Part 8

368 45 7
                                    

Big Dongsaeng
.
.
.
.

Yunho tersenyum masam, dia menumpukan kedua tangannya di atas meja. Dia melihat Jejung dengan serius begitupun dengan nada suaranya. "Jae sebenarnya Hyung ikut audisi untuk menjadi Idol dan Hyung diterima, mulai minggu depan Hyung sudah ikut pelatihan dan tidak ikut kuliah lagi."

Suara Yunho terdengar tenang dipermukaan namun bisa didengar sedikit getaran dalam nada suaranya.

Jejung juga tidak menunjukan ekspresi apapun seolah-olah apa yang disampaikan oleh Yunho sama seperti Yunho memberitahukannya soal cuaca. Wajahnya tenang dengan senyuman tipis dibibirnya. Matanya memang terlihat kecewa secara sekilas namun segera berubah kembali dengan jernih.

"Aku sebenarnya terkejut, tapi aku tidak berhak berkomentar apapun. Apa yang Hyung lakukan itu adalah hak Hyung." Balas Jejung.

Sebelumnya Jejung berusaha membohongi diri dengan berfikir jika kertas yang ditemukannya adalah bohong. Selama Yunho tidak memberitahukannya sendiri Jejung tidak akan percaya, tapi kini Yunho benar-benar mengatakannya sendiri tepat dihadapannya. Perihal keikutsertaannya dalam audisi.

"Jae.." Yunho justru merasa bersalah saat melihat sikap tenang Jejung.

Jejung menepuk punggung tangan Yunho.

"Kenapa denganku? Tidak perlu berfikir banyak."

Hening diantara mereka, Yunho tahu mungkin Jejung kecewa dengan apa yang dilakukannya. Yunho jadi merasa ragu namun keputusan sudah dibuat, mungkin ini memang jalan mereka.

"Ayo Hyung antar pulang, atau kamu mau pergi kemana dulu?"

"Kita ke toko kue dulu Hyung mau kan?"

Yunho setuju dan mengantar Jejung dengan mobilnya. Tapi di tengah jalan Jejung berfikir mungkin setelah ini ia akan jarang bertemu dengan Yunho, ia masih ingin berlama-lama dengan Yunho.

"Aku ingin menonton film." Gumam Jejung.

Yunho melihat wajah Jejung melalui kaca spion, wajah Jejung terlihat muram.

"Ayo Hyung bebas malam ini." Yunho membelai pipi halus Jejung dan masih berlama-lama disana.

Seketika kulit Jejung berubah merah karena malu, perlakuan Yunho sangat lembut padanya. Ini lah yang sedari dulu membuat Jejung menyukai Yunho, yang membuatnya pergi jauh dari keluarga hanya untuk kembali bersama Yunho. Meski kini kebersaamaan mereka singkat tapi Jejung sangat menikmati ini.

Mereka memasuki toko kue, didalam pelayan menyambut mereka dengan semangat. Yunho dan Jejung melihat-lihat jajaran kue dietalase, kue-kue itu terlihat sangat lezat dan berwarna-warni.

Salah satu pelayan wanita mengikuti mereka, pelayan itu memiliki ekspresi kagum akan ketampanan Yunho dan Jejung. Kapan lagi toko mereka di kunjungi oleh pemuda-pemuda tampan. Terutama pada Yunho, pelayan itu selalu mencuri pandang pada wajah Yunho.

Jejung menunjuk beberapa kue dan meminta pelayan untuk membungkusnya, Jejung sedikit mengerutkan keningnya melihat kelakuan si pelayan. Betapa tidak sopannya.

"Apa anda ingin yang lainnya lagi?" Si pelayan bertanya dengan senyum ramahnya, dia melihat Jejung sebentar lalu sorot matanya kembali melihat wajah Yunho yang tampan.

Jejung tidak perduli dan menjawab seadanya. "Tidak."

Si pelayan membungkus kue-kue yang di tunjuk oleh Jejung lalu memberikan bungkusannya pada Yunho bukannya pada Jejung. Melihat itu Jejung segera mengambilnya dari tangan si pelayan dan berjalan keluar. Jejung berjalan keluar dengan langkah biasa, tidak tergesa-gesa ataupun lamban, tapi dia jelas meninggalkan Yunho didalam toko yang masih harus melakukan pembayaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Big DongsaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang