13. I Swear

170 18 16
                                    

Yohan akhirnya tiba di rumahnya, sedikit telat. Ia masuk ke rumahnya dengan pelan, tidak ingin ketahuan oleh Suho.

Saat ia akan menaiki tangga menuju lantai 2, sebuah suara menahannya.

"Darimana kamu? Jam segini baru pulang? Kamu tahu besok harus masuk pagi kan?", ucap suara itu ketus.

Yohan hanya mampu sabar mendengarkan ocehan seperti ini. Bahkan setelah 4 tahun tidak bertemu pun, Suho masih tetap sama terhadapnya. Saat Yohan pulang kemarin juga dia sama sekali tidak disambut hangat oleh papanya.

"Pa, aku udah gede. Apagl gak boleh aku keluar sama temen-temenku?", balas Yohan.

"Silahkan keluar kalau kamu mau. Tapi jam malam tetap berlaku untukmu. Sekali lagi kamu telat pulang, kamu tahu akibatnya.", ujar Suho kemudian langsung pergi meninggalkan Yohan.

"Aissh...", gerutu Yohan.

Lucu sekali bukan? Dia adalah seorang pria dewasa sekarang. Usianya sudah 24 tahun, tapi ia masih diperlakukan layaknya bocah. Kapan papanya akan mengakuinya?

Yohan berjalan menuju kamarnya, dengan kasar ia melemparkan tubuhnya ke atas kasur. Rasanya ia ingin segera tidur. Sudah Junho tidak membalas pesannya dari semalam, belum lagi papanya yang seolah tidak menganggapnya. Baru 2 hari kembali ke Korea saja rasanya sangat melelahkan.

Yohan mengambil ponselnya, kembali mengecek pesan dari Junho yang hanya di-read saja. Yohan lelah, dia ingin mendengar suara Junho. Tanpa berpikir panjang lagi, ia menekan tombol panggilan. Tidak peduli jika Junho mungkin saja akan mematikan sepihak panggilan tersebut.

Yang ia butuhkan saat ini adalah mendengar suara Junho. Hanya itu.

"H-halo..."

Junho mengangkat teleponnya. Seutas senyum terbentuk di bibir Yohan.

"Juno~ hehe...", balas Yohan. Kali ini Junho tidak membalas. Yohan jadi was-was sekarang.

"Maaf, aku tiba-tiba telpon. Kamu masih gak mau bicara sama aku ya?", tanya Yohan hati-hati.

"Kenapa baru telpon?", tanya Junho di seberang sana.

"Ya?"

"S-semalam, aku tunggu telpon kak Yo...", balas Junho pelan, ia malu tentunya.

Kali ini Yohan kembali tersenyum. Jadi Junho menunggunya ya.

"Tapi kamu gak bales pesan aku Jun... aku kira kamu gak mau ngomong sama aku.", ujar Yohan. Lagi, Junho diam tidak membalas perkataan Yohan. Lebih tepatnya ia bingung harus bagaimana. Ia setidaknya ingin sedikit menjaga gengsinya.

"Kamu lagi ngapain? Kok belum tidur? Besok gak kuliah?", tanya Yohan akhirnya.

"Besok aku kuliah siang. Aku cuma main hape tadi.", balas Junho.

"Besok pulangnya jam berapa?", tanya Yohan lagi.

"Jam 6 sore.", jawab Junho.

"Aku jemput ya. Sekalian makan malam.", ajak Yohan cengengesan.

"O-oke..."

"Makasih ya, kamu udah ngangkat telponku.", Yohan tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Cuma diangkat telponnya saja sudah senangnya minta ampun.

"Yaudah, kamu tidur gih. Biar kuliah siang juga jangan tidur malem-malem.", ujar Yohan lagi.

"I-iya... kak Yo juga.", balas Junho.

"Iya hehe... selamat tidur ya, mimpi indah~"

"Kak Yo juga...", balas Junho kemudian panggilan mereka berakhir.

[✔] My Only One [Minhee x Junho x Yohan] Yojun x DeulchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang