❤ LIMA

38 4 0
                                    

"JAMES, kemarin kau pulang bersama siapa?"

James meneguk sekaleng susu dan meletakkannya kembali di atas meja kuliahnya, "Itu, si siput" tangannya mengarah ke Angelo.

Wenas mengerutkan dahinya, "Hei Angelo. Kenapa kau dipanggil siput?"

Angelo mengangkat bahunya, "Mana ku tahu"

"Dasar aneh" kata Bryan yang duduk sambil membaca buku komiknya.

Angelo melihat di sekelilingnya, terlihat seperti ada yang kurang. "Tunggu, Daniel dimana? Kenapa dia belum datang? Atau jangan jangan... dia mati!"

James tiba tiba menyemburkan minuman dari mulutnya dan terbatuk batuk, "Angelo! Kau ini bicara apa?!! Mana mungkin dia mati?! Dasar payah!!"
"Siapa yang mati?"
"Kau!", tangan James yang menunjuk ke arah pintu masuk kelasnya itu membuat seorang pria disana menghentikan langkahnya untuk masuk.

"Daniel. Maksudku,"
"Tidak apa apa"

Semua teman temannya sedikit ternganga mendengar kata kata yang di ucapkan Daniel tadi. Apa? Tidak apa apa? Apakah yang datang ini Daniel?

Daniel yang baru saja duduk di atas kursi kuliahnya langsung dihampiri James. "Daniel, tumben kau tidak marah? Biasanya, kau selalu mengotot. Atau jangan jangan, kau memang mau..."

Daniel terdiam sejenak. Ia menghembuskan nafasnya lalu menjawab, "Sudahlah. Jangan dibahas lagi. Yang pentingkan aku sekarang masih ada"



"Tamika, aku ke kelas dulu ya". Kathryn yang membawa buku di tangannya langsung berjalan menuju ke kelasnya. Sedangkan Tamika, hanya asik menikmati ponselnya itu tanpa menanggapi ucapan dari Kathryn.

Tiba di kelas, Kathryn langsung duduk di kursinya yang bersebelahan dengan Daniel. Sekilas, ia melihat laki laki yang duduk membisu sambil mengerjakan tugas kuliahnya. Tampak, ada sedikit keganjalan yang terjadi sebelum Kathryn datang.

"Kathryn, bagaimana latihanmu kemarin? Lancar?" tanya Wenas yang sedang duduk di meja James.

"Mm, lancar kok" jawab Kathryn yang berjalan mendekati teman temannya itu.

Daniel tersenyum sinis, "Cih, kau bilang apa tadi? Latihan? Dia saja kemarin malah kencan"

Wenas mengerutkan dahinya, "Maksudmu? Kencan bersama siapa?". Kathryn juga bingung, apa yang di maksud Daniel sebenarnya? Kencan? Kapan aku berkencan? Pikirnya.

Daniel menunjuk ke arah Angelo yang sedang duduk di kursinya yang berdekatan dengan James. Angelo terlihat sedikit tersentak, "Aku? Kapan?"

Daniel menghembuskan nafasnya lagi, "Pura pura tidak tahu rupanya. Kemarin, saat kau dengan si cewek kasar itu di lampu merah. Waktu itu, kalian selesai berkencan bukan?"

"Hanya karena itu kau mengira aku dan Angelo berkencan?! Asal kau tahu, Angelo waktu itu menyelamatkanku karena kau hampir menabrakku! Dasar pria aneh!" Gerutu Kathryn.

"Salahku? Kau saja yang sembarangan menyeberang jalan"
"Kau tidak lihat apa?! Lampu lalu lintas itu menyala merah. Apa lampu itu kurang tinggi bagimu? Atau lampu itu menyala kurang jelas bagimu? Atau memang matamu yang bermasalah?"

"Ronde dua" Tiba tiba James menyeletuk.
"Ronde dua?" Daniel mengerutkan dahinya.

James manggut manggut, "Iya ronde dua. Kan tadi ronde pertama. Perdebatan antara sungotomendiri (SUka NGOTOt dan MENang senDIRI) dan cesar (CEwek kaSAR).
"JAMES!!" Daniel berteriak. Rasanya seperti, kepalanya akan mengeluarkan larva panas.

James segera berlari menuju Bryan karena takut dengan kemarahan Daniel. "Bryan, kau tahu?" tanyanya.
"Tidak"
"Aku belum selesai bicara Bryan!!"
"Santai dong. Nggak usah ngegas!!"
"Kau tahu, disaat Daniel sedang marah mukanya jadi tambah jelek" ejek James dan membuat Bryan tertawa.

KathNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang