10.uuu

27 3 2
                                    

Vano Danenra
Ira.
Besok ada pameran Foto.

Meira Casana
Iya?
Oh, dimana Kak?

Vano Danenra
Di deket cafe pelangi.
Yang kampus, lu tau kan?

Meira Casana
Iya.

Vano Danenra
Gua mau ngajak lu, bisa nggak?

Ira berpikir sebentar, besok ia ada janji dengan Nata kalau cowok itu sudah pulang, tapi paling sore atau malam. Ira pikir tidak apa-apa dia ke pameran sementar.

Maira Casana
Iya bisa.

Kembali muncul balasan dari Vano, tapi Ira sudah tidak ingin membalasnya.

Ira turun dari kasurnya, berjalan ke arah jendela kamarnya yang terbuka. Di luar sunyi, gelap, hanya cahaya remang-remang dari lampu halaman rumah Ira yang sudah redup, juga lampu teras rumah Nata yang Ira lihat dari sela-sela pagar. Semilir angin menerbangkan rambut Ira yang kebetulan ia gerai, gadis itu cepat-cepat menutup jendelanya, juga menarik horden dan melangkah kembali ke tempat tidur.

Sudah hampir larut malam, Ira dan Satya terlalu lama mengitari mall sehabis menonton tadi.

Ira menyimpan handphonenya di atas nakas, kemudian siap terlelap.

Belum sampai sepuluh menit, Ira kembali membuka mata, lantaran handphonenya bergetar_tanda pesan masuk.

Ira ingin mengabaikannya, tapi melihat Nama pengirim pesan, niatnya ia urungkan.

Natalio Abrisam
Udah tidur?

Meira Casana
Hampir.

Natalio Abrisam
Ganggu dong gua?

Meira Casana
Dikit, lu kok belum tidur, Nat?

Natalio Abrisam
Nata udah tidur.

Meira Casana
Terus, ini siapa?

Natalio Abrisam
Nata Tampan Tiada Tara

Ira terkekeh sebentar, kemudian kembali mengetikkan balasan untuk Nata.

Meira Casana
Katanya udah tidur!

Natalio Abrisam
Ngigo!
Kangen soalnya.

Ira tidak membalas, sebagai gantinya gadis itu meng klik tombol panggil. Tidak sampai sepuluh detik, Nata sudah menerima panggilannya.

"Halo, Nat."

"Biar saya tebak, ini dengan Ira?"

Ira terkekeh sebentar, "Tidak, tidak."

"Meira anaknya pak Arham?

"Bisa jadi, bisa jadi."

"Meira Casana?"

"Dikit lagi!"

"Meira Casayang?"

"Ha ha ha, ngaco!"

Nata tertawa di sebrang sana, ditemani sang malam yang menyapa dirinya langsung.
Gio, Bima, dan teman-temannya sibuk makan sosis, Nata berpindah sedikit untuk mengabari Ira. Ada hal penting Yang harus cewek itu tahu.

Nata de cocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang