19. Celoteh sengsara kaum lara

5 1 0
                                    

Melihat negara, masih dilanda lara
Akibat penyalahgunaan kuasa, oleh para penguasa
Kepulan-kepulan asap sengsara
Menjelma mendung didada
Para kaum pinggiran negara

Lihatlah, hay para penguasa
Saudara kami, yang membutuhkan gandengan anda
Mereka, merana
Kehidupan seakan memojokannya
Pada sudut-sudut kota

Mereka hilang arah
Kemana harus singgah
Jika bukan kalian, yang merubah
Kemana lagi mereka menjelajah
Rimba yang dulu dikandung sejarah
Masih menyimpan tikus-tikus serakah
Menggerogoti negara, tanpa gelisah

Betapa bengis kalian
Membakar kepercayaan
Yang telah dikalungkan
Dalam pemilihan
Ingat, Tuhan maha melihat akan semua keadaan
Semakin kau hisap negara dalam keserakahan
Penyesalan akan menjadi sisa hisapan

Tuhan, bara pinta
Masih terus membara
Kami hisap usaha dan doa
Lantaran tak ada lagi samudra
Tempat menenggelamkan lara
Yang menggelapkan perjalanan menyusuri dunia
Inilah detak langkah terakhir yang kami punya

Tuhan, beri kami kekuatan
Supaya sabar dan kepasrahan
Tumbuh subur dalam taman keyakinan
Biarkan musim berganti, merubah keadaan
Seakan ingin membinasakan
Apa yang terhampar dalam kehidupan

Tuhan, jika Engkau berkenan mengabulkan
Kami hanya berharap bisa melewati cobaan
Jika Engkau memiliki rencana lain, semua pasti membuahkan kebaikan
Yang dimaksudkan untuk kami, para pelupa yang terus terdekap kesalahan
Tiada pertolongan yang kami harapkan, sebab kami sadar hanya kepada-Mu, segalanya digantungkan

Tuhan, sebenarnya
kami malu meminta, dengan keadaan yang ada
lumpur salah dan dosa
Yang masih menyelimuti jiwa dan raga
Yang masih candu mengulangnya
Kami percaya, rahman dan rahim-Mu begitu luasnya
Sehingga hanya kepada-mu
Kami melayangkan pinta

19.12.2019

Tarian kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang