"Jimin-ah... Hya! Park Jim-"
"Kau berisik sekali. Cepat keluar dari ruanganku Lee Taehyung!" Taehyung terbelalak dengan kedua alis yang terangkat ke atas. Pasalnya dia baru saja membuka pintu ruang kerja Park Jimin. Tapi sahabatnya justru mengusirnya.
"Wae wae wae?" bukannya keluar, Taehyung justru melangkah masuk dan kini duduk di kursi yang ada di depan Jimin. "Mengapa belum pulang? Kajja kita pulang, sebelum itu kita makan dulu aku lapar."
"Mwo?! Kau tidak lihat pekerjaanku sangat menumpuk. Nanti Ayahku akan marah besar jika aku menjadi seorang CEO tidak becus mengurus pekerjaan." Jimin menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kemudian memejamkan mata. Tangan kirinya bergerak melonggarkan dasi yang sejak tadi ia pakai dan terasa mencekiknya.
Taehyung tersenyum melihat sahabatnya yang sangat giat bekerja ini. "Tumben sekali kau menurut perintah Ayahmu biasanya juga kau selalu menolaknya. Apa kau sekarang sudah berubah menjadi orang baik Jimin-ah?" Jimin membuka matanya cepat dan langsung duduk tegak. Ia melempar tatapan tajam pada Taehyung seolah siap menelannya bulat-bulat.
"Apa yang kau bilang Taehyung! Aku seperti ini juga demi uang, kekuasaan. Aku juga ingin menguasai sepenuhnya dari perusahaan Ayahku ini, dan aku ini memang orang baik asal kau tahu aja." Jimin meninggikan suaranya. Merasa frustasi karena pekerjaanya yang setiap hari semakin menumpuk.
"Hya! Park Jimin sahabatku akhirnya gila kerja. Aku turut bahagia, tapi kau bisa meminta tolong aku atau sekretarismu menyelesaikan tugasmu."
"Baiklah, ini berkas untukmu selesaikan hari ini juga, aku tidak mau tapi-tapian. Kalau ini selesai kita bisa pulang makan, minum sepuasmu biar aku yang bayar dan akan ku beri bonus di gajihmu nanti."
"Mwo? Kau serius? Baiklah sini aku bantu tugasmu, asal aku dapat makan gratis dan dapat bonus gajihku nanti aku akan membantumu. Mana sini berikan padaku. Janji ya, awas aja kau tidak menepati janjimu hidupmu bakal tidak tenang Tuan Park."
"Ya ya ya, aku tidak bakal lupa dengan omonganku. Giliran dapat imbalan kau baru mau membantuku, untung kau sahabatku." Mereka berdua sibuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.
***
Seokjin Oppa is calling.
Dengan tangan yang masih sibuk membereskan berkas diatas meja kerjanya, Naree menekan tombol pada ponselnya dan menjawab panggilan itu.
"Yoboseyo."
"Eodisseo? Kalau kau masih di kantor aku akan segera menjemputmu. Jangan kemana-mana sepuluh menit lagi aku tiba disana."
Klik.
Naree yang baru selesai membereskan pekerjaannya hanya menghela napas dengan kelakuan oppa nya. Ia tau oppa nya tidak seratus persen percaya jika ia akan ucapanya untuk belajar mandiri. Tapi dengan seiring waktu Jin percaya, Naree bisa sukses dengan caranya sendiri.
Naree membersihkan tokonya yang hendak tutup. Naree memiliki empat orang karyawan. "Nona Jang, saya sudah selesai membersihkan ruang sana." Tunjukknya pada Naree. Naree mengangguk paham, lalu ia masuk keruangannya.
Tok. Tok. Tok.
"Masuk." Ujar Naree. Pegawainya masuk kedalam ruangan Naree. "Ada apa Jun?" Tanya Naree. Pegawainya itu bernama Yeonjun, ia masih kuliah. Sudah sekitar enam bulan ia bekerja di Ree Flowers untuk mencukupi biaya hidupnya dan biaya kuliahnya.
"Nona Ree, ada beberapa hari ini laku. Sepertinya kita harus mengambil bunganya lagi, karena besok ada sebuah acara yang memerlukan hiasan bunga dari toko kita ini." Naree ingat, bahwa besok sebuah perusahaan mengadakan acara yang dimana mereka meminta hiasan bunga dari tokonya.
"Ahh kau benar. Sepertinya besok pagi jam empat kita harus ke kebun bunganya. Bukankah acaranya jam lima sore?" Yeonjun mengangguk meiyakan. "Kau datanglah kerumahku nanti. Bilang yang lain besok toko kita tutup, tapi bukan libur. Kita menyiapkan rangkaian bunga untuk acara itu."
