Setengah jam yang lalu paman Ji baru tiba dari Gwangju. Hari ini Naree, dan Hoseok sudah berangkat ke kebun bunga seperti yang sudah direncanakan. Yeonjun juga sudah datang jam setengah empat pagi untuk ikut bersama Naree dan Hoseok ke kebun bunga itu.
Sedangkan Jin tidak bisa ikut, karena hari ini ia akan bertemu dengan rekan bisnisnya untuk membahas renca kerjasamanya. Paman Ji juga baru tiba dari Gwangju. "Paman Ji, aku berangkat kerja." Ujar Jin sambil berlalu pergi.
Kediaman keluarga paman Ji sangat sepi. Hanya beberapa pegawainya yang berlalu lalang untuk mencek keadaan kediaman rumahnya ini. Untuk menghilangkan kebosanan paman Ji berlalu menuju kebun belakang rumah yang dimana ditumbuhi beberapa bunga, dan beberapa pohon mangga yang siap untuk di panen.
***
Jam lima pagi mereka bertiga baru tiba di kebun bunga. Letaknya tak begitu jauh dari kediamannya. Banyak orang yang berlalu lalang disini, memang sengaja karena Naree sudah memberitahukan jauh hari mengenai kedatangannya.
"Nona muda Jang, semuanya sudah kami siapkan. Ini datanya." Naree mengambil kertas tersebut dan masuk kedalam untuk melihat-lihat. Naree sedang sibuk mendata bunga yang ingin mereka bawa ke kota. Apakah bunga ini sudah semua terbawa atau belum.
Sedangkan Hoseok dan Yeonjun mereka ikut membantu memotong bunga-bunga dan dipilah-pilah mana yang masih segar mana yang sudah layu. Mana yang kelopak bunganya sempurna mana yang tidak sempurna. "Tuan muda Song, biar saja yang disini anda bisa istirahat." Tawar Yeonjun tak enak pada Hoseok yang ikut membantu.
Namun Hoseok menolaknya dengan halus, "Tak apa aku sudah biasa. Santailah, sini bantu aku." Jawabnya. Yeonjun pun langsung membantunya. Yeonjun kagum dengan kerja keras, sifat yang ramah tamah, dan baik hati dari keluarga bos nya, nona Ree.
"Nah udah benar ini datanya. Kalau gitu habis ini antar ke Ree Flowers seperti biasa ya."Ujar Naree pada pegawainya. Mereka mengangguk dan melanjutkan tugasnya. Naree menghampiri Hobi yang asik dengan memilah-milah bunga.
"Oppa." Ujar Naree, Hobi hanya menatap Naree lalu kembali fokus kepada pekerjaannya. Naree pun pada akhirnya ikut membantu. Sekitar pukul enam pagi mereka memutuskan untuk kembali. "Terimakasih semuanya. Semangat terus ya." Teriak Hobi untuk menyemangati pegawainya dan berlalu pergi.
Selama di perjalanan Naree selalu bertanya "Apakah oppa tak apa membantuku?", "Bagaimana kalau Jin oppa butuh bantuan oppa di kantor?", dan lain-lain. "Tak apa aku sudah bilang kalau aku ingin membantumu." Jawab Hobi untuk menenangkan Naree. Naree pun mengangguk paham.
Hingga tak terasa mereka sudah tiba di Ree Flowers. "Nah yang lain bantu mereka untuk menurunkan bunga-bunganya." Perintah Naree. Karyawannya mengangguk dan langsunh ikut membantu. Mereka sedang merangkai-rangkai bunga. Seperti karangan bunga, lalu bunga segar ditaruh di vasnya yang pas untuk menjadi hiasan.
"Semuanya kita sarapan dulu." Ujar Naree sambil membawa beberapa box nasi dan membagikannya. Hobi juga ikut membantu adiknya membagikan box nasinya. "Terimakasih nona Ree." Ree pun mengangguk dan tersenyum.
***
Tak terasa jam menunjukan pukul satu siang. Sekitar satu jam yang lalu pekerjaan mereka telah selesai. Sebelum mengirimkan barangnya Naree, Hobi dan karyawan memutuskan untuk makan siang terlebih dulu.
Rencananya bunga ini akan dikirim ke perusahaan Yumyong Grup, yang dimana perusahaan itu perusahaan bertema interior rumah. Yumyong Grup sendiri mempunyai anak cabang perusahaan yang berbeda-beda. Perusahaan ini setara besarnya dengan perusahaan milik kerluarga Naree.
"Ree-ah ayo kita pergi." Ajak Hobi lalu mendapat anggukan dari Naree. Naree juga mendapat undangan di acara perusahaan itu, sebagai pemilik Ree Flowers. Sedangkan Hobi diundang diacara itu sebagai wakil direktur Jang Property.
Setibanya ditempat, banyak sekali orang berlalu lalang. Sedangkan Naree ikut membantu menata-nata tempat yang pas untuk karangan bunga buatannya. Setelah beres semua Naree memilih untuk duduk di taman perusahaan itu, sambil meminum air dingin yang ia beli.
Siang ini cuacanya tidak terlalu panas, bisa dibilang cerah hari ini. Sambil menikmati minumannya, Naree mengarahkan pemandangan ke sisi kanan perusahaan ini. Dilihatnya ada mobil hitam mewah dan seseorang pria yang turun dari mobil, diikuti seseorang pria disamping pria pertama yang turun.
"Ah.. Mungkin saja dia direktur di perusahaan ini." Gumam Naree lalu meminum kembali. Dari kejauhan Hobi mendatangi Naree yang duduk ditaman. "Ree-ah." Ujarnya yang juga membawa minumannya.
"Sudah lama disini?" Tanya Hobi. Naree berdehem menjawab pertanyaan hobi. Mereka berdua memandang langit biru yang cerah. Angin semilir menerpa rambut mereka. "Kau datang kan hari ini Ree-ah." Naree menoleh, dan menatap mata Hobi dalam-dalam.
"Ya sepertinya aku datang." Jawabnya. Hobi tak merespon. Sekian lama mereka berdiam diri tanpa pembicaraan dan sibuk dengan pikiran masing-masing. "Nona Ree, tuan muda Song." Hobi dan Naree menoleh ke sumber suara itu. Hobi menaikkan satu alisnya sambil berucap, "Ada apa Jun?" Orang itu ternyata Yeonjun.
"Semuanya telah selesai. Apa kita tetap disini?" Tanya Yeonjun. Naree mengenggelengkan kepala. Ia beranjak pergi dari tempat ini dan mengajak keduanya untuk segera kembali pulang ke Ree Flowers.
***
Di lain tempat, seorang pria sedang menatap pemandangan kota Seoul. "Bagaimana dia bisa balik kesini lagi. Bukankah dia sudah lama tinggal disana, aku takut jika luka lama terbuka kembali."
"Tenang aku selalu disampingmu, jangan risau." Teman pria itu berkata sambil meminum winenya. Ia tahu luka lama yang dipendam pria dihadapanya itu pasti terbuka kembali.
Sunyi itulah yang terjadi sekarang. Kedua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Ketakutan, kecemasan sekarang telah terjadi. Betapa berdosanya dahulu dan belum sempat meminta maaf atas perbuatan orang yang ia sayangi.
"Maafkan aku, tolong maafkan aku." Ucap lirih pria itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhe My Wife ✔️
FanfictionPark Jimin seorang pengusaha muda yang handal. Terkenal dengan sering bergonta-ganti wanita, karena baginya cinta itu hanya menyusahkan dirinya. Ia tak ingin terlibat cinta yang serius, namun seorang wanita mampu merubah poros hidupnya. Ia mulai men...