❤ SEMBILAN

38 4 2
                                        

“KENAPA lama sekali?”. Tamika menunjukkan wajah kesalnya. Kathryn meletakkan katong plastik berisi keripik kentang itu di atas meja, depan televisi. Tamika langsung mengambil dan memasukkan keripik kentang tersebut ke dalam mulutnya.

“Tadi sempat di kepung penjahat”
“Uhuk uhuk! Kenapa bisa di kepung penjahat?” tanya Tamika penasaran.
“Bisalah”
“Kejadiannya, Kathryn...”
“Saat aku keluar dari toko, aku berpapasan dengan dua pria. Ku kira, dia orang biasa. Tapi setelah melihat gerak geriknya, aku merasa mereka berdua adalah orang jahat. Jadi aku mempercepat jalanku. Tiba tiba, mereka datang mendekatiku dan menarik tanganku. Aku berteriak meminta tolong. Dan akhirnya, seorang pria datang menyelamatkanku.”
“Siapa orang itu?”
Kathryn diam sejenak, “Daniel”
“Daniel yang kau sebut Sungoto mendiri itu?”

Kathryn mengangguk.
“Wah, dia perhatian juga padamu”
Kathryn tak mempedulikan kata kata Tamika. Tapi setelah dipikir pikir, benar juga.  Kenapa mendadak Daniel peduli kepadanya?

***

“Ting!”
Suara mesin pemanggang roti yang menandakan rotinya matang. Daniel meletakkan dua lapis roti tersebut di atas piring. Ia mengoleskan selai coklat di kedua rotinya. Selesai melahap, ia segera mengambil tas dan menyambar kunci mobilnya.

Di perjalanan menuju Universitas, ia mendapati sosok Kathryn yang berjalan kaki di trotoar. Ia memakai loang coat berwarna pink dan memakai celana jeans hitam. Rambutnya ia ikat sedikit dan membiarkan rambut yang lainnya terurai. Cantik sih.

“Kelihatannya, dia juga mau kuliah. Kenapa dia jalan kaki?” Daniel langsung menepikan mobilnya, menghampiri Kathryn.

Kathyrn menghentikan langkahnya setelah mobil Lamborghini veneno berwarna silver itu berhenti di dekatnya. Kaca mobil tersebut di turunkan, menampakkan sosok pria yang tak asing lagi baginya.

“Daniel?”
“Masuk”
Kathryn mengangkat kedua alisnya, “Maksudmu?”
“Aku bilang masuk ya masuk”

Kathryn mendengus kesal. Tapi ada untungnya juga, ia bisa menghemat tenaganya. Ia akhirnya masuk ke dalam dan Daniel mulai menjalankan mobilnya.

“Kenapa kau jalan kaki?” suara itu akhirnya berhasil memecahkan keheningan di antara keduanya.

“Busnya sudah berangkat” jawab Kathryn.

Terik matahari menembus kaca depan mobil Daniel. Daniel mengambil kaca mata hitamnya dan memakainya. Terlihat Kathryn yang tampak kesilauan. Daniel menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah konyol gadis yang duduk di sampingnya itu. Ia lalu memberikan kaca mata hitam satunya lagi kepada gadis itu.

“Terima kasih” ucap Kathryn dengan senyum di wajahnya. Daniel hanya tersenyum miring kepadanya.

Aku lebih suka kau yang seperti ini, Daniel. Dirimu yang seperti ini. Aku menyukainya.

Mereka berdua akhirnya tiba di Universitas mereka. Banyak pasang mata yang melihat mereka berdua. Tapi lebih tepatnya lagi, banyak pasang mata yang lebih melihat siapa gadis yang berangkat kuliah bersama Daniel.

Kathryn menutupi wajahnya menggunakan tasnya. Setelah mereka tiba di tempat parkir kampus, Daniel dan Kathryn keluar dari mobil. Dengan kondisinya yang takut, Kathryn tidak menyadari kalau dia telah memegang kecil jaket yang di pakai Daniel. Ia tersentak setelah merasakan ada sebuah tangan yang menggenggamnya. Karena semakin banyak pasang mata yang melihat hal tersebut, Daniel segera menarik Kathryn untuk cepat cepat membawa gadis itu pergi.

“Akhirnya sampai juga”

Kathryn mengatur napasnya yang tidak beraturan itu. James yang tadinya sedang memainkan ponselnya, ia tanpa sengaja telah menjatuhkan alat komunikasi tersebut ke lantai.

KathNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang