Raina menatap tampilan dirinya di cermin, cantik. Itu satu kata yang keluar dari mulut Raina, biasanya Raina tidak pernah tampil cantik untuk pergi keluar, entah dari mana Raina ingin sekali tampil cantik untuk saat ini. Catat untuk hari ini aja.
Raina tersadar dengan apa yang dia bilang langsung memukul mulutnya sendiri. Apa dia bilang, cantik? Kenapa Raina berpakaian seperti ini sih? Untuk ketemu Raka aja harus kayak gini?.
"Gila, masak gue pakaian kayak gini sih?" gerutu Raina pada dirinya sendiri.
"Harus gue gan--" belum sempat Raina melanjutkan ucapannya bik Minah mengetok pintu kamar Raina.
Tok tok tok
"Non ada temannya non." teriak bik Minah.
"Iya bi," balas teriak Raina.
"Aduh tu anak kenapa cepat banget sih datangnya," gerutu Raina saat melihat pakaiannya.
"Kalau gue ganti pasti lama, yaudah deh kayak gini aja," ucap Raina tersenyum menghadap kaca.
Raina berjalan ke lantai bawah, dia melihat Raka yang duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Raka yang tidak sadar akan keberadaan Raina membuat Raina kesal.
"Hm," guman Raina. Raka masih tidak mendengarkannya.
"Raka," ucap Raina sekali lagi, tidak ada jawaban sama sekali dari Raka membuat Raina hendak pergi dari situ karena kesal, tetapi sebuah tangan menahan pergelangan tangan Raina.
"Mau kemana?" ucap Raka yang tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Kamar," jutek Raina malah membuat Raka gemas.
"Ayok," ucap Raka.
"Ngapain lo ke kamar gue?" ucap Raina menyelidiki Raka inten.
"Siapa yang mau kekamar Lo, maksud gue itu ayok pergi," ucap Raka santai membuat Raina malu karena dia sudah salah mengartikan ucapan Raka." Lo aja pikirannya jorok," sambung Raka.
"Ya bukan gitu," elak Raina.
"Ayok berangkat," ucap Raka yang di angguki Raina. Raka berjalan duluan yang di ikuti oleh Raina di belakang. Raka membukakan pintu mobilnya untuk Raina.
"Hm, makasih," ucap Raina yang di angguki Raka.
"Pasang safebelt nya!" ucap raka yang membuat raina tersadar." Lama amat," sambung Raka dan memasangkan safebelt ke Raina. Jarak antara Raka dan Raina cukup dekat membuat Raina menahan nafasnya sejenak, Raina terus memperhatikan wajah Raka yang sedang serius memasangkan safebelt kepadanya. Ganteng. Pikir Raina.
"Gue tau gue ganteng, nggak usah lihatin wajah gue mulu," ucap Raka yang sudah selesai memasangkan safebelt dengan gaya pede nya
"Ha? GR banget Lo," ucap raina memalingkan wajahnya ke jalanan.
"Bukan GR emang kenyataan," ucap Raka masih dengan pede nya membuat Raina ingin menabok muka ganteng Raka. Tapi sayang sih kalau di tabok.
"Seterah Lo," ucap Raina pada akhirnya. Setelah itu tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Suasana di dalam mobil begitu canggung, Raina sangat malas dengan suasana kayak gini, lebih baik Raina menguatkan dirinya untuk berbicara duluan.
"Hm, rak? Lo mau bawa gue kemana?" tanya Raina canggung.
"KUA." jawab Raka singkat padat jelas yang membuat Raina memukul lengan Raka.
"Gue nggak bercanda," ucap Raina kesal, kalau tau gini, nggak usah sekalian Raina bertanya duluan.
"Gue juga nggak bercanda," ujar Raka santai dan melirik ke arah Raina sekilas lalu kembali fokus ke jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Teen FictionRaka adalah cowok yang memiliki rambut coklat dan iris mata coklat, bibir yang berwana pink untuk seukuran cowok terlihat mencolok di kulit putihnya. Sebutannya juga Most Wanted Boy! Dia terlalu parah di bilang badboy dan juga terlalu sederhana di b...