Semalaman kim menjaga pie dari luar kamar, sementara anak buah manaying telah terlelap tapi kim tetap terjaga. Tatapan mata nya sendu, entah apa yg dipikirkan nya saat ini. Malam itu kim memikirkan semua yg terjadi dalam hidupnya. Bahkan dia juga menyadari suatu rasa yg hadir, rasa yg tulus kepada seseorang.. bahkan ingin selalu menjaga nya.
Pie.. ya... pie telah berhasil menjadi wanita kedua dalam hidup nya setelah nara. Nara adalah kekasih kim yang tewas bunuh diri beberapa tahun silam. Ingatan kim pun tak sengaja kembali pada Nara..
Nara adalah gadis yg periang, mereka tumbuh besar bersama dalam lingkungan panti asuhan. Kebersamaan itu membuat kim dan Nara menjadi dekat satu sama lain.
Sejak kecil kim selalu melindungi nara dari teman2 yg selalu meledek mereka. Walau akhirnya kim harus babak belur karena berantem dengan mereka hanya untuk melindungi nara.
"Kim..kamu sangat hebat, aku selalu aman berada di dekatmu" itu kata2 yg selalu nara ucapkan ketika mengobati luka kim dengan sangat lembut
Walau kim selalu kalah karena lawan nya adalah bocah lelaki yg berusia lebih besar dari nya. Tapi nara selalu memuji kim, hingga membuat kim merasa senang.
Saat mereka menginjak dewasa, benih cinta tumbuh di antara mereka. Lalu kim memberanikan diri untuk menyatakan cinta. Ternyata cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan. Nara pun juga menyukai kim walau kim hanya lah seorang wanita.
Setelah dua tahun menjalin hubungan, Nara akhirnya di angkat anak oleh sepasang suami istri kaya raya. Mereka adalah donatur di panti tempat kim dan nara tinggal selama ini. Kim terpaksa merelakan nara karena berharap nara dapat hidup bahagia bersama orang tua baru nya.
Akhirnya kim dan nara harus menjalani hidup terpisah setelah 18th bersama. Awalnya nara hidup dengan baik bersama kedua orang tua angkat nya. Tapi siapa kira, ayah angkat nya seorang penikmat seks.
Saat ibu angkat nya sedang pergi beberapa hari untuk urusan bisnis, sang ayah tega memperkosa nara berulang kali. Bahkan beliau juga mengancam apabila nara berani mengadu pada siapapun.
Nara yg merasa dirinya telah kotor dan tak pantas lagi dicintai kim akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup nya. Setelah sebelum nya meninggalkan pesan untuk kim yg di titipkan nya melalui ibu panti.
Surat dari nara adalah pesan terakhir yg tidak akan bisa kim balas. Surat itu adalah pukulan terbesar bagi kim. Karena harus kehilangan orang yg paling dia cintai. Tapi kim tidak bisa berbuat apa2 karena ayah angkat nara adalah seseorang petinggi yg sangat berpengaruh di kota itu.
Nara ingin kim menjadi orang yg hebat dan tidak lemah seperti dirinya. Nara juga berharap kim mampu melindungi dirinya dari orang2 jahat. Hingga tanpa sadar kim berlatih terlalu keras untuk belajar ilmu bela diri sesuai permintaan terakhir kekasihnya. Tak heran bila kim akhirnya mampu masuk ke dalam pasukan khusus karena keahlian nya itu.
Tapi kepergian nara juga membuat kim menjadi sosok yg dingin. kim sangat kehilangan, hingga diri nya lupa cara untuk bahagia. Bahkan Kim menyalahkan takdir yg telah berbuat kejam pada dirinya.
Sampai pada akhirnya.. takdir juga lah yg mempertemukan kim dengan pie. Sosok yg mengingatkan nya dengan nara, senyuman nya... manja nya... bahkan sentuhan nya pun sangat nyaman dan menenangkan.
Dan yg terpenting dari semua itu, pie mampu membuat nya tersenyum kembali setelah sekian lama hati nya mati rasa. Kehadiran pie membawa makna tersendiri dalam hidup nya.
Tapi kenapa pie harus mengalami hal yg sama dengan nara. PELECEHAN SEKSUAL!!!!!!! Para pria bajingan itu, kenapa hanya bisa menyakiti wanita.
Kim tidak terlalu mempermasalahkan keadaan pie sekarang, kim tetap mau menerima pie apa ada nya. Tapi yg kim takutkan adalah bila pie melakukan hal yg sama seperti nara. Mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri atau melakukan hal bodoh lain nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard From Thailand (Season 1-End)
FanfictionFinish 22 January 2020 Story (++) Bagi yang belum cukup umur, dimohon tidak membaca nya. Dilindungi oleh seorang bodyguard? rasa nya terlalu berlebihan bagi seorang Queen of Party seperti pie. Tidak ada kebebasan, terlalu banyak aturan dan parahnya...