Aku lelah. Kegiatan di kampus tidak ada habisnya. Rasanya aku ingin segera tidur begitu sampai rumah.
"Kamu baru pulang? Gak liat udah jam berapa? Daritadi ditelponin juga gak diangket.", tanya kakakku. Oh, maksudku kakak tiri.
Sebenarnya aku anak tunggal. Tapi mamaku nikah lagi setelah cerai. Jadilah aku punya kakak laki-laki, tapi tidak benar-benar bisa dikatakan kakak laki-laki.
"Yah kan ada kegiatan kak.", balasku cuek.
"Kamu tuh cewek. Pulang udah hampir jam 10 malam gini. Jangan mentang-mentang mama sama papa lagi gak di rumah kamu seenaknya ya.", ucapnya seperti mengguruiku, padahal usia kami juga hanya beda 2 tahun.
"Apa sih? Gausah sok ngatur deh kak."
"Aku tuh kakak kamu."
"Kakak tiri. Jangan lupa kak Yunseong itu cuma kakak tiri aku.", balasku yang membuatnya terdiam.
Oke. Aku sadar aku sudah keterlaluan. Biasanya aku tidak seperti ini. Kurasa aku sangat lelah hingga berkata seperti ini.
"Maaf. Aku gak maksud.", ucapku.
"Udah, kamu pasti capek. Cepet mandi terus tidur.", habis ngomong gitu, kak Yunseong langsung balik ke kamarnya.
Aku menghela napasku.
"Salah ngomong lagi kan. Heran mulut gak bisa dijaga banget.", gumamku.
~
Habis mandi aku masuk kamar kak Yunseong. Sumpah aku beneran merasa bersalah banget. Oke emang kak Yunseong tuh kakak tiri aku, tapi selama ini dia selalu baik. Biasanya juga dia suka nanyain kalau aku pulang kemaleman, gak jarang emang aku ditegur. Dan emang hari ini jam malamku kelewat karena kegiatan kampus.
"Kak Yunseong...", aku melihat ia hanya duduk di atas kasurnya memainkan ponselnya.
"Hmm? Kenapa? Gak tidur?", tanyanya biasa. Seolah tidak terjadi apa-apa diantara kami.
Aku berjalan ke atas kasurnya dan duduk di sebelahnya.
"Kak, maafin. Tadi aku kelepasan.", ucapku tertunduk. Kak Yunseong malah tertawa kecil. Aku memandangnya yang juga kini sedang memandangku.
"Gapapa, aku tahu kamu lagi capek.", ia mengusak rambutku pelan.
"Aku yang minta maaf bentak kamu tadi. Aku cuma khawatir kamu gak ngangkat telpon.", ujarnya. Tuh, aku jadi makin rasa bersalah kan.
Kak Yunseong tuh terlalu baik. Baik banget. Aku udah 10 tahun tinggal sama dia. Udah dari kecil emang bareng dia. Dan emang dia selalu jagain aku.
"Kak, aku yang salah. Aku salah gak ngangkat telpon. Aku salah udah ngomong kelewatan ke kakak.", ucapku.
"Kamu gak salah. Wajar kalau kamu ngomong gitu tadi. Kamu lagi capek banget kan."
"Kak..."
"Udah, udah... kamu tidur gih. Tuh kantong mata kamu jelas banget.", ujarnya. Aku hanya memanyunkan bibirku.
"Jangan manyun gitu.", ia mencubit pipiku pelan.
"Aku tidur bareng kak Yunseong kalau gitu.", ucapku lagi.
"K-kenapa tiba-tiba?"
"Gak boleh? Dulu kan kita udah sering tidur bareng.", ujarku.
"Yah, itu kan dulu. Sekarang kan kita udah punya kamar masing-masing."
"Gak mau. Aku mau tidur bareng kak Yunseong, pokoknya.", aku ngotot padanya. Aku langsung mengambil posisi berbaring dan menutup badanku dengan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Beyond My Imagination 🔞 - X1 / PDX 101 + You -
أدب الهواةmature content 🔞 sebuah cerita yang selamanya hanya dapat berada dalam angan saja... one shot two shot three or four or whatever shot bahasa bisa kasar or sweet sesuai dengan jalan cerita masing2 :) bxg