❤ DUA BELAS

58 5 5
                                    

SENYAP. Di sebuah ruang hampa yang berada di samping kampus, di situlah semua teman teman Daniel berkumpul. Mereka berempat—Angelo, Wenas, Bryan dan James, sama sama membungkam mulutnya karena meratapi kondisi Daniel.

"Kenapa kau merahasiakan ini semua dari kami?" akhirnya Wenas memecahkan keheningan dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada Daniel.

Daniel mengepalkan tangannya kuat kuat, "Karena aku tak ingin kalian menatapku iba"

Satu air mata berhasil jatuh membasahi pipi Daniel, "Aku ingin kalian menatapku sebagai manusia normal yang tak berpenyakitan. Aku tak ingin jika kalian melihatku, rasa kasihan menyelubungi benak kalian. Ya! Ini memang sangat menyakitkan. Kalau pun aku harus menghadapi kematian, aku takkan takut. Tapi yang aku takutkan adalah, bagaimana dengan orang orang yang aku sayangi?"

Semua teman teman Daniel bangkit dari duduknya dan memeluk Daniel.

"Kau takkan pergi. Tak usah menangis seperti ini. Jangan biarkan perpisahan kita ini di penuhi dengan air mata. Aku yakin, kau pasti takkan pergi" ucap Angelo sambil mengusap air matanya.

Kathryn melirik jam tangannya, "Acara pelemparan Toga akan segera di mulai. Kemana Daniel dan yang lainnya pergi?"

Tamika menatap Kathryn dengan tatapan yang sulit di artikan, "Kathryn, apa kau benar benar tidak tahu berita yang sedang trending di internet?"

Kathryn menghela napasnya, "Tamika, untuk apa aku memperdulikan berita berita di internet? Berita berita itu juga belum tentu kebenarannya"

Tamika mengangguk. Ada perasaan khawatir yang sedang menyelubungi perasaannya. Bagaimana jika Kathryn tahu kalau orang yang ada di berita itu adalah kekasihnya? Apa yang akan terjadi?

Tidak lama kemudian, Daniel dan juga teman teman yang lainnya datang. Melihat orang yang dinanti nanti datang, Kathryn langsung berlari menghampiri Daniel, "Kau kemana saja? Aku dan Tamika sudah menunggu kalian dari tadi"

Daniel sedikit tersentak, "Kau, baik baik saja?" tanyanya.

"Tentu saja aku baik baik saja. Memangnya kenapa?"
"Kau tidak tahu-"
"Ekhem!"

Daniel menghentikan ucapannya saat mendengar Tamika yang berdeham. Ia melihat Tamika yang memberikan isyarat kepadanya dengan kepala di gelengkan.

Kathryn memiringkan kepalanya, "Daniel?"
"Ha?" Daniel tersadar lalu menggeleng, "Bukan apa apa. Ya sudah, mari kita ke halaman Aula!"

Acara pelemparan Toga sudah dimulai. Semua mahasiswa melemparkan Toganya masing masing. Mendapatkan gelar S1 yang mereka tunggu tunggu dan mereka perjuangkan bukanlah hal yang sepele. Kelulusan ini merupakan langkah awal mereka semua untuk menempuh ke kehidupan yang selanjutnya untuk mengukir sejarah dan mendapatkan pengalaman baru.

Di sela sela banyak mahasiswa, Daniel berjalan menuju gadis yang kini sedang tertawa ria bersama sahabat sahabatnya.

Kathryn yang menyadari kalau Daniel kini telah berada di depannya pun menoleh, "Kau tahu Daniel. Aku merasa baru kuliah disini kemarin. Tapi dengan cepatnya, gelar S1 telah ku dapatkan"

Daniel hanya melihat Kathryn tanpa menanggapi ucapan Kathryn barusan.

Kathryn memiringkan kepalanya, "Kenapa kau melihatku seperti itu?"

Daniel tersenyum, "Aku ingin melihat wajah gadisku lebih lama. Karena aku tak ingin melupakan wajahnya. Jadi, biarkan aku menatapmu lebih lama lagi"

Kathryn terkekeh pelan, "Kitakan bisa sering bertemu. Aku janji padamu, aku pasti akan sering menemuimu. Jadi kau tak perlu menatapku seperti ini"

Daniel menelan ludahnya. Ia lalu mengacak acak puncak rambut Kathryn pelan. Ia lalu menyalakan kamera ponselnya dan meminta tolong orang untuk memotret mereka berdua.

KathNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang