Stage
"OMG, dear weather.. please stop show off.. I know u're hella hot."
"Yang lagi kepanasan itu namanya Kak Javi, sekali ngenjreng gitar... luluh lantah pertahanan kaum hawa.""10 menit lagi ya check soudnya."
"Kalo yang itu calon imam idaman seluruh fakultas kampus ini, namanya Kak Sagara, denger-denger dia baru putus tuh dari pacarnya.""Laper banget deh gue, pengen Gofood."
"Yang lagi nyibak rambut itu namanya Kak Arvin, tatapannya kalo lagi manggung, behh... teriak-teriak dah tuh anak perawan macem kucing disiram kuah bakso""Duh, gue lupa lagi liriknya."
"Yang sibuk sama keyboard itu namanya Kak Eja, mainnya kadang suka kayak orang kesurupan di geplak-geplak tuh keyboard""Yah, stick drum gue patah."
"Yang lagi duduk sambil mainin stick drum itu namanya Kak Kala, meskipun tingkahnya kayak bayi tapi dia juga bisa turut andil dalam pembuatan bayi."Lima orang yang bertemu di sebuah kampus, dimulai dari masa orientasi hari pertama dimana mereka semua sama-sama telat dan berujung ada di barisan yang sama. Kemudian di sebuah kampus tersebut, mereka saling mengenal satu sama lain, dan bahkan banyak kata kerja yang bisa menggambarkan kehidupan mereka sebelum 'satu sama lain', seperti menolong satu sama lain, menjahati satu sama lain, merugikan satu sama lain, peduli satu sama lain. Memang agak campur aduk diantara negatif dan positifnya. Hingga pada akhirnya mereka ingin membentuk suatu band dan mereka sama-sama sepakat untuk membangunnya.
Nama bandnya enamhari.
Karena angka enam seperti suatu hal yang dapat merekatkan mereka semua.
Di hari keenam, ada seseorang yang datang dimana dia bisa melakukan sesuatu karena dia ingin, tanpa mengeluh. Dia gak pernah menanti pujian untuk datang, gak pernah berusaha untuk mencapai sesuatu. Dia hanya melakukannya karena dia suka, karena main musik dan bernyanyi adalah sesuatu yang membuatnya bahagia.
Di tanggal keenam, ada seseorang yang datang dengan segala kekurangan yang dia punya dan ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa keinginannya bukan suatu hal yang sia-sia.
Di jam keenam, ada yang datang dengan hati yang hancur akibat kehilangan seseorang yang sangat berarti. Meskipun rasa kehilangan yang sangat dalam tapi dia datang dengan suka cita untuk bergabung.
Di menit keenam, ada yang datang dengan senyuman tulusnya yang selalu diberikan kepada siapapun yang dia jumpai. Dia yang selalu memberikan tawa bagi para anggotanya.
Di detik keenam, meskipun dia yang terakhir memutuskan untuk bergabung tetapi dia datang di waktu yang tepat, karena dia datang bukan hanya untuk sekedar datang tapi untuk tinggal karena dia menginginkannya.
Di angka enam,
Mereka sama-sama punya kesulitan.
Mereka sama-sama punya keinginan.
Mereka sama-sama punya tujuan.
Mereka sama-sama punya hak atas apa yang sudah mereka pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Penuh Cerita
General FictionHanya rumah biasa yang setiap harinya di penuhi oleh canda tawa anak-anak. Bukan hanya itu, pemilik rumahnya pun sangat dekat dengan para penghuni yang tinggal di dalam rumahnya. Selain itu, ada lima anak laki-laki yang tadinya datang hanya untuk m...