Yudda kemudian menepuk puncak kepala Raka sebanyak dua kali. "Anak pintar." Yudda memuji, puas dengan hasil kerja Raka.

"Mau makan bareng gak, Bang? Sama Zara sekalian," tawar Raka, Yudda menggeleng.

"Males ah, nanti Zara protes ke gue karena gue tiba-tiba gangguin kencan kalian." Yudda beralasan, Raka hanya sedikit terkekeh. "Eh, ngomong-ngomong soal wawancara kemarin. Jadi?" Ah, baru saja Raka mulai lupa tentang hari kemarin, Yudda malah mengingatkannya.

"Iya, jadi. Di apartemen gue wawancaranya. Gak ngerepotin, 'kan?" tanya Raka memastikan.

"Asal ada makanan sih gue santai." Yudda menjawab dengan tujuan bercanda.

"Mau apa? Sini bilang, biar gue siapin."

Zara berjalan menghampiri Raka lalu menggandeng lelaki tersebut tanpa ragu, "Sekarang yuk?" ajaknya, Raka hanya mengangguk lalu berpamitan kepada Yudda. Raka paham betul, jika Yudda berani melewatkan makan siangnya, berarti seniornya tersebut sedang berada dalam mode sibuk.

Kalau urusan makan siang bersama Zara, Raka tak pernah pusing untuk memikirkan tempat. Zara akan selalu memiliki rekomendasi tempat makan baru, yang dilakukan Raka hanyalah mengemudi dan menuruti arahan perempuan tersebut. Zara bukan satu-satunya perempuan di kantor yang sering keluar bersama Raka, meskipun bisa dibilang ialah yang paling sering.

Ada empat perempuan lain di kantor yang juga suka mendekati Raka. Sayangnya, mereka tak bisa leluasa mendekati Raka mengingat posisi mereka di kantor tidak lebih tinggi dari Zara. Di mata Raka sendiri, semua perempuan di kantornya sama, Raka hanya menganggap mereka sebagai teman sekantor. Tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini juga berlaku untuk semua teman perempuan Raka, baik di lingkungan kampus atau lingkungan lainnya.

Sweet Chaos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang