Rule #14 "Speak in Text"

72 33 2
                                    

"Bicaralah dengan Tulisan"



Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.
-Abu Hamid Al Ghazali



Kalimat itu membunuhku sejak pertama kali aku membacanya...
Bagai tertusuk pisau tepat dijantungku.
Aku terdiam.

Aku terdiam dan berusaha mencerna apa maksud dari tulisan itu...
Sebuah kesederhanaan yang tidak sederhana.
Aku meratapinya.

Meratapi hingga akhirnya bermuara pada sebuah konsep tentang 3 hal, yaitu;
1. Aktualisasi diri
2. Kenangan
3. Terapi


Mari kita bahas satu persatu.

1. Aktualisasi diri
Menurut teori Maslow dalam human needs, aktualisasi diri merupakan puncak dari kebutuhan manusia. Setiap manusia pada dasarnya ingin di'akui' atau berpengaruh.
Dengan dasar itu, menulis membantumu untuk bisa di'akui' tanpa kamu perlu menjadi raja atau anak ulama besar terlebih dahulu.
Kamu hanya perlu menyampaikan apapun yang ada di pikiranmu lewat media menulis.

Tentunya tidak semua tulisan dan media bisa kamu gunakan agar kamu diakui, misal menulis keluh kesah di media sosial, banyak sekali pendapat yang melarang hal tersebut, kenapa? karena terkadang orang-orang yang membaca keluh kesahmu tidak benar-benar perduli akan hal itu, dan justru pada akhirnya kamu akan di cap sebagai orang yang tidak mudah bersyukur dan lain sebagainya.

Tulisan yang ku maksud adalah tulisan yang mampu mempengaruhi cara orang lain berpikir, yang sejalan dengan pikiran orang lain atau bahkan bisa membuat mereka menyadari suatu hal, maka kamupun pada akhirnya akan mendapat sebuah pengakuan.

Lalu di era media sosial kenapa hanya menulis, kenapa tidak membuat rekaman suara atau video saja?

Sebenarnya menurutku bukan masalah format apa yang kamu gunakan? tapi seberapa nyaman kamu dengan format tersebut dan bagaimana kamu mengemasnya?
Kita para pendiam cenderung lebih pasif dan kurang vokal bukan? maka dari itu menulis adalah pilihan terbaik yang bisa kita pilih.


2. Kenangan
Ada semacam ke-egoisan dalam diri kita yang ingin sekali agar kita bisa dikenal, entah oleh teman, keluarga, orang asing, bahkan cucu kita nantiinya, dan itu bukanlah suatu hal yang salah, itu manusiawi.

Bukankah itu alasan kenapa kita menyimpan buku/album foto?

Lagi-lagi jika kita bukan seorang raja dan anak seorang ulama besar namun kita ingin dikenal dan dikenang oleh anak, cucu-cucu kita dan banyak orang maka hal yang paling tepat adalah dengan meninggalkan karya, salah satunya berupa tulisan.

Di era digital seperti sekarang ada banyak platform yang bisa kita gunakan sebagai kanvas untuk melukis. Semisal kamu bisa menulis catatan pribadi di blog, kata-kata bijak yang kamu pikirkan di instagram, cerita-cerita fiktif di wattpad dan lain sebagainya, tidak harus selalu dengan buku.

By the way bicara tentang buku, artinya kita berbicara tentang karya dan hasil pikiran sang penulis. Banyak di antara kita telah mengenal orang-orang hebat dari buku, entah itu karya mereka atau karya orang lain yang mengisahkan tentang orang-orang hebat itu. Banyak buku yang amat bermanfaat bagi sebagian besar orang, termasuk kita. Pantaslah buku disebut sebagai jendela dunia.

Dan bagiku buku sendiri adalah jendela besar dengan kaca bening yang membuatku bisa menunjukan apapun dan memberi tahu apa yang ada di dalam rumah ku kepada orang-orang, tanpa harus berbicara dengan mereka satu persatu.


3. Terapi
Ibarat sebuah komputer pikiran kita adalah prosesornya, saat kamu menginput sebuah perintah maka seharusnya ada output yang tercipta. Itu yang seharusnya terjadi.

Namun kita sebagai seorang pendiam, lebih sering memendam banyak hal, semua hal kita serap tanpa pernah kita keluarkan kembali, akibatnya prosesor pun akan cepat panas dan mungkin berakibat pada erornya sistem.

Untuk mencegah hal itu terjadi. Maka menulis adalah sebuah terapi yang cukup efektif untuk kita. Sebuah cara untuk membuat pikiranmu tetap 'terjaga' adalah dengan menulis buku harian. Berkomitmenlah untuk menulis setiap hari dan ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:
-Apa yang kurasakan? Mengapa?
-Apa yang kupelajari hari ini? Dari siapa aku belajar?
-Ide-ide baru apa yang muncul? Apa atau siapa yang kupikirkan hari ini?
-Apa yang berbeda di hari kemarin? Minggu lalu? Tahun lalu?
-Siapa orang yang kelihatannya kesepian dan bisa aku bantu? Mengapa?

Percayalah itu akan sangat membantu mu meluapkan apa yang seharusnya tidak kamu simpan terlalu lama.
Dan bila ada hari dimana kamu sedang tidak sibuk, kembalilah ke catatan harian mu dan lihat apa yang kamu tulis disana. Itu bisa membantumu sedikit banyak untuk lebih fokus dalam merefleksikan diri, merenungi apa yang telah terjadi dan mencari jalan keluar yang lebih baik di masa depan.


"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu kelak"
-Ali bin Abi Thalib



# Kesimpulan :

Stop thinking about what should i do? just start writing...


'Bicaralah dengan Tulisan'

dan itulah rule ku yang ke-empat belas.




Hi Pejuang Keheningan,

Pedoman ini akan dirilis setiap minggunya.
Ayo berikan dukungan kamu dengan mem-Vote bagian ini dan menyebarkan keteman kamu yang juga pendiam.
Silahkan sampaikan opinimu tentang konten ini di kolom komentar atau inbox message saya.
Dan jangan lupa baca catatan saya yang lain.... Terima kasih banyak ^-^

-----------------------><-------------------------

Pedoman untuk jadi PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang