"Haaaa Vinh kumohoon~", racauku pada Yuvin.
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi padaku. Yang kuingat aku datang dengan teman-temanku ke club untuk acara ulang tahun temanku. Setelah itu aku hanya menyesap segelas jus jeruk. Aku tak kuat minum alkohol banyak-banyak. Tapi malah hal aneh terjadi pada tubuhku.
"Vinnhh~ nnnhh~", tanganku tak berhenti menyentuh daerah kewanitaanku yang sudah basah sedari tadi. Aku dan Yuvin sedang berdiri di salah satu koridor yang sepi dalam klub.
Aku tidak tahu lagi harus minta tolong ke siapa. Dia satu-satunya teman yang dekat denganku. Sangat dekat.
"Apa yang kau minum huh? Bukankah sudah kubilang jangan minum alkohol.", tanyanya sedikit marah padaku.
"Aku nnhh hanya minum jus jeruk.", jawabku.
Yuvin lalu membuka mulutku dan mencium aroma yang keluar.
"Shit. Kau diberi obat peransang.", ujarnya.
Aku tidak tahan, tanganku bertumpu pada dadanya, juga kepalaku sudah bersandar disana.
"Vinnh ini anehh tolong aku... gatalhh nnghh~", aku yakin wajahku sudah sangat merah. Kepalaku serasa melayang. Aku, butuh disentuh. Sekujur tubuhku benar-benar panas.
"Kau dibawa pengaruh obat.", ucapnya lagi.
"Vin kumohonnh, sentuh aku.", aku mengarahkan tangannya pada payudaraku. Aku ingin disentuh.
"Sial.", umpatnya lagi.
Ia lalu menarik tanganku, keluar dari club malam ini menuju motel yang ada tak jauh dari sana. Ia segera memesan kamar dan membawaku masuk ke dalam kamar.
Bukk...
Ia mendorongku kasar ke atas kasur.
"Vin panaash...", aku mulai membuka jaket kulit yang kukenakan juga sepatuku.
Aku mengangkang tepat di hadapan Yuvin. Tanganku tidak berhenti mengocok lobangku yang sudah sangat basah dan masih terbalut dalaman.
"Kau yang meminta. Jangan menyesalinya nanti.", Yuvin lalu mengurungku dibawahnya. Ia meraih bibirku rakus.
"Hmmphh nnmph~", tangannya menurunkan dressku setengah badanku. Ia lalu melepas braku dan mulai meremas payudaraku.
"Mpph~ hnngh~", bibirnya kini turun ke tulang selangkaku, mencium, menggigit, juga mengesapnya, meninggalkan tanda disana.
Hingga ia sampai pada payudaraku, dan bibirnya mulai menghisap rakus payudaraku.
"Annghh~ Yuviinnh~", racauku. Ini sangat nikmat. Hisapan Yuvin benar-benar nikmat. Aku meremat kepalanya, agar ia lebih dalam bermain dengan payudaraku.
"Call me daddy.", titahnya.
"Nghh dadhh~"
Setelah puas dengan payudaraku, Yuvin kembali menurunkan dress ku hingga kini tinggal celana dalamku saja yang masih menutupi daerah sensitifku dibawah sana.
Dengan kasar yuvin merobek celana dalamku, memperlihatkan lobangku yang sudah mengeluarkan cairan bening.
"You must be really horny right now huh? Want me to touch you here?"
Yuvin menggodaku. Ia menyentuh klitorisku pelan.
"Annhh daddyy~ touch me please~"
Aku dapat melihat seringai Yuvin di bawah sana. Ia mendekatkan wajahnya di antara selangkanganku. Kakiku kini berada di atas bahunya. Kemudian ia mulai menjilati daerah kewanitaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Beyond My Imagination 🔞 - X1 / PDX 101 + You -
Fanficmature content 🔞 sebuah cerita yang selamanya hanya dapat berada dalam angan saja... one shot two shot three or four or whatever shot bahasa bisa kasar or sweet sesuai dengan jalan cerita masing2 :) bxg