Hurts 9

5.9K 529 64
                                    

Annyeong~~
Awas typo, enjoy~~

****

Hening

Sepi

Sunyi

Setelah bangchan mengatakan tadi, semua langsung mengikuti perintahnya dan sekarang tinggal lah bangchan sendiri ygan menemani Felix.

Perlahan-lahan bangchan duduk di kursi samping ranjang Felix, lalu dia genggam perlahan tangan kiri Felix.

Dia menetap sendu adiknya yang tengah tidur terlelap. Dia kasihan kepada Felix, untuk bernafas saja sangat kesulitan.

Padahal sudah di bantu dengan masker oksigen, tapi tetap saja nafasnya terasa berat & tersengal-sengal.

Tes

Setetes liquid bening meluncur di pipi putih pucat bangchan.
Runtuh sudah pertahanannya untuk tidak menangis. Tak kuat lagi dia menahan liquid bening itu untuk tidak mendesak keluar.

Sesak. Sangat sesak. Dia merasa menjadi Hyung yqng 'gagal' . Dimana janjinya dulu yang akan selalu menjaga saudara² nya.

Dia sendiri yang membuat janji dan dia sendiri yang mengingkari nya.

"Hiks....mianhae lixie....hiks..... mianhae hiks...."

Hanya kalimat itu yang bisa di ucapkan bangchan. Sekarang dia tengah menangis tersedu-sedu di samping Felix yang nampak damai dalam tidurnya .

Bangchan melipat tangan nya di ranjang Felix dan menenggelamkan kepalanya disana, berharap tidak akan ada yqng tahu bahwa dia tengah menangis tersedu-sedu seperti ini.

Bangchan tak tahu bahwa ada seseorang yang mendengar tangisan pilu tersebut namun tak bisa membuka matanya walaupun ia ingin.

"Kenapa kau menghukum Hyung dengan cara ini lixie hiks... Kenapa....hiks.... Apakah Hyung sangat keterlaluan kepadamu hiks....Hyung mohon hiks...jangan tinggalkan Hyung dan yang lainnya lixie hiks.... Hyung tidak sanggup hiks...."~gumam bangchan lirih.

"Cukup eomma yang meninggalkan kita hiks...kamu jangan sayang nya Hyung hiks... Hyung mohon bertahanlah demi kami lixie hiks...lixie mau kan kita kembali seperti dulu? Ayo kita mulai lagi dari awal hiks..."~lanjut bangchan sebelum jatuh tertidur (kelelahan menangis) dengan posisi duduk.

/Pagi harinya/

Sinar mentari masuk melalui celah gorden yang tersingkap di sebuah kamar inap bernuansa putih tersebut.

Sinar itu mengusik seseorang yang tengah tidur dengan lelap. Perlahan sepasang caramel jernih itu pun terbuka menampakkan keindahan nya meskipun binar matanya sedikit 'redup'.

Pemuda manis tersebut mengerjapkan matanya, menyesuaikan sinar yang masuk ke dalam retinanya.

Pertama yang ia lihat paska terbangun adalah langit² bercat putih, lalu beralih ke sebelah kanan tepatnya ke arah jendela yang tertutup gorden, beralih lagi ke arah kiri dimana terdapat seseorang yang sangat ia kenal tengah tertidur dengan tidak nyamannya.

Tangan orang itu memang di lipat dan di jadikan bantal tidurnya namun orang itu masih setia menggenggam tangan kiri Felix.

Felix

Ya orang yang bangun tadi adalah Felix, pemuda manis tersebut bangun dengan keadaan bingung lalu setelah melihat-lihat sekitarnya ia jadi mengerti dimana ia berada sekarang.

Rumah sakit

Oh ayolah Felix sudah lelah pergi ke tempat ini, tidak ada gunanya ia berobat di rumah sakit jika penyakit nya saja tidak sembuh² malahan semakin bertambah parah.

It's Hurts[ ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang