Hurts 12

5.1K 427 82
                                    

Annyeong~~
Awas typo~~
Enjoy~~

*****

Ting!

Lampu yang semula berwarna merah berubah menjadi hijau, disusul munculnya seorang dokter muda bername tag Dr. Kim Taehyung .

"Ekhem..."~ dehem an Dr. Kim menyadarkan mereka bertiga dari lamunan masing².

"Dokter! Bagaimana keadaan adik saya dok?"~tanya bangchan serius.

"Hm...keadaan adik anda sekarang sedang kritis, luka di kepalanya sangat parah akibat terlalu banyak terkena benturan keras, sebab itu dia mengalami gagar otak. Juga saat kecelakaan tadi membuatnya kehilangan banyak darah yang mana membuat penyakit leukimia nya semakin parah. Kami akan usahakan untuk membantu adik anda melewati masa kritis nya. Dan akan selalu memantau perkembangan nya. Jika sampai besok pagi adik anda belum sadar maka saya nyatakan bahwa dia KOMA "~jelas Dr. Kim

Syok

Mereka bertiga syok berat mendengar penjelasan dr. Kim. Hingga mereka tidak bisa berkata-kata ataupun membalas ucapan dr.kim.

Sedih, kecewa,khawatir,menyesal, jadi satu semua. Changbin mematung mendengar penjelasan dr.kim.

Jeongin merosot ke bawah dengan air mata yang terus berdesakan keluar. Bangchan mencoba menyadarkan dirinya sendiri dari syok nya tadi dan bertanya lagi pada dr.kim walaupun sulit baginya untuk mengeluarkan satu kalimat dari mulutnya.

"T-tapi dia bisa kembali sadar kan dok?"~tanya bangchan terbata.

"Untuk kapan sadarnya, saya tidak bisa memastikan. Sekarang doakan saja dia agar lekas sembuh dan kami bisa segera melakukan kemoterapi kepadanya. Untuk menghambat leukimia nya yg semakin parah"~ balas dr Kim

"Kalau begitu saya tinggal dulu, sebentar lagi adik anda akan dipindahkan ke ruang ICU"~lanjutnya

"Baik dok"~bls bangchan lirih

Lalu dr Kim pergi ke ruangannya. Meninggalkan 3 pemuda yang terdiam kaku di tempat masing².

/Skip/

Cklek

Bangchan membuka pintu kaca itu dengan perlahan. Ia berjalan mendekati ranjang yang terdapat seorang pemuda kurus yang Tampak pucat pasi.

Pemuda itu terbaring lemah di ranjangnya dengan hampir seluruh tubuhnya terbalut perban.

Bangchan merasa de ja vu dengan keadaan ini. Sebenarnya ia sudah tidak mau melihat adiknya tidur di ranjang pesakitan itu lagi, namun apa daya ia masih tidak bisa menjaga adiknya untuk tidak berakhir di tempat ini lagi.

Dulu Felix terbaring di sana karena penyakitnya, sekarang dia terbaring disana dengan perban yang meliliti hampir seluruh tubuh kurusnya.

Wajahnya tampak lebih pucat dari yang dulu pernah bangchan lihat, bibirnya pun nampak kering. rambut pirangnya nampak lepek oleh keringat, juga terdapat sedikit noda darah di perban dahinya.

Perlahan bangchan duduk disamping pemuda itu ia genggam tangan lemahnya, ia usap kepala pemuda itu dengan lembut.

"Lixie~~ kenapa--

--kenapa kamu beri kami semua cobaan seperti ini lagi....lixie tidak capek harus kembali kesini? Hiks... Lixie tidak capek harus tertusuk jarum di tangan lixie?hiks... Katanya lixie benci tempat ini? Tapi kenapa kesini lagi? Hiks... katanya lixie mau sembuh..hiks.. maaf... Hyung tidak pandai menjaga mu lixie.... Maaf Chan-hyung mu ini sangat bodoh hiks... Mungkin jika Hyung tidak ngotot untuk pergi ke rumah nenek, pasti sekarang kamu lagi bersenda gurau dengan yang lain nya.. bukan nya terbaring disini lagi...hiks.....hy-hyung...hiks"

It's Hurts[ ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang