Apakah ini benar?

503 44 8
                                    

Cast: - Kim Soohyun
          - Kim Jiwon
          - and Other Cast

Soohyun

Apakah kalian pernah ditanya, tentang dari mana sumber kebahagiaan kalian berasal? Jika kalian bertanya padaku, jawabannya hanya satu. Yaitu, Kim Jiwon.

Menurutku dia adalah sosok perempuan yang beda dari yang lain. Dia mampu membuatku nyaman sekaligus bahagia ketika bersamanya. Dan yang kusesali hanya satu, kenapa Tuhan mempertemukan kami begitu terlambat? Kami berdua baru berkenalan dua bulan yang lalu. Ya, tapi  untuk sekarang itu tak penting, karena yang terpenting adalah kebersamaan kami saat ini.

###

Seperti biasa, saat ini aku dan Jiwon tengah berada di pusat perbelanjaan. Dia terlihat sangat manis dengan dandananya itu, baju overall warna biru muda dengan dalaman kaos polos yang bewarna senada. Ditambah sneakers yang dipakainya, itu makin membuatku terpesona.

Saat ini kami baru saja keluar dari gedung bioskop. Dia terlihat suka dengan film yang kami tonton, aku tau itu dari raut wajahnya yang terus tersenyum setelah keluar dari gedung.

"Jiwon-ah, kita makan dulu ya. Aku sangat lapar," kataku seraya menoleh ke arahnya. Dan dia malah menatapku dan tak lama lanjut mengangguk.

Dan sekarang kami sudah ada di salah satu tempat makan yang ada di dalam pusat perbelanjaan itu.

"Kamu mau pesan apa?" lagi, aku bertanya padanya. Kulihat dia membolak-balikkan daftar menu, lalu melihat ke arahku.

"Aku bingung, sama saja sepertimu," aku pun mengangguk, lalu menyebutkan pesananku dan Jiwon pada pramusaji yang sedari tadi sudah berdiri di samping meja.

Setelah pramusaji itu pergi, aku kembali melanjutkan percakapanku dengan Jiwon. Kita saling curhat, aku yang mengeluhkan tentang banyaknya tugas di kantor, begitupun dengan dia yang menceritakan mengenai kuliahnya di Busan.

Di tengah percakapan kami, pramusaji tadi kembali datang dengan membawa pesananku dan Jiwon. Dan akhirnya kita memutuskan untuk terlebih dahulu menyantap makanan itu.

"Oppa, ini sudah malam. Kita pulang ya. Eomma pasti sudah menungguku," Jiwon berdiri ketika mengatakannya.

"Baiklah, tapi aku akan mengantarmu," aku sengaja menawarkan diri untuk mengantarnya. Dan alasannya hanya satu, aku ingin terus bersamanya.

"Tidak perlu, aku takut eomma melihatmu," sedikit kecewa ketika dia menolak tawaranku, walaupun faktanya sudah sangat sering mendengarnya. Ya, dia selalu menolak ketika aku akan mengantarnya pulang. Dan ketika aku bertanya alasannya, dia hanya menjawab 'aku takut eomma tau tentang kita'.

"Baiklah, hati-hati. Chagiya," ujar ku, dia mengangguk lalu mengecup pipi kiriku. Oh God... Rasanya seperti mimpi ketika dia mengecup pipiku.

"Bye, kamu juga hati-hati," setelah itu Jiwon berlalu dari hadapanku.

###

Sekarang sabtu malam, aku tengah menghubungi Jiwon. Mendengar suaranya seperti ini saja sudah membuatku merinding dan melepas rasa rinduku padanya. Apalagi seharian ini aku tidak bertemu dengannya, karena banyaknya laporan yang harus dikerjakan.

"Hahah... Oppa bisa saja," Jiwon tertawa ketika mendengar gombalanku, tapi perlu diingat jika itu bukan gombalan semata. Itu tulus dari hatiku.

"Aku serius," Tak ada tanggapan dari dia, "Jiwon-ah, kamu masih di sana kan?" panggilku padanya, memastikan jika sambungan telepon kami masih terhubung.

Oneshoot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang