Junho kini sedang duduk di atas kasurnya, melihat ponselnya. Menunggu mungkin? Iya, menunggu pesan dari Yohan.
Ting!
Notifikasi pesan masuk membuat ponsel Junho berbunyi. Junho dengan cepat membuka pesan itu dan bingo. Pesan dari Yohan.
010-76xxxxxx
Juno~ ini nomor baruku. Disimpen ya :)
Oke. Junho tidak tahu harus bagaimana membalas pssan dari Yohan. Ia menggigit bibir bawahnya. Sementara jemarinya sedang berkutat untuk mengetik pesan balasan dari chat yang masuk.
Pertama, iya menyimpan nomor baru Yohan. Selanjutnya, ia kembali memperhatikan layar ponselnya. Ia tidak bisa bohong bahwa ia sangat senang karena bisa bertemu Yohan kembali. Ia rindu, sangat rindu. Tapi bukankah aneh kalau dia bersikap seolah Yohan tidak pernah meninggalkannya?
Kak Yo
Ok
Balas Junho akhirnya. Singkat.Yohan di seberang sana hanya terkekeh kecil. Ia membayangkan ekspresi Junho saat ini. Bukannya kepedean, tapi ia tahu, Junho pasti masih ada rasa padanya. Ia tahu itu, karena ia pun sama, masih sangat mencintai Junho.
Juno ❤
Sudah mau tidur? Aku boleh nelpon gak?
Kali ini Junho tidak membalas pesan Yohan. Ia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Jika menjawab iya, kesannya dia memang menantikan hal ini. Jika dijawab tidak, padahal sebenarnya ia juga ingin ditelpon.Junho dilema.
Satu sisi, Yohan masih menunggu balasan dari Junho. Ia takut kalau ia menelpon sementara Junho sedang tidak ingin bicara padanya. Tapi ia juga takut jika tidak ditelpon akan membuat Junho kecewa karena mungkin dia sedang menunggu.
Yohan dilema.
(Duh maaf, author juga dilema mau digimanain mereka berdua ini huhuu...)
Bukannya Junho gengsi, hanya saja ia malu untuk membalas pesan Yohan. Sudah 4 tahun mereka tidak saling kontakan, wajar jika ia merasa canggung. Sementara Yohan, bukannya tidak ingin menelpon, hanya saja ia tidak ingin justru membuat Junho semakin tidak nyaman. Kecuali Junho membalas pesannya dengan kata 'boleh'.
Mereka sama-sama menunggu. Junho menunggu panggilan dari Yohan, sementara Yohan masih menunggu balasan pesan dari Junho.
Mereka menunggu hingga akhirnya tertidur. Pada akhirnya, tidak ada perkembangan apapun yang terjadi antara mereka malam ini.
~
Hari berikutnya, Yohan langsung disibukkan dengan segala macam kegiatan di perusahaannya. Perusahaan Suho, maksudnya. Karena sekarang ia menjabat sebagai CEO baru menggantikan ayahnya, meskipun itu adalah hal yang paling dihindarinya sejak masih kecil.
Ia benar-benar tidak bisa menyentuh ponselnya sama sekali. Memberi kabar pada Junho pun tidak. Tepat jam 8 malam, ia akhirnya bisa meninggalkan perusahaannya.
Ia duduk dalam mobil pada kursi penumpang, melepaskan jas juga ikatan dasinya. Ia sangat lelah. Rasanya ia ingin bertemu dengan Junho.
Yohan mengecek ponselnya, dan pesannya semalam dengan Junho masih dalam keadaan yang sama. Hanya di-read saja. Ia menghela napasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Only One [Minhee x Junho x Yohan] Yojun x Deulcha
Hayran Kurgu-Jika aku memang tidak bisa memilikimu, biarlah aku tetap berada di sampingmu. Agar aku bisa memastikan kamu baik-baik saja.- -Aku tidak ingin melepaskanmu. Tidak, tidak akan pernah. Bahkan sejauh apapun jarak antara kita, hanya kamu yang tetap ada...