"Pa, Yohan udah nurutin semua maunya papa."
"Tinggalkan Cha Junho."
"Aku gak mau. Tidak akan."
"Oke. Kalau gitu kamu gak akan melihat Cha Junho lagi.", ucap Suho.
"Pa! Memangnya apa salahnya Yohan kalau suka sama Junho? Kenapa papa gak suka banget sama Junho?"
"Dia bukan orang punya uang. Keluarganya biasa saja. Kamu mau buat malu papa dengan pacaran sama orang kalangan menengah?", oke sudah cukup. Yohan naik pitam karena alasan Suho yang lagi-lagi karena reputasinya.
"Udah cukup pa. Yohan capek harus terus melakukan keinginan papa. Papa cuma mikirin diri sendiri. Selalu aja gitu. Papa pernah gak sih mikirin maunya Yohan gimana? Jangankan Yohan, sama mama aja papa udah gak peduli kan?"
"KIM YOHAN! JAGA MULUTMU."
"Apa Yohan salah? Coba papa pikir kapan terakhir kali papa nanyain keadaan mama? Kapan terakhir kali papa peduli sama mama?", Yohan juga marah.
"Bahkan selama Yohan di Amerika, tak pernah sekalipun papa ngerayain ulang tahun mama kan?"
Suho terdiam sejenak.
"Kadang Yohan berharap gak terlahir jadi anak papa.", ucapan terakhir Yohan sukses membuat amarah Suho memuncak.
"Dasar anak tidak tahu diri.", Suho melempar korannya ke arah Yohan. Yohan tidak membalas. Ia hanya menatap marah pada Suho sebelum akhirnya ia keluar dari rumahnya dengan membawa mobilnya.
Irene diam-diam melihat semua itu hanya mampu menahan tangis. Ia kembali ke kamarnya lalu duduk di atas kasurnya.
~
"Ngapain lu? Udah lewat jam malam lu. Jangan bilang lu kabur dari rumah?", ucap Hangyul begitu membuka pintu apartemennya dan melihat Yohan sudah berdiri disana.
"Gausah tanya deh. Gue nginep malam ini.", ucap Yohan langsung menyerbu masuk ke dalam apartemen mini Hangyul.
"Akhirnya ada juga keberanian lu buat kabur.", kata Hangyul begitu Yohan duduk di sofa ruang tengahnya.
"Tapi gue harap lu besok pergi dari sini. Gue gak mau kena masalah sama bokap lu.", lanjut Hangyul.
"Iya iya, dah gue mau tidur.", Yohan mengambil posisi berbaring di sofa.
"Lah? Udah mau tidur? Gak mau cerita dulu gitu? Lagian lu tidur di sofa yg ada masuk angin lu.", ucap Hangyul.
"Tidur di kamar aja. Kasur gue gede kok.", lanjutnya.
"Ogah. Lu barbar kalau lagi tidur."
"Kayak lu kagak aja.", Hangyul memutar bola matanya malas.
"Yah makanya. Lu barbar, gue juga barbar. Ada juga bakal tawuran di kasur kita.", balas Yohan.
"Yakin lu udah mau tidur? Mumpung lu udah disini, sekalian aja cerita.", Hangyul berjalan ke arah dapur, membuka kulkas dan mengeluarkan dua bir kaleng.
Hangyul duduk di sebelah meja tamunya, tepat bersandar pada sofa yang saat ini diduduki oleh Yohan. Yohan juga memperbaiki posisinya. Ia mengambil bir kaleng yang diberikan Hangyul dan langsung meminumnya.
"Jadi? Masalah apa lagi?", tanya Hangyul tanpa menatap Yohan.
"Tau dah. Lu sendiri tau kan keluarga gue dah lama gak beres.", balas Yohan.
"Gue keceplosan tadi, ngungkit masalah bokap nyokap.", lanjut Yohan.
"Hmm... pantes lah lu keluar rumah.", Hangyul menyesap kembali birnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/205809525-288-k217609.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Only One [Minhee x Junho x Yohan] Yojun x Deulcha
Fanfiction-Jika aku memang tidak bisa memilikimu, biarlah aku tetap berada di sampingmu. Agar aku bisa memastikan kamu baik-baik saja.- -Aku tidak ingin melepaskanmu. Tidak, tidak akan pernah. Bahkan sejauh apapun jarak antara kita, hanya kamu yang tetap ada...