Yeonjun lagi-lagi mengangguk meiyakan, "Kalau begitu saya keluar dulu nona Ree." Yeonjun pun keluar dari ruangannya. Naree sangat fokus dengan pembukuan mengenai pemasukan dari tokonya. Tanpa sadar ada seseorang yang masuk, dan duduk di kursi depan mejanya.
"Wah. Adikku ternyata sibuk sekali." Nare menoleh dan melihat Jin yang sudah duduk manis di depannya. Naree hanya menghebuskan nafas. Jin berdiri dan melihat-lihat hiasan diruang kerja adiknya.
"Ah.. Kau memajang foto kita berempat. Aku, kau, Hoseok, dan Jungkook." Komentar Jin. "Kau rindu Hoseok dan Jungkook tidak?" Tanya Jin tanpa mengalihkan pandangannya kepada foto itu. "Iya aku merindukan mereka." Jawab Naree. Jin mengangguk dan melihat-lihat foto yang lainnya.
"Oppa." Ujar Naree. Jin menoleh dan menaikkan alis kanannya, "Apa?" Jawabnya. "Mari kita pulang. Sudah beres pekerjaanku." Ajak Naree, lalu mengambil tasnya dan menarik tangan Jin untuk keluar dari ruangannya.
Di luar ruangannya sudah nampak sunyi. Keempat orang karyawaannya masih betah menunggunya. "Kenapa kalian belum pulang?" Tanya Naree. "Kami menunggu nona Naree pulang. Tak enak kami pulang lebih dulu." Ujar salah satu mereka.
Mendengar penuturan dari mereka hati Naree menghangat. "Pulanglah, biar aku pesankan taxi untuk kalian." Ujar Naree berbaik hati. Toko sudah tutup mereka menunggu taxi diluar toko.
Tak lama kemudian taxi sudah datang, Naree dan Jin pun memutuskan untuk pulang. "Nah taxi nya udah datang. Segeralah pulang, aku dan oppa pulang duluan ya." Ujar Naree sambil menaiki mobilnya dan berlalu pergi. "Nona Ree baik sekali ya." Ujar Yeonjun. "Ia dia selalu baik kesemua karyawannya." Sahut Hyejin. Lalu mereka masuk ke taxi yang sudah di pesankan oleh Naree.
***
Setibanya di rumah, keadaanya sepi. Namun saat membuka pintu sudah disambut oleh bibi Choi. "Tuan muda, nona silahkan masuk. Saya sudah siapkan air hangat untuk mandi." Ujar bibi Choi. "Terimakasih bi." Ujar Jin dan Naree lalu mereka masuk ke kamarnya masing-masing.
"Mereka udah datang bi?" Tanya Hoseok. Ya. Hoseok baru tiba dari Busan untuk mengurus bisnisnya dan Jin. "Iya tuan. Tuan muda kalau mau makan saya sudah siapkan." Hoseok mengangguk dan bibi Choi berlalu meninggalkan Hoseok.
Hoseok duduk diruang tamu, sambil meminum teh hangat. Tak lama Jin datang menghampiri Hoseok. "Ah kau sudah datang. Kapan kau datang?" Tanya Jin. "Sekitar jam lima sore tadi." Jawabnya, Jin mengangguk.
"Hyung, aku dengar Ree besok pagi mau ke kebun benarkah?" Tanya Hoseok. "Iya dia mau ke kebun bersaman Yeonjun untuk mengambil bunga buat acara di Yumyong Grup." Jawab Jin.
"Aku besok tidak ke kantor ya. Ingin membantu Naree boleh kan." Jin tersenyum dan membolehkan Hoseok membantu Naree. "Ayo kita ke meja makan. Aku udah lapar nih." Ajak Hoseok, dan mereka pun menuju meja makan.
"Halooo Jin oppa, ah ada Hobi oppa. Haloo." Ujar Naree dengan keceriannya. Jin hanya menggelengkan kepala sambil memijit pelipisnya. Sedangkan Hoseok tertawa melihat tingkah laku sepupunya itu.
"Halo gimana harimu menyenangkan tidak?" Tanya Hoseok. Dengan antusias Naree menceritakan kegiatannya hari ini kepada dua orang kaka laki-lakinya. Setelah bercerita mereka langsung memakan makan malamnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhe My Wife ✔️
Hayran KurguPark Jimin seorang pengusaha muda yang handal. Terkenal dengan sering bergonta-ganti wanita, karena baginya cinta itu hanya menyusahkan dirinya. Ia tak ingin terlibat cinta yang serius, namun seorang wanita mampu merubah poros hidupnya. Ia mulai men...