Part 9 "Bingung"

22 6 0
                                    

Tok tok tok.

"Siapa sih yang bertamu?" ucap Clara, Raina menghapus jejak air matanya.

"Biar gue aja yang buka," sesampainya di depan pintu, saat Raina sudah membukak pintu, Raina terkejut bukan main, siapa yang datang ke rumahnya.

"Pembunuh,"

"Iya ni gue," ucap seseorang dengan seenak nya masuk ke rumah Raina.

"Mau apa Lo?" ucap Raina pelan.

"Mau gue? Lo menderita," ucap Raka sinis sambil menatap Raina tajam. Raina menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap Raka.

"Kalau gue ngomong itu lihat gue," ucap Raka dan mencengkram dagu Raina membuat Raina merasakan sakit di dagunya.

"Aww, sakit rak," ucap Raina sangat pelan karena cengkraman di dagu nya membuatnya susah bicara.

"Ini belum seberapa," Raka menatap mata Raina dalam, Raka bingung saat ini, dia merasakan dadanya sakit melihat Raina kesakitan, tapi di sisi lain dia ingin membuat Raina menderita.

"Raka, hentikan!" teriakan Clara menggema di ruangan tamu Raina. Raka menatap sahabat-sahabat Raina secara bergantian.

"Diam Lo, kalau Lo nggak tau apa-apa mending diam," teriak Raka dan mengencangkan cengkraman di dagu Raina.

"Awww--" ringgis raina.

"Kalian mau aja di bodohin sama Raina, kalian tau dia siapa ha? Dia itu pembunuh, dia udah bunuh bokap gue." teriak Raka emosi saat mengingat alm bokapnya meninggal karena di bunuh.

"Ck, Lo salah paham, yang bunuh bokap lo itu---" Resti yang sudah tidak tahan lagi dengan semua ini hampir aja mengatakan semuanya kalau tidak Raina memohon kepadanya.

"Jangan Res, gue mohon!" Ucap Raina pelan sambil menatap sahabatnya dengan memohon.

"Gue nggak mau Lo menderita Rain," ucap Resti.

"Please, jangan gue mohon," Raka yang mendengar itu pun bingung, sebenarnya apa yang terjadi, tapi dia yang sudah emosi kembali meluka Raina dengan mendorong raina, sampai terjatuh ke lantai dan berakhir kepala Raina membentur sanding meja. Sahabat Raina yang melihat itu melotot, karena kepala Raina mengeluarkan darah sangat banyak, lain dengan Raka dia tidak peduli sama sekali. Padahal dalam hatinya sangat khawatir.

"Lo keterlaluan Raka," murka Clara

"Lo tu cowok brengsek yang pernah gue kenal, bajingan Lo anjing, pergi Lo dari sini," teriak Resti tak kalah kerasnya dari Clara. Raka yang mendengar itu pun tersenyum miring menatap kepala Raina yang tidak hentinya mengeluarkan darah.

"Itu belum seberapa, ingat gue akan terus buat lo menderita," ucap Raka sebelum meninggalkan rumah Raina.

"Lo akan nyesel udah lakuin ini sama Raina," ucap Bunga sebelum Raka benar-benar pergi.

"Nggak akan," setelah itu Raka benar-benar pergi dari rumah Raina.

"Rain, kepala Lo nggak berhenti ngeluarin darah," Resti mulai panik saat darah tidak henti-hentinya keluar dari kepala raina.

"Nggak apa-apa kok, gue baik-baik aj--" Raina ambruk seketika.

"Rain," teriak Bunga, Clara, dan Resti bersamaan. Meraka sangat panik. Clara yang sangat panik akhirnya menghubungi seseorang.

"Hallo," jawab seseorang di sebrang sana

"Lex, gu-e bo-leh mintak bantuan nggak?" ucap Clara terbata-bata karena panik.

"Iya ada apa, kok Lo kayak nya panik banget"

"Lo tolongin gue bawa raina ke rumah sakit, gue nggak tau harus minta tolong sama siapa lagi,"

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang