Arvin
This girl is seriously unbelieveable in whole another level.
Tapi setelah gue pikir-pikir dia gak cuma aneh?
I know what kind of game she is playing now and she makes me her object.
Kesel.
Sebenernya gue gak cuma kesel sama dia, gue lebih kesel sama diri gue sendiri yang suka melakukan tindakan bodoh belakangan ini dan tindakan itu selalu gue lakuin dihadapan dia sehingga gue terkesan bener-bener punya tujuan khusus.
Padahal sebenernya gue penasaran aja.
Dalam rangka apa coba tiba-tiba tuh anak muncul dateng ke hadapan gue dan bilang kalau dia mau tau banyak hal tentang gue?
Sumpah, gue penasaran.
Dia punya 3 kepribadian berbeda. Di depan orang lain dia bisa jadi si nyebelin yang sukanya ngajakin ribut, di depan beberapa orang tertentu dia bisa jadi baik dan lembut, sedangkan di depan dirinya sendiri... Dia begini. Susah ketebak.
Penasaran banget sampai rasanya gue sulit mengendalikan diri gue sendiri.
Dan bodohnya lagi-lagi gue ngajak dia jalan dengan spontan.
Gue mengajaknya ke salah satu tempat makan yang letaknya di Menteng setelah udah hampir 4 kali melewati jalan itu sejak beberapa jam lalu untuk keliling Jakarta tanpa tujuan.
Nama restorannya Bunga Rampai -restoran yang dulu jadi tempat makan favorit keluarga gue.
Situasi jadi canggung ketika ada keheningan diantara kita. Biasanya gue gak pernah secanggung ini di depan cewek manapun. Tapi sekarang, cewek dihadapan gue ini malah menopang dagu sambil menatap gue dengan kedua matanya. Cara dia menatap gue sangat teramat nyebelin, seperti dia sedang meledek gue dengan cengiran lebar yang gak kalah nyebelinnya.
"Ngapain sih lo liatin gue?"
"Gak apa-apa." Dia akhirnya bersender pada bangku putih yang didudukinya sambil membuka-buka menu. "Gemes aja liat lo."
"Gemes?"
"Iya, gemes. Pen cubit pake tang." Balasnya lagi sambil membalik-balikan menu.
"Lo mau makan apa?" Tanya gue mengalihkan topik sambil meliriknya dibalik bulu mata gue.
"Hm.. Apa ya? Disini yang enak apa?"
"Semua enak." Jawab gue.
"Yaudah semua." Balasnya ngasal dan gue langsung menatapnya gak percaya. "Semua?"
"Abis kata lo semua. Gue kan mau makan yang enak. Yaudah pesen aja semua."
Gak warasnya dapet nih cewek.
"Capek ya ngomong sama lo."
"Hehe... Makannya yang enak apa. Sebut satu."
"...." Gue diam gak meresponnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Penuh Cerita
General FictionHanya rumah biasa yang setiap harinya di penuhi oleh canda tawa anak-anak. Bukan hanya itu, pemilik rumahnya pun sangat dekat dengan para penghuni yang tinggal di dalam rumahnya. Selain itu, ada lima anak laki-laki yang tadinya datang hanya untuk m...