Malam itu ketika Yohan kembali ke rumah, hanya satu yang membuatnya begitu kesal. Papanya yang duduk di sofa ruang tengah seperti biasa. Dan di depannya laptopnya masih menyala.
"Udah pulang?", gumam Suho tanpa melirik Yohan sama sekali.
"Pa. Maksudnya apa jodoh-jodohin Yohan?"
"Kamu udah gede. Gak ada salahnya kamu cari pasangan."
"Yah tapi gak usah dijodohin segala. Papa kan tahu aku sukanya sama Jun..."
"Papa udah cukup baik selama ini gak sentuh dia sama sekali. Ini peringatan terakhir. Kamu sekali lagi ketemu dia, kamu akan benar-benar menyesal."
Yohan hanya diam dengan tangan yang mengepal keras. Tak ada gunanya ia bicara saat ini. Rasanya ia dapat meledak kapan saja.
Kali ini ia malah langsung keluar dari rumah lagi. Bukan kabur, hanya ingin melampiaskan kekesalannya.
~
Yohan duduk di taman belakang rumah Junho, menunggu kedatangan Junho.
"Kak Yo?", panggil Junho yang baru saja datang.
Yohan menoleh dan tersenyum melihat sosok kesayangannya itu.
"Juno~ sini.", Yohan menepuk bangku tepat di sebelahnya, meminta Junho untuk duduk di sebelahnya.
"Kak...", belum sempat menyelesaikan kalimatnya, perkataan Junho terhenti karena Yohan menyandarkan kepalanya pada bahu sebelah kanannya.
"Kak? Kenapa?", tanya Junho sedikit heran.
"Gapapa. Aku kangen kamu aja.", Yohan meraih jemari Junho dan mentautkan kedua tangan mereka.
"Elus kepala aku dong.", pinta Yohan manja.
"Kakak kenapa sih tiba-tiba gini?", Junho hanya menurut. Tangan kirinya yang lowong ia pakai untuk membelai kepala Yohan yang sedang bersandar di bahunya.
"Gak boleh gitu aku kangen ama pacar sendiri?", sepatah kata Yohan sukses membuat pipi Junho memerah. Sudah lama ia dan Yohan tak seperti ini.
"P-pacar?", gumam Junho.
"Iya. Kamu kan pacar aku.", Yohan memperbaiki posisinya untuk menatap manik indah Junho.
Junho sedikit memalingkan wajahnya. Yohan hanya tersenyum kecil lalu ia mengusak rambut Junho.
"Yaudah, kamu balik gih. Udah malam.", ucap Yohan lagi.
"Kok? Kan baru bentar aku keluarnya, 5 menit juga belum ada.", kata Junho.
"Kenapa? Ciee kamu masih mau lama-lama ya beduaan?", goda Yohan.
"Gak ih.", Junho memukul pelan lengan Yohan.
"Hehe...", Yohan menatap wajah malu Junho. Tangannya menemukan jalan membelai pipi Junho.
"Kamu tahu Jun? Aku gak pernah nyesal waktu itu nembak kamu.", ucap Yohan dengan senyuman tulusnya.
Junho hanya diam, tidak tahu harus membalas apa.
"Jun...", panggil Yohan kali ini. Junho sedikit memiringkan kepalanya seolah bertanya tapi tanpa suara.
"Kalau aku minta kamu buat jadi pasangan hidup aku, kamu mau gak?"
Junho sontak membolakan matanya terkejut mendengar pertanyaan Yohan. Sementara Yohan menatap serius pada Junho.
"K-kok tiba-tiba kak?", tanya Junho tak percaya.
"Yah kan aku nanya.", balas Yohan. Sekilas wajah ekspresi Junho berubah cemberut.
![](https://img.wattpad.com/cover/205809525-288-k217609.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Only One [Minhee x Junho x Yohan] Yojun x Deulcha
Fiksi Penggemar-Jika aku memang tidak bisa memilikimu, biarlah aku tetap berada di sampingmu. Agar aku bisa memastikan kamu baik-baik saja.- -Aku tidak ingin melepaskanmu. Tidak, tidak akan pernah. Bahkan sejauh apapun jarak antara kita, hanya kamu yang tetap ada...