17 TUJUH BELAS

562 58 13
                                    

Ekhm... ekhmm

“Chanyeol oppa?!”

Chanyeol segera berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Suzy “kau darimana saja? Aku sudah menunggumu 5 jam duduk di sini sendirian seperti orang bodoh”

“apa? 5 jam? Heol, daebak, oppa menungguku 5 jam” Suzy menggelengkan kepalanya  tidak percaya dan takjub dengan perkataan Chanyeol.

“tentu saja tidak, aku berkata begitu supaya terlihat dramatis” Suzy mempoutkan bibirnya.

Tentu saja, mana mungkin seorang Park Chanyeol mampu menunggu sampai 5 jam, nyatanya dia baru 20 menit berada di lobi apartement tersebut karena dia merasa khawatir dengan Suzy. Karena puluhan kali dia telpon ponselnya Suzy, tapi tidak diangkat oleh pemiliknya.

“kau darimana baru pulang semalam ini? Terus jas siapa yang kau pakai? Dan kenapa matamu sebam? Kau menangis? Siapa yang ......” Chanyeol terus melontarkan pertanyaan seperti air yang mengalir ke Suzy.

“oppa. Kita masuk ke apartementku saja, tidak enak dilihat banyak orang” bisik Suzy segera mengajak Chanyeol ke apartementnya. Di perjalanan menuju ruang apartementnya, Suzy menceritakan semuanya yang dia alami ke Chanyeol.

“kau baik-baik saja?” tanya Chanyeol lembut ke Suzy.

“tentu saja. Ada oppa disini aku semakin baik-baik saja” Suzy mengulum senyum di bibirnya lalu meletakkan jas yang di pakainya di sofa ruang tamu apartement.

Ingin rasanya Suzy menangis setelah menceritakan semuanya ke Chanyeol, tapi dia tidak mau membuat Chanyeol khawatir. Jadi dia berpura-pura kuat di sisi Chanyeol.

“kalau begitu kau mandi dan ganti pakaianmu”

“iya”

Beberapa menit kemudian.

“terus apa hubungannya Sehun dengan perempuan itu?”

“dulu mereka berpacaran, tapi sekarang tidak” sahut Suzy menghampiri Chanyeol.

“kenapa kau tidak melawan perempuan itu? Dia sudah kurang ajar terhadapmu. Kaukan juga bisa mebuyurkan dia dengan minuman seperti yang dia lakukan tehadapmu”

“aku tidak mau bikin kerusuhan di pesta. Oppa taukan kalau aku sekali marah, pasti orang-orang di pesta akan kabur” Suzy membuat lelucon agar mereka tertawa.

“betul. Kalau kau marah seperti singa betina yang sedang marah” Suzy hanya memukul lengan Chanyeol lalu mereka tertawa bersama.

“Sehun..... sepertinya aku pernah mendengar nama itu tapi siapa ya?” gumam Chanyeol “bukankah dia itu laki-laki yang yang ponselnya pernah tertukar denganmu? Dan tadi itu jasnya?” Suzy hanya mengangguk “Untung saja dia tidak melukaimu. Kalau sampai tadi dia melukaimu, aku yang akan memberi dia hukuman. Tapi, kenapa dia bisa memberitahu Hana kalau kau itu pacarnya?”

“ini kopi hangat untuk oppa” Suzy meletakkan secangkir kopi hangat di atas meja “tadi dia memberitahuku, kalau ......... dia menyukaiku. Makanya dia memberitahu ke Hana seperti itu agar Hana tidak mengganggunya lagi”

“dia menyukaimu?! Terus kau menyukainya?”

“sepertinya begitu. Tapi ......”

“wah, ternyata ada juga laki-laki yang menyukai adikku” ucap Chanyeol  lalu menepuk tangannya sambil menggelengkan kepalanya.

“oppa!” Suzy memukul lengan Chanyeol bertubi-tubi.

“sakit!” Chanyeol memegang bahu yang Suzy pukul “oh iya, besok kau harus ke studio oppa untuk rekaman lagu yang oppa dan Jongdae ciptakan. Disana ada seorang produser dari New York ingin mendengar suaramu secara langsung”

Memory In Seoul - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang