KATHRYN membalikkan badannya. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya kearah Daniel. Melihat senyuman gadis itu terukir di mulutnya dengan cantik membuat Daniel juga tersenyum melihatnya.
Tiba tiba, Kathryn berjalan seperti akan menghampirinya. Semakin dekat jarak antara Daniel dan Kathryn hingga membuat hati Daniel sedikit berdesir. Namun, seketika senyum Daniel langsung lenyap. Tebakan bahwa Kathryn akan menghampirinya itu salah besar. Kathryn hanya berjalan melewatinya seperti angin yang berlalu begitu saja. Ia membalikkan badannya dan..
Deg!
“Angelo, sejak kapan kau ada disini?” tanya Kathryn kepada Angelo. Angelo hanya melamun melihat Daniel yang kini menatap Kathryn dengan mata berkaca kaca.
Daniel memegang dadanya. Kalau boleh Daniel mau bertanya, tak pernahkah kalian merasa oksigen di dada kalian di rampas rasa sakit? Sesak.
Daniel memandangi langit langit stadion, Semesta, apa aku ini hanya ilusi?
Daniel lalu mencoba melihat Kathryn yang dengan senangnya berbincang bersama Angelo, meskipun teman laki lakinya itu hanya menjawabnya dengan jawaban singkat dan pandangan mata yang sesekali menatap Daniel.
Kathryn, aku disini. Bukan disitu. Saking sakitnya, Daniel lalu berjalan keluar tanpa mempedulikan tatapan bingung Angelo.
"Kau ingin kemana lagi?” tanya Angelo yang ditujukan ke Daniel. Namun, tak ada respon yang terdengar dari mulut Daniel.
“Daniel, kau mau kemana lagi? Kami lelah mengikutimu?” teman temannya juga mulai menggerutu.
Kali ini ia berhenti berjalan tanpa membalikkan badannya,
“Memangnya siapa yang menyuruh kalian untuk mengikutiku?” katanya lalu melanjutkan berjalannya untuk keluar.Angelo sebenarnya ingin sekali menyusul Daniel. Tapi saat ia hendak melangkahkan kakinya, Kathryn memanggilnya dan langsung menahan sebelah tangannya. Anehnya, Daniel juga menghentikan langkahnya setelah mendengar Kathryn yang tiba tiba memanggil Angelo.
Kathryn menggigit bibir bawahnya dan menghela napasnya, “Aku menyukaimu”
Teman teman Angelo menganga mendengarnya. James menyikut Wenas, “Wenas, apa aku tadi salah dengar?”
Wenas mengedip ngedipkan matanya, “Memangnya apa yang kau dengar?”
James menghela napasnya, “Beginilah auto seseorang yang ingin di tampol”
“Dia bilang begitu?”
“Bukan gitu! Tabok nih!”
“Lalu apa?”
“Kathryn bilang kalau dia itu menyukai Angelo!”
“APA!”
"TELAT!!"Air mata Daniel mulai bercucuran. Kathryn, jikalau seandainya aku mengucapkan kalimat yang sama seperti yang Angelo ucapkan, apakah kau juga akan membalasnya dengan jawaban yang sama? Dadanya semakin sesak. Ia segera keluar dari tempat yang menyakitkan itu.
Angelo tersenyum ramah mendengar ucapan Kathryn tadi. “Kathryn, dengar. Aku juga manyukaimu. Kau teman terbaikku Kathryn. Aku menyukaimu, karena kau adalah temanku”. Kathryn tersenyum kaku, hanya teman?
“Baiklah, aku ingin menyusul Daniel dulu. Sampai nanti”. Angelo dan teman temannya pergi meninggalkan Kathryn. Kathryn hanya bisa diam ditempat, menatap kepergian Angelo.
Daniel tiba di Millennium Bridge. Sebuah jembatan gantung baja yang di khususkan untuk pejalan kaki yang melintasi sungai Thames. Ia memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Ia berjalan menuju tengah tengah jembatan lalu menepi dan menundukkan kepalanya untuk melihat air sungai Themes yang mengalir. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya dan jatuh ke sungai, sambil memegang dada yang terasa sesak dan kepala yang pusing sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
KathNiel
RomanceKematian bukan merupakan simbol kebahagiaan. Tapi ketika kematian itu menunjukkan kedamaian untuknya, disaat ia mati dalam keadaan yang bahagia. Masihkah itu di sebut sebagai kesedihan? Kita pasti tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi. Tapi...