⚠️ WARNING ⚠️
Ini beneran M-rated ya!Kalau gak suka dengan kisah M-rated maknae line boleh di skip dulu ya, jangan nanti malah main report :")
.
.
.
.
.
.
.Memulai sesuatu yang baru memang tak pernah mudah. Jadi mahasiswa baru juga tak mudah. Disinilah aku saat ini, sedang di-ospek. Seharian kami seangkatan hanya disuruh mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tidak penting di bawah matahari.
Aku memang paling tidak suka dengan kegiatan macam ini. Bisa dibilang tidak suka dengan senioritas. Tapi apa daya, aku juga perlu untuk bertahan di kampus ini.
Sore ini giliran kelompokku yang membersihkan. Semua peralatan yang kami gunakan selama ospek harus dikembalikan ke gudang.
Dan disinilah aku, di gudang, merapihkan barang-barang kembali pada tempatnya. Kenapa aku? Yang notabene adalah perempuan? Karena barang-barang yang perlu disimpan kembali ke gudang hanyalah barang-barang kecil.
Niatku ingin segera menyelesaikan semuanya dan pulang lalu mandi. Kemudian segera merebahkan diriku di kasur. Ah, membayangkannya malah membuatku ingin segera pulang.
Ceklek...
Aku refleks berbalik ke arah pintu setelah mendengar pintu gudang baru saja dikunci. Kukira aku dikunci dari luar, ternyata seseorang baru saja menguncinya dari dalam.
"Kak Minhee...", ucapku sedikit terkejut ketika melihat Kang Minhee-lah yang mengunci pintu gudang.
Ia adalah seniorku, yang juga memberikan ospek pada angkatan kami. Apa yang dilakukannya? Tiba-tiba mengunci pintu gudang dari dalam?
Belum sempat aku bertanya, ia sudah melangkah mendekat padaku. Aku takut? Tentu saja tidak. Meskipun memang sekarang ia terlihat sangat marah.
Ia mendekat lalu menyudutkanku hingga aku bersandar pada meja bekas yang ada disana. Matanya menatapku tajam. Tentu saja aku juga membalasnya.
"Lihat tatapanmu sekarang. Berani sekali.", ucapnya sarkas?
"Kenapa? Kak Minhee kan juga tahu aku memang orangnya seperti ini.", balasku sedikit menantang.
Ia tidak membalas perkataanku. Bibirnya malah melumat milikku, kasar. Ia menarik rahangku, membuka mulutku membiarkannya menelusuri rongga mulutku dengan lidahnya. Juga mentautkan lidahnya dengan lidahku.
Sesaat ia melepaskan ciumannya. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin. Aku tahu dari tatapannya, hari ini ia tidak akan bermain lembut.
Hari ini? Ah, iya kami sudah sering melakukannya. Iya, kami tinggal di apartemen yang sama. Aku pertama kali bertemu dengannya saat SMA saat pertama pindahan. Saat itulah semuanya dimulai.
"Kau tahu apa salahmu?", tanyanya masih menatapku. Jelas sekali kalau dia pasti hanya cemburu.
"Tidak. Aku tidak merasa melakukan sesuatu yang salah.", balasku.
"Hmm? Baiklah. Tapi bagaimana ya? Bagiku kau tetap saja melakukan kesalahan. Aku harus menghukummu.", ia tersenyum miring lalu mengeluarkan sebuah benda dari dalam kantongnya.
"Kak, kau tidak akan memasukannya sekarang kan?", tanyaku sedikit khawatir dengan benda kecil di tangannya saat ini.
"Oh, tentu saja. Aku akan memasukannya sekarang.", dengan kasar ia menurunkan celana trainingku, juga dalamanku, memperlihatkan lubangku yang sedikit basah.
"Kau basah hanya karena ciuman tadi? Dasar jalang.", ujarnya lagi langsung memasukkan benda itu ke dalam lobang vaginaku.
"Hngggh~ kak~", tanganku mencengkram bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Beyond My Imagination 🔞 - X1 / PDX 101 + You -
أدب الهواةmature content 🔞 sebuah cerita yang selamanya hanya dapat berada dalam angan saja... one shot two shot three or four or whatever shot bahasa bisa kasar or sweet sesuai dengan jalan cerita masing2 :) bxg