❤ ENAM

34 5 0
                                    

“APA kau pernah jatuh cinta?”

Angelo terdiam sejenak. Apa tadi? Apa aku salah dengar? Pikirnya.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”
“Hmm, tidak apa apa. Apa aku tidak boleh bertanya seperti itu?”

Angelo menatap langit langit kamar Daniel. Ia tersenyum seperti teringat akan hal indah yang pernah ia alami.

“Pernah” jawabnya yang membuat Daniel melotot dan menoleh padanya.

“Pernah? Benarkah? Dengan siapa?”
“Ibuku”
“Angelo aku serius!”
“Aku juga serius. Memangnya kenapa mendadak kau bertanya seperti itu?”
“Aku hanya ingin tahu, bagaimana rasanya orang jatuh cinta itu?”
“Setahuku sih, pertama, saat kau bertemu atau berbicara denganya jangtungmu berdegup kencang. Kedua, disaat kau memandangnya, semua kesalmu dan semua amarahmu seakan akan mengalir hilang begitu saja. Ketiga, saat kau jauh darinya, kau penasaran, apa yang sedang dia lakukan sekarang? Dimana dia sekarang? Dan, kau selalu mengkhawatirkannya. Aku rasa, jika kau merasakan tiga hal itu, kau sudah jatuh cinta”

Daniel berpikir sejenak. Otaknya mulai berjalan kembali untuk mengingat dengan siapakah ia merasakan tiga hal yang disebutkan Angelo tadi.

Tiga hal itu, sepertinya aku pernah merasakannya. Tapi dengan siapa? Oh ya! Dengan gadis kasar itu. Jadi, aku mencintainya? Tidak! Itu tidak mungkin.

“Baiklah. Sudah cukup, itu saja. Kau keluar sana. Aku ingin tidur” kata Daniel seraya membaringkan tubuhnya kembali.
“Tunggu sebentar, aku ingin bertanya kepadamu”
“Apa?”
“Kau tadi habis darimana?”

Hening seketika. Mulut Daniel tak berani terbuka untuk mengucap satu kata pun untuk membalas pertanyaan Angelo barusan. Entah kenapa hari ini sudah dimulai. Hari awal bagi Daniel untuk menghadapi suatu hal. Mimpi yang sangat panjang akan ia lalui setelah satu bulan berakhir.

“Baik, jika kau tidak ingin memberi tahuku, aku keluar dulu” Kata Angelo memecah keheningan. Angelo berjalan keluar dari kamar Daniel dan menutup kembali pintu kamar laki laki itu.



Di apartemen, Kathryn sibuk dengan laptopnya. Tugas yang diberikan hari ini untuk besok banyak sekali. Tapi hal tersebut tidak membuat Kathryn merasa lelah. Itu sudah seperti asupannya setiap hari.

“Druuttt… druuuttt”

Di tengah kesibukannya dalam mengerjakan tugas, tiba tiba ponselnya berbunyi. Ia melihat di layar ponselnya dan disitu tertera nama ‘Tamika’. Ia lalu menekan flap ponselnya dan menempelkannya ke telinga.

“Halo”
“Halo Kathryn, kau dimana sekarang?” tanya Tamika di seberang sana.
“Aku? Dirumah”
“Keluarlah sebentar. Aku sudah menunggumu di depan”

Di depan? Di depan apartemeku?

Kathryn segera berlari keluar. Dan ternyata benar, ada sosok Tamika yang berdiri disana. Satu tangannya memegang sebuah kantong plastik dan satunya lagi sibuk memainkan ponselnya. Kathryn segera berjalan menghampiri Tamika dan memanggil nama gadis itu.

“Tamika”

Tamika membalikkan badannya kebelakang, “Katryn”. Ia kemudian memeluk Kathryn. Mata Kathryn melotot karena terkejut melihat Tamika yang langsung memeluknya, “Kau kenapa?” tanyanya.

Tamika lalu melepaskan pelukannya, “Tidak apa apa. Ini aku bawakan kue. Ayo kita makan sama sama”. Tamika menyodorkan kantong plastik besar yang ia pegang dari tadi. Kathryn meraih kantong plastik tersebut dan melihat apa yang ada di dalamnya. Ada sebuah kue yang cukup besar seperti kue ulang tahu di dalam kantong plastik pemberian Tamika tersebut.

KathNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang