8

2.9K 374 35
                                    

"I don't know what to do, I was slow down in this moment."

Somehow by Day6

***

Kelas pagi selalu menjadi musuh utama mahasiswa/i di kelas Kaneisha. Biasanya mereka mulai berdatangan sekitar lima sampai sepuluh menit sebelum kelas dimulai. Bahkan terkadang ada saja teman sekelas Kaneisha yang berani datang setelah dosen mulai mengajar.

Kaneisha selalu menjadi yang pertama datang jika kebagian kelas pagi. Alasan sederhananya karena jarak rumahnya dan kampus cukup jauh, sehingga Kaneisha lebih memilih untuk datang lebih pagi daripada terlambat karena terjebak macet.

Wajar jika Kaneisha terkejut saat mendapati Rafael duduk sendirian di kelas sambil memainkan laptopnya. Cowok satu itu memang tidak pernah datang terlambat, tapi Kaneisha belum pernah melihatnya datang sepagi ini. Kaneisha memegang dada sambil menetralisirkan napasnya yang sempat berpacu lebih cepat karena kaget.

"Ha ha, kenapa? Kaget?" Rafael terkekeh sembari mengalihkan tatapannya pada Kaneisha.

"Iya, biasanya jam segini belum ada orang." Kaneisha menjawab. Kaneisha mendadak bingung harus duduk di mana padahal hampir semua kursi kosong.

"Iya nih, gue ngerjain tugas kelompok kita. Deadline gue sih selesai besok malam, biar gak kepikiran lagi." Rafael menjelaskan.

"Keren. Semangat, El!" ucap Kaneisha sambil mengangkat kepalan tangannya. "Kalau perlu bantuan, bilang aja."

Kaneisha memutuskan untuk mengambil tempat di barisan paling depan, sementara Rafael sendiri kini duduk di barisan keempat. Kaneisha mengeluarkan kotak bekal yang hanya ia bawa saat mendapatkan kelas pagi.

"El, mau gak?" tanya Kaneisha sambil menunjukkan sandwich yang ia buat sendiri. Rafael yang mendengar tawaran tersebut bangkit dari tempat duduknya.

"Boleh-boleh, kebetulan gue masih lapar tadi sarapan dikit doang." Rafael mengambil satu potong sandwich yang ditawarkan Kaneisha, lalu melahapnya.

"Enak gak?" tanya Kaneisha. Sebenarnya Kaneisha ragu menawarkan sandwich-nya pada Rafael, mengingat Jevan—kakak laki-lakinya— tidak menyukai sandwich buatan Kaneisha, karena menurutnya selai stroberi yang ada dalam sandwich terasa aneh dan tidak nyambung.

"Gue baru ngerasain sandwich yang begini, enak kok." Rafael berkomentar. Sandwich tersebut terasa asing baginya, tetapi enak.

Kaneisha mencoba menyembunyikan senyumannya. Ia sama sekali tak berpikir bahwa Rafael akan suka dengan sandwich buatanya. Kaneisha pikir, reaksi yang akan diberikan Rafael akan sama dengan yang pernah Jevan tunjukkan saat pertama kali memakan sandwich tersebut.

Terlebih Kaneisha tahu bahwa sebelumnya pernah ada teman sekelasnya yang ketahuan menyukai Rafael dan mencoba untuk memberikan makanan pada Rafael, namun ditolak dengan halus oleh lelaki tersebut. Kaneisha memang tidak tahu sedalam apa rasa sakit yang dirasakan Rafael saat lelaki tersebut tahu bahwa kekasihnya berkhianat, tapi Kaneisha yakin rasa sayang Rafael ke gadis tersebut sangat besar, mengingat sampai sekarang Rafael sepertinya masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya.

Kaneisha penasaran, apa yang kurang dari Rafael? Sampai-sampai mantannya itu bisa meninggalkan Rafael begitu saja. Rafael terlahir dari keluarga yang berkecukupan, dia juga tampan dan pintar, selain itu Rafael juga sebenarnya orang yang baik dan ramah. Gadis itu pasti buta karena telah menyia-nyiakan Rafael.

Lamunan Kaneisha terpecah saat pintu kelasnya terbuka dan menampakkan sosok Raka di depan pintu kelasnya. Raka melihat Kaneisha dan Rafael secara bergantian, lalu berjalan menghampiri dua orang itu. Kemudian Raka mengeluarkan makalah yang sudah berjilid dari dalam ranselnya dan memberikan pada Rafael.

Sweet Chaos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang