15

2.8K 365 19
                                    

"Oh, she's a pandora. Her love's box a of pandora. It turns out you are a bad girl."

Pandora by Day6

***

Raka sebenarnya berniat membawa Kaneisha ke tempat makan favoritnya, tetapi Kaneisha mengusulkan untuk membeli makanan di luar saja dan menikmatinya di apartemen Raka. Lelaki jangkung itu tidak protes. Pikir Raka, mungkin Kaneisha memerlukan ruang privasi untuk mencerita apa pun yang ada di kepalanya saat ini. Raka memutuskan untuk membeli berbagai jenis sea food dengan baluran saos padang, untuk menemani malamnya dan Kaneisha.

"Lo mau wine nggak?" tanya Raka sambil mengeluarkan salah satu botol wine yang isinya hanya tersisa setengah.

"Boleh," jawab Kaneisha. Raka mengambil sebuah gelas dan  menuangkan wine tersebut ke gelas Kaneisha. "Kamu enggak?" tanya Kaneisha begitu menyadari Raka hanya mengambil air mineral botol dari dalam kulkasnya.

"Kan gue harus nganterin lo pulang. Gue gak bakal mabuk sih, wine doang, tapi tetap aja. Safety." Raka mengambil tempat di seberang Kaneisha. "Makan dulu deh, baru cerita." Raka mengusulkan sambil mengambil kerang hijau yang paling dekat dengannya.

Berbeda dengan Raka yang saat ini asik menikmati makan malamnya, Kaneisha justru mencoba menenangkan dirinya, dengan perlahan-lahan meneguk wine yang Raka berikan. Entah sugesti atau memang efek menenangkan terkandung dalam wine yang ia teguk, Kaneisha dengan cepat menghabiskan segelas wine-nya, lalu meraih botol yang Raka letakkan di meja. Kaneisha menatap Raka sebelum mengisi ulang gelasnya, meminta izin. Raka hanya sedikit mengangguk, mempersilakan.

"Apa pun yang aku omongin ke kamu, hanya akan berakhir di kamu. Kamu gak boleh kasih tahu orang lain. Oke?" Kaneisha memandang Raka dengan serius, membuat Raka semakin penasaran saja dengan cerita Kaneisha nanti.

Raka bangkit dari tempat duduknya, meminta Kaneisha menunggu dengan bahasa tubuhnya. Raka mencuci kedua tangannya lalu merapikan makanannya yang ada di meja, meskipun ia belum sepenuhnya kenyang, rasanya tak enak juga jika hanya dirinya yang makan. Andai ia tak berkewajiban untuk mengantarkan Kaneisha pulang, mungkin Raka sudah ikut minum sekarang, sudah lama rasanya ia tak minum-minum santai bersama orang lain.

"Cowok yang kamu pikir 'pacarku' waktu itu," Kaneisha mulai membuka suara, sementara Raka menyimak. "Dan cowok yang Johnny lihat kemarin, mereka orang yang berbeda."

Jujur saja, Rakaa sebenarnya agak lupa bagaimana rupa pria yang ia temui dengan Kaneisha waktu itu. Pria yang fotonya Johnny kirimkan kemarin malam pun tidak terlalu jelas, mengingat diambil dari jarak yang cukup jauh.

"Mereka bayar aku buat nemenin mereka. Itu kerjaan aku."

Suasana apartemen Raka menjadi lebih hening saat Kaneisha mengakhiri kalimatnya. Kaneisha menunggu reaksi dari Raka, sementara Raka sendiri tak terlihat memberikan reaksi apa-apa. Raka masih berusaha mencerna kalimat Kaneisha barusan, tak pernah terpikir di otaknya bahwa Kaneisha akan mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya. Sulit bagi Raka untuk tidak berpikiran negatif saat mendengar bahwa Kaneisha menyebut itu sebagai pekerjaan.

"Lo jual diri?" Raka tak bermaksud membuat Kaneisha terkejut dengan pertanyaannya, tapi itulah yang terjadi. Raka bahkan ingin sekali menampar dirinya sendiri karena telah mengajukan pertanyaan sekasar itu.

"Bukan yang seekstrim itu, Raka," sanggah Kaneisha. Pekerjaannya memang kotor, tetapi ia sedikit kurang suka dengan pemilihan kata yang digunakan Raka. "Aku cuman nemenin dan pura-pura jadi pasangan mereka, cuman itu. Tapi mereka berhak buat kontak fisik ke aku, dengan seizinku, tapi ada batasannya." Raka mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, rasanya sulit sekali untuk memandang Kaneisha saat ini.

Sweet Chaos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang