❝ My heart is hoping
You'll walk right in tonight
And tell me there are things that you regret
Cause if I'm being honest I ain't over you yet
That's all I'm asking
Is it too much to ask?❞
Niall Horan – Too Much To Ask
(masih) 4 bulan yang lalu
Siangnya, Ara uring-uringan, makan hanya sekedarnya karena, yah, dia baru patah hati untuk pertama kalinya. Ara tahu bahwa ini adalah keputusan yang riskan, dia tidak dapat memungkiri fakta bahwa ia membutuhkan Rangga.
Di sore harinya, Ara berusaha dihibur oleh kedua temannya, meminum kopi di sore hari lalu beranjak ke salah satu pantai di Malang yang menampilkan matahari terbenam. Ara berusaha terlihat senang, sambil menyesap rokok yang diberikan oleh temannya.
Beberapa notifikasi masuk, membuat Ara memusatkan fokusnya pada layar ponselnya dan dengan tak sengaja membuka notifikasi tersebut.
Naurayum_: kwkwkwk bisa aja
Naurayum_: mau dibawain duren?
Rangga_: bebek ihh
Naurayum_: kok bebek?
Ranggaa_: bebek kan wkwkwk
Ranggaa_: aku titip boneka sigale-gale aja gimana
Naurayum_: ga ada lahh
Ranggaa_: eh kita udah temenan ya di line?
Naurayum_: udaahh
Ranggaa_: bagus kalau gitu, ga Cuma di tinder doang
Cepat-cepat, Ara langsung log out dari akun Rangga sebelum akhirnya dia menagis lagi.
Hah. Bahkan Rangga tidak sedih sama sekali.
Ara sangat tidak penting ya bagi Rangga?
"Guys, aku balik duluan ya," ujar Ara lalu bergegas tanpa berbasa-basi. Air matanya keluar tanpa henti, sepanjang ia mengendarai motornya kembali ke rumah pun, ia masih menangis.
Sesampainya di kamar, Ara kembali menangis; ia benar-benar tidak ada harganya di mata Rangga. Bahkan, kepergiannya pun tidak berarti sama sekali. Seharusnya Ara tahu diri, bahwa mungkin dua tahun tidak ada artinya bagi Rangga.
Entah setan apa yang merasuki, Ara meraih ponselnya dan menelfon Rangga.
Entah k e n a p a.
"Halo? Kenapa sayang – Ra."
"Maaf ya, maafin keputusan aku."
"Oh, iya gapapa."
"Rangga, aku mau minta tolong, boleh?"
"Iya, kenapa?"
"Ganti password IG kamu, engga enak akunya kebaca mulu."
"Kan bisa di logout."
"Aku remember, jadi nyantol mulu."
"Oh, ya udah. Udah, itu aja?"
"Iya."
"Oke."
Lalu Ara mematikan sambungannya dan di detik setelahnya ia menelfon Rangga kembali.
"Hal –"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta
Teen FictionSetelah 3 tahun tidak bertegur sapa, sepasang sahabat - Devan dan Ara - akhirnya kembali bertemu dengan tidak sengaja di sebuah kelab malam. Mereka menghabiskan malam bersama di Jakarta, mengelilingi kota itu sembari bercerita tentang kelanjutan hid...