Rule #2 "Understand If They Don't Understand"

498 113 129
                                    

"Mengertilah Bahwa Mereka Tidak Mengerti"

Baiklah mungkin terdengar sedikit kasar, tapi bahkan bintang laut tidak berotak pun pernah berkata;
"hidup ini memang keras kawan, jadi biasakanlah!" -Patrick Star
.
.
.
.

Mengertilah jika mereka tidak mengerti.

It's nothing personal...
Hanya antara kita. Kau dan aku, akan ku beritahukan sebuah rahasia...
"Tidak semua dari mereka se-jenius yang kamu pikir"

Hah.... (menghela nafas panjang)

Kamu yang punya tujuan yang tak pernah di ketahui orang lain,
Mimpi yang tak pernah di aminkan siapapun,
Dan cinta yang tak pernah terbalaskan oleh dia yang kamu cintai diam-diam,
Mengertilah jika mereka tidak mengerti...

Mari kita analogikan menjadi sebuah cerita;

Di sebuah taman bermain di pinggir kota, ada seorang ibu dan anak laki-lakinya yang sedang menikmati matahari pagi. Beberapa saat kemudian datanglah mobil es krim yang selalu berhasil membawakan senyum dan kegembiraan kepada anak-anak(aku rasa semua penjual es krim itu orang suci). Anak-anak di taman itu pun berlarian menghampiri si penjual es krim, ketika melihat semua keramaian itu si anak laki-laki kemudian menarik tangan ibunya, memberi isyarat agar dibelikan es krim juga seperti anak-anak lainya. Namun si ibu yang tahu jika anaknya ini sedang mengalami flu langsung menolaknya dengan tegas tanpa berusaha menjelaskan apapun(karena ia pikir si anak hanya anak-anak, ia tidak akan mengerti/mau menerima), setelahnya si anak laki laki itupun menangis dan menyimpan amarah di dalam dirinya, ia berpikir ibunya adalah ibu terburuk se-dunia, Tamat.

Cerita diatas adalah gambaran tentang kehidupan kita saat ini,
kita para pendiam di wakil-kan oleh tokoh si ibu sementara si anak laki-laki adalah cerminan 'our social environment'.

Kita terkadang tahu mana yang lebih baik dalam sebuah keadaan, namun kita tidak pernah mau untuk sedikit beradaptasi, kita masih jadi kita yang sama, yang hanya menentukan sikap untuk diri kita sendiri tanpa mau membuat orang lain memahami apa yang sedang kita lakukan. Kita menyimpan itu rapat-rapat, karena kita percaya bahwa mereka tidak akan mengerti atau setidaknya kita berpikir bahwa apa yang kita lakukan sendiripun dirasa sudah cukup.
Padahal TIDAK!
Lihat hasilnya, kita hanya akan jadi orang yang di benci, dijauhi, atau bahkan tidak dianggap di keesokan hari, padahal apa yang kita lakukan adalah untuk kebaikan mereka.

Sadarilah ini,
"Berbuat baik-pun ada ilmunya"

Kamu tahu kenapa?
Jika kamu berpikir kemarahan si anak laki-laki itu adalah sebabnya, kamu keliru.
Dia hanya anak kecil, banyak yang tidak dia ketahui, kita semua tahu itu, dia hanya mengekspresikan apa yang memang dia rasakan. Dia merasakan ketidakadilan, dan dia marah, wajar bukan?
"Tapi bukanya dia sedang flu, harusnya dia mengerti itu..."

Hanya ada sedikit orang yang terlatih untuk mau menerima dan mencoba mengerti di dunia ini, dan orang mulia seperti itu sangat terbatas jumlahnya.

Kamu harus sadar jika ini tugas mu untuk membuat mereka mengerti dengan apa yang kamu pikirkan, kamu lakukan, dan apa yang berkaitan tentangmu...(Pada akhirnya kamu akan butuh mereka untuk mengerti).

Dan jika kamu terus membiarkan situasi ini berlangsung sekian lama, pada akhirnya kita semua tahu kalau si ibu akan memiliki anak yang akan menyimpan dendam dan jadi pembangkang di masa depan, bukan kah ini jadi sebuah elegi yang nyata di kehidupan kita hari ini??
Berusaha menjadi baik lalu dinilai sebagai sesuatu yang jahat.
(Sesuatu yang tidak akan pernah kita harapkan sampai kapan pun bukan...)

Lalu mungkin kamu berpikir,
"aku sudah mencobanya, aku sudah mencoba membuka diri ku kepada mereka, namun mereka tetap tidak mengerti, jadi aku harus apa?"

Pedoman untuk jadi PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang