7 » Ampera 2 Tak Cikini

71 2 1
                                    

I saw you looking brand new overnight

I caught you looking too but you didn't look twice

You look happy

I know you've been holding on to someone else

I ain't happy

I ain't too happy

5SOS ft. Julia Michaes – Lie to Me

"Udah pernah makan disini gak?" tanya Devan sesaat setelah ia menutup pintu mobilnya dan berjalan menuju rumah makan pilihannya itu, yang berjarak tidak lebih dari 3 km dari Monas. Tangan Devan merangkul Ara santai.

"Belum, gue main di Jaksel doang. You know, clubs and so on," ujar Ara jujur. "I mean, my friends aren't really into this so."

Devan mengangguk mengerti. "Tar lo balik gimana btw?"

"Tanggung jawab woi anjing," cerocos Ara. "Lo udah nyulik gue masa ga mau balikkin gue ke kost?"

Setelah itu percakapan mereka terputus karena telah memasuki rumah makan – yang kata Devan buka 24 jam dan kali ini dia benar – lalu Devan sibuk memilih lauk yang telah disuguhkan di atas sebuah meja panjang.

Ara melihat ke sekitar, makanannya lumayan dan konsepnya adalah prasmanan. Well, at least masih ada yang bisa dimakan oleh Ara. Ia pun mengambil nasi seadanya dengan lauk ayam satu potong dan meminta untuk digoreng lagi.

Mereka duduk bersampingan setelah itu.

"Porsi makan lo sama adek gue yang umurnya 7 tahun lebih banyak dia sumpah," komentar Devan sambil menggelengkan kepalanya. "Ini lo lagi diet apa gimana?"

"Gak diet samsek anjir, emang porsi makan gue segini."

"Gue rugi banget banget banget bawa lo kesini. Tuh nasi sebanyak itu cuma diambil sedikit banget, astaga, Ara. Lo kayak Barbie idup sumpah."

"Thanks, gue tau gue emang secantik Barbie."

Devan menoyor kepala Ara pelan.

"Sakit goblok!"

"Lemah," komentar Devan. "Tau gak? Kalau Barbie tuh gak punya otak."

"Trus lo ngatain gue gak punya otak gitu?"

"Emang gak punya otak."

Ara cemberut. "Tega."

"Tau gak kenapa?"

Ara yang sedang asik makan pun sekarang mengalihkan atensinya pada Devan. Sebelah alisnya naik. "Kenapa?"

"Bisa-bisanya lo nerima lagi cowok yang udah jelas-jelas nyakitin lo. Otak lo kemana sih?"

Deg. Ara tidak menyangka pernyataan yang keluar dari mulut Devan, yang seharusnya mungkin hanyalah sebatas candaan saja bisa menjadi sangat offensive seperti ini. Tapi mungkin memang benar bahwa Ara sangat teramat bodoh untuk tetap menerima ajakan mantannya itu untuk kembali, meskipun sudah jelas-jelas dia labil. "Otak gue menyusut, jadi sekecil ebi," jawab Ara ringan, berusaha terlihat se-kasual mungkin agar ia terlihat tidak tersinggung.

"Yaudah gapapa. Intinya sekarang kita bisa sama-sama."

Lagi-lagi Ara tercengang mendengar ucapan Devan. "Sama-sama apanya?"

"Sama-sama jomblonya."

Lalu Devan tertawa tepat di saat Ara memukul lengannya agak kencang, disusul dengan Ara yang tertawa karena Devan mengaduh kesakitan dan cewek itupun merasa menang atas perlakuaannya.

Jauh di sekitar 10 meter di belakang mereka, sepasang mata melihat kedekatan mereka berdua dan... entah, seharusnya Rangga sudah ikhlas bahwa hubungan mereka sudah kandas; tidak ada bekas atau serpihan apapun yang tertinggal.

Mereka sudah benar-benar selesai.

Pemandangan yang tidak sengaja dia lihat itu berhasil menyulut emosinya.

Cewek yang duduk di sebelah cowok yang tidak ia kenal itu... tampak lebih kurus namun lebih terlihat segar dengan potongan rambutnya yang sebahu. Lalu, baju yang digunakan Ara pun nampak berbeda; ia menggunakan celana pendek sepaha dan – mungkin – tanktop yang dibalut dengan outer berwarna coklat. Dia tidak biasanya mengenakan celana pendek. Plus Ara tidak pernah keluar lebih dari jam 12 malam.

She looks brandnew overnight.

Lalu entah ada apa, seakan-akan setan membisikkan cewek berambut pendek itu menoleh ke arahnya, mungkin ia merasa diperhatikan atau apalah itu, yang penting sekarang ia sedang menoleh dan mata mereka terkunci.

Di detik itu pula Ara membuang muka.

He caught her looking too but she didn't look twice.

Cewek yang berhasil menarik atensinya itu pun kemudian kembali makan sambil sesekali bercengkrama dengan cowok di sebelahnya.

She looks happy.

Rangga mengalihkan atensinya pada ponsel, ia sudah tidak minat lagi makan. Jarinya menggeser pada Instagram dan menemukan sebuah posting-an cewek yang berhasil memikat perhatiannya pula akhir-akhir ini.

Instagram

442 Likes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

442 Likes

naurayum_ Jalan jalan ke kota baru

Jangan lupa beli durian

Udah lupain aja masa lalu

Udah ada aku kan?

#azheeeeeeeeg

Naura Ayumi X IPA 6

View all 24 comments

Wow.

Caption itu seakan-akan berbicara pada Rangga, sehingga ia cepat-cepat membuka aplikasi LINE dan menelfon Naura untuk menemaninya.

"Udah tidur ya?"

"Belum kok."

"Temenin aku makan ya?"

Ara knows it.

Ara knows Rangga has been holding on to somone else.

And she ain't happy.

Meskipun saat ini ia sudah memiliki banyak teman dan bahkan bertemu lagi dengan sahabatnya, Devan, tetap saja ia belum bisa menerima fakta bahwa ia dan Rangga sudah benar-benar berpisah.

Rasanya sakit untuk mengetahui bahwa seseorang yang ia cintai dengan sangat selama fase hidupnya lebih memilih cewek baru daripada dirinya.

He left her. He choosed this new girl over her.

And it left her broken to pieces.

All she knew he didn't give a fuck

Even when she died someday;

he wouldn't even care.

***

JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang