DIJALAN, Kathryn memperhatikan kendaran yang berlalu lalang dan menghembuskan nafasnya. Ia merogoh tasnya, mengambil ponsel dan menyalakan alat komunikasi tersebut. Tiba tiba ponselnya berbunyi.
"Halo?" katanya setelah menempelkan ponsel tersebut ke telinga.
"Ini aku," ujar seseorang di seberang sana.
"Daniel?" Kathryn agak heran mendengar suara Daniel.
"Kau dimana sekarang?" tanya Daniel cepat.
"Aku... oh..." Kathryn melihat sekelilingnya dan menyebutkan tempatnya.
"Tunggu disana." Lalu tanpa menunggu jawaban, Daniel langsung memutuskan hubungan.
Kathryn menatap ponselnya dengan bingung. Orang aneh. Tunggu disini? Kenapa? Dia mau datang?
Ketika mobil Lamborghini veneno warna silver berhenti tepat di depannya, jendela mobil itu diturunkan dan Kathryn membungkukkan badan untuk melihat ke dalam. Mulutnya menganga ketika melihat Daniel yang berkacamata hitam duduk di balik kemudi.
"K-kau, bisa mengemudi?" katanya dengan alis terangkat.
"Masuk," kata laki laki itu singkat.Kathryn mendengus pelan mendengar nada memerintah dalam suara Daniel, tapi ia masuk juga ke mobil. Di dalam, Kathryn diam saja. Hingga pada akhirnya ia bertanya kepada Daniel, "Kita mau kemana?"
Tak ada jawaban yang terdengar dari mulut Daniel. Pastinya hal tersebut membuat Kathryn kesal, "Daniel!!" Panggilnya lagi dengan nada yang keras.
"Apa sih sayang?"
Oh my God. Sayang? Apakah Kathryn salah dengar? Kathryn mendadak kikuk. Ia menelan ludahnya dan mencoba menetralkan pikirannya.
"Kita mau kemana?" Tanyanya lagi.
"Ke pelaminan"
"Apa?!"
"Bercanda"
Kathryn mendecakkan lidahnya. Mau kemana memangnya? Ke rumahnya?"Angelo, kau tau aku kasihan pada Kathryn", kata James yang duduk sambil memainkan bola basketnya.
Angelo meneguk sebotol air putih. Ia berjalan dan duduk di sebelah James, "Kasihan kenapa?" tanyanya.
James berhenti memainkan bola basketnya, "Kau tau, bagaimana rasanya jika seorang gadis bersama seorang pria yang keras kepala dan mereka berduaan di dalam rumah? Pasti Kathryn canggung setengah mati"
Angelo mengerutkan dahinya, "Benar juga. Ya.. ku harap, tidak ada hal buruk yang terjadi selama kita latihan". James mengangguk, "Semoga saja"
"Hei kalian!!! Ngobrol terus. Cepat latihan!!" teriak Wenas.
"SIAP KAPTEN WENAS!!" teriak Angelo dan James bersamaan. Senyum Wenas mengembang. Ia lalu menjulurkan kedua jempolnya ke arah James dan Angelo."Kita sudah sampai, cepat turun!" kata Daniel dengan membuka pintu mobilnya. Mata Kathryn terbelalak ketika melihat ia sampai di rumah Daniel. Benar dugaannya, Daniel membawanya kesini.
"Hei Daniel! Kenapa kau membawaku kesini?" tanyanya dengan kesal.
Daniel mendengus, "Kau lupa ya? Kita kan sudah sepakat kalau kau harus merawatku!"
Kathryn mengerjapkan matanya dan tiba tiba ia memasang wajah lesunya lagi, "Ya ampun Daniel. Bisakah kau memberiku waktu sebentar untuk istirahat? Tugas kuliahku banyak sekali dan aku ingin cepat cepat mengerjakannya"
Daniel melipat tangannya di depan dada "Begitu?"
Kathryn menarik nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan. Daniel berjalan menuju rumahnya dan membuka pintu, "Kau mau masuk apa tidak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
KathNiel
RomanceKematian bukan merupakan simbol kebahagiaan. Tapi ketika kematian itu menunjukkan kedamaian untuknya, disaat ia mati dalam keadaan yang bahagia. Masihkah itu di sebut sebagai kesedihan? Kita pasti tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi. Tapi...