Rule #3 "Don't Hold Your Breath"

298 81 18
                                    

"Jangan Menahan Nafas"


Ini masih berkaitan dengan 'rule' sebelumnya, 
Mengerti jika mereka tidak mengerti mengajarkanmu untuk lebih menerima realitanya.
Ketika kamu menganggap seseorang mengerti jika sesuatu itu salah dan dia tetap melakukanya  maka marah adalah respon alami yang akan kamu rasakan baik secara perbuatan, kata, atau hanya di dalam hati saja, tapi itu berbeda cerita jika kamu sadar bahwa sebenarnya mereka tidaklah mengerti dan perlu di beri tahu.

Nah rule number #3 ini mengajarkanmu untuk lebih 'reaktif' terhadap hal-hal itu.
Seperti judulnya, JANGAN MENAHAN NAFAS! 
mulailah dari hal kecil seperti itu...

Berapa banyak dari kita ketika;
-Teman mu datang terlambat padahal kamu sedang terburu-buru
-Rekan mu menyuruh mu mengerjakan tugasnya saat tugas mu begitu banyak
-Atasan mu menyalahkan mu atas pekerjaan orang lain
-Keluarga mu menilai mu tanpa menanyakan apa yang sebenarnya kamu rasakan
-Kamu ingin curhat kepada teman mu, kemudian dia hanya membahas tentang dirinya
-dll
Hanya memutuskan untuk DIAM dan menganggukan kepala? (seperti tersesat dalam pikiran sendiri).

Jangan menahan nafas mu, hembuskan nafas yang berat itu, buat sekelilingmu tahu jika kamu sedang tidak baik-baik saja(it's okay to not be fine), paksa dirimu untuk pada akhirnya bicara di moment yang tepat, jangan rela untuk di jatuhkan dan digulingkan oleh keadaan.
Hembuskanlah nafas itu,..
Buat mereka mengerti atau setidaknya bertanya-tanya ada apa dengan dirimu.
Kamu berhak untuk diperhatikan sebagaimana kamu berhak untuk kecewa dan sedih, maka tunjukanlah dengan tujuan dan cara yang anggun.

Lagi pula secara medis kondisi dimana tidak terjadi pertukaran udara, dapat menyebabkan kadar CO2 dalam darah menumpuk dan menyebabkan peningkatan keasaman darah atau asidosis. Hal ini tentunya baru dapat terjadi jika kebiasaan menahan napas ini terus-menerus dilakukan, atau pada kondisi orang yang tak sadarkan diri dan tidak memiliki kontrol atas laju napasnya yang terlalu lambat. Selain itu menahan napas, juga berisiko untuk merangsang refleks vagal(batuk, muntah, pingsan) yang mana refleks ini memicu jantung untuk bekerja lebih lambat sehingga pada orang tertentu, menahan napas dapat berisiko menurunkan kesadaran. Oleh karenanya secara medis tidak menganjurkan orang menahan napas, kecuali bila diperlukan, misalnya saat berenang. (dr. N. K. Arief)

Jadi, apa kamu akan mencobanya? atau masih takut?

"Menaklukan rasa takut adalah awal dari kebijaksanaan" 
-Betrand Russell.
.

.

.
Jadi buatlah mereka mengerti, jika kamu masih belum berani untuk berbicara, hembuskan saja nafas berat kearah mereka.
Saat kamu merasa sudah terlalu lelah, saat kamu menahan begitu banyak masalah seorang diri, dan ketika beban mu dirasa sudah cukup berat, 
Jangan pernah menahan nafasmu!

#Kesimpulannya :

Sebagai pendiam terkadang kita perlu bereaksi terhadap sesuatu. Ingatlah, beradaptasi itu perlu, dan bila kamu terlalu takut untuk berkata-kata, maka hembuskan saja nafas mu di tengah-tengah mereka.
Mereka yang perduli akan menanyakan keadaanmu begitu mereka mendengar nafas itu.

Intinya, seperti yang pernah dikatakan salah satu karakter dalam Spongebob the movie;
"apapun yang terjadi, tetaplah bernafas"
-Jack Kahuna Laguna 
(aku serius, aku tidak sedang bercanda, tetaplah bernafas)

'Jangan Pernah Menahan Nafasmu'

dan itulah rule ku yang ketiga.





Hi Pejuang Keheningan,
Pedoman ini akan dirilis setiap minggunya.
Ayo berikan dukungan kamu dengan mem-Vote bagian ini dan menyebarkan keteman kamu yang juga pendiam.
Silahkan sampaikan opinimu tentang konten ini di kolom komentar atau inbox message saya.
Dan jangan lupa baca catatan saya yang lain.... Terima kasih banyak ^-^

--------------------------------------------------------><-----------------------------------------

Pedoman untuk jadi PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang