8. Promise

195 21 12
                                    

Hari-hari berlalu dan Junho perlahan mulai terbiasa. Terbiasa tanpa Yohan. Jika ditanya apakah ia sudah baik-baik saja? Tentu tidak. Hatinya masih berkecamuk memikirkan alasan Yohan pergi begitu saja tanpa pemberitahuan apapun. Hanya saja, ia memang perlahan mulai belajar menjalani hari-harinya tanpa Yohan di sisinya.

Tak ada lagi Yohan di sekolah. Tak bisa lagi ia temui Yohan pada jam istirahat. Tak ada lagi weekend dengan Yohan. Seolah Yohan benar-benar telah hilang ditelan bumi (padahal mah cuma ke Amrik doang ya, cuma Junho aja lebay, terlalu cinta ama Yohan).

Kadang Junho masih sering ngobrol dengan Yuvin dan Hangyul. Biasanya mereka akan ngabarin Junho tentang Yohan. Tapi tiap kali seperti itu, Junho hanya tersenyum kecil mendengarkannya. Setidaknya ia tahu Yohan baik-baik saja disana.

Bagaimana pun, Junho memang berharap Yohan akan segera kembali. Banyak yang ingin ia langsung tanyakan pada Yohan. Pernah sekali ia meminta nomor Yohan di Amerika pada Yuvin dan Hangyul, tapi mereka tidak memberikannya padanya. Lagi-lagi alasannya "ini demi keselamatanmu". Akhirnya Junho hanya bisa pasrah, menunggu kepulangan Yohan yang tidak pasti.

Sementara itu, ia dan Minhee juga makin lengket. Sebisa mungkin Minhee semakin sering menemani Junho kemana-mana. Dan lagi, Minhee jadi kembali berharap lebih. Apalagi dengan tidak adanya Yohan di sisi Junho saat ini. Seperti sekarang.

"Cha~", panggil Minhee.

"Mini? Udah selesai latihannya?", tanya Junho pada Minhee yang sedang terengah karena baru saja berlari menuju halte dimana Junho sedang menunggunya. Iya, Junho nungguin Minhee selesai latihan basket.

"Iya, udah dong. Kalo gak ngapain aku udah disini?", Minhee terkekeh kecil lalu duduk di sebelah Junho.

"Malam ini nginep ya Cha.", ujar Minhee lagi.

"Di rumah Mini?", tanya Junho memandang Minhee dengan polosnya.

"Iya.", jawab Minhee tersenyum pada Junho.

"Kenapa mangnya?"

"Besok aku ada turnamen Cha, final lagi. Temenin aku persiapan mental.", katanya sih persiapan mental, padahal pengen berdua aja emang sama Junho.

"Ihh persiapan mental ngapain sama aku coba.", ujar Junho dengan bibir manyun.

"Yah kan aku bisa lebih tenang kalo sama kamu hehe...", Minhee cengar-cengir tidak jelas sama Junho.

"Yaudah. Aku temenin, tapi beliin aku cream puff."

"Call.", balas Minhee.

Begitulah mereka akhirnya pulang dan Minhee membelikan cream puff kesukaan Junho.

Malamnya sesuai janji, Junho menginap di rumah Minhee.

"Chacha~ kalau butuh apa-apa bilang ke mama ya.", ujar Hyungwon pada Junho yang sudah siap melesat masuk ke kamar Minhee.

"Iya ma~", balas Junho tersenyum lebar pada Hyungwon.

Sementara Hyungwon udah kegirangan sendiri. Sudah lama Junho gak main ke rumah, jadi dia kangen. Padahal mah tetanggaan. Kalau kangen tinggal ke rumah sebelah aja kan? Tapi yah gitulah, Hyungwon kesenangan aja liat Junho dan Minhee makin deket. Meski ia sendiri juga sedih mengingat Junho pasti masih menunggu Yohan.

Tapi menurutnya biarlah waktu sekarang berjalan sebagaimana mestinya. Apa pun yang terjadi nantinya, ia hanya berharap Minhee siap dengan semuanya.

~

"Kamu liatin apa Cha daritadi?", tanya Minhee. Saat ini Junho sedang bersandar pada bahu Minhee. Mereka sedang di atas kasur Minhee, tinggal menunggu waktu tidur sebenarnya. Minhee sibuk dengan lembaran strategi yang diberikan padanya sementara Junho sibuk memainkan ponselnya.

[✔] My Only One [Minhee x Junho x Yohan] Yojun x DeulchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang