Prolog : Dewa

515 22 0
                                    

" Kata orang tak kenal maka tak sayang, kalau bisa, aku gak mau kenal kamu, kenal kamu bikin aku mati gaya."

- Dewa -

Happy reading 😍

.
.
.

Namaku Dewa Prasetyo Mukti, biasa di panggil Dewa, mahasiswa semester dua jurusan hukum disalah satu universitas swasta di kota Dingin Malang.

Bagi ku sebenarnya masuk jurusan Hukum itu sama sekali bukan keinginanku. Kalau boleh aku pengen kuliah di Jogyakarta, Bandung atau Bali karena menurut banyak orang itu adalah tempat para seniman berkarya. Dan aku pengen banget kuliah jurusan seni, atau lebih fokus ke seni musik. Karena salah satu mimpi besarku ingin jadi komposer atau prosuser musik.

Tapi entah bagaimana bisa masuk jurusan hukum? Gara - gara ambisi bapak yang ingin anaknya jadi hakim, jaksa minimal pengacara. Membosankan.

Meski menurutku, mendengarkan bapak itu bukan prioritas, tapi masalahnya mama ku yang ikutan ingin aku jadi ahli hukum. Menolak keinginan mama adalah pantang bagiku. Meski begitu, pas tes pun ngisi soal dengan sembarang, dan sialnya bisa lulus? Apakah ini sial? Anggap saja keuntungan tapi dengan cara berbeda.

Hari ini ada kerja kelompok. Paling males sebenarnya. Kalau bukan karena ancaman akan di keluarkan dari a daftar kelompok aku akan memilih rebahan saja di kos underground ala rockstar yang enak dari pada mikir ngerjakan tugas kelompok. Dasar Roman kurang ajar, kumpul kelompok kok jam delapan pagi, mana semalam ngopi sampai jam dua dini hari. Baru tidur beberapa jam, telpon dia udah ganggu banget.

Setelah muter - muter akhirnya ketemu juga dengan anggota kelompok lain. Mereka emang luar biasa, dari cara pakaian saja sudah macam calon pengacara masa depan. Banting banget sama aku gini, celana jeans dan kaos santai warna hitam, jaket yang di tenteng di tangan. Semua orang bakal gak percaya kalau aku ini mahasiswa hukum.

" Dateng juga koen ker, aku pikir ra bakal metu. Wes dari tadi ngenteni awakmu cah." Semprot si Roman. Sial emang, baru juga datang, kalau bukan karena ketua kelompok udah pasti aku ladeni bacotnya.

Sambil tersenyum masam, aku coba nyari-nyari ada kursi kosong di samping pojok, sebelah cewek dengan penampilan yang bisa di bilang aneh. Aneh??

Untuk ukuran mahasiswi yang kuliah di kota penampilan cewek ini kebanting banget. Rok bahan jeans sampai mata kaki, baju kemeja lengan panjang warna toska. Rambutnya di urai dan ada semacam jepit bahan kawat di rambutnya. Apakah dia salah masuk kelompok? Dia lebih cocok masuk jurusan pendidikan dari pada hukum.

Ah ...masa bodoh.

Aku langsung duduk di samping gadis itu. Dia cuma melirik aku sekilas, kemudian menggeser sedikit pinggulnya menjauh.
Ih...aneh beneran. Emang aku kuman sampai gak mau dekat dekat gitu.

" Jadi Novia, menurut kamu untuk kasus ini bagaimana penanganannya?" Tanya roman pada gadis disampingku. Namanya Novia. Itu dalam pikiranku.

" Kalau menurut saya, kita harus berhati-hati dalam memberi tanggapan untuk analisis kasus ini. Kita harus mencari tahu dulu modus dari pelaku, karena kuncinya adalah apakah ada unsur paksaan atau tidak. Kita bisa lihat kasus ini juga memiliki kejanggalan. Sehingga..." Dan seterusnya ia menjabarkan pendapatnya. Semua orang mendengar fokus pada gadis "aneh" di sebelahku. Demikian juga dengan aku.

Setelah itu beberapa orang teman lain seakan setuju dengan apa yang disampaikan.

" Bagaimana menurut kamu Wa? Dewa? Denger gak sih?"

" Apa? Aku setuju saja sama mbak novia ini, paparannya bagus." Ujarku seenaknya.
Gadis itu menantapku. Matanya teduh. Meski kesan malu-malu, dia cuma tersenyum tipis saja.

" Bilang aja males mikir Dewa." Ujar Roman kesal. Sensi banget sih ni orang yah.

" Iya gitulah. Udah tau, kenapa masih nanya saya juga?" jawabku santai.

Dan perempuan aneh bernama Novia ini seperti menahan tawa mendengar jawabanku.

Benar - benar gadis aneh. Pikirku.
Senyum manis dengan tatapan mata teduh. Sedikit senyum tipis terbit dari bibirku.

- 🌷 bersambung🌷-

Karena ini prolog gaes, cukup sekian dulu. Nanti lanjut ke bab berikutnya. Si cowok tengil Dewa dan si cewek aneh Novia akan balik lagi dengan kisah mereka.

Ini cerita pertama bergenre remaja. Dibanding yang lama-lama biasanya gak ada cerita remaja.

Semoga suka. Jangan lupa vote yah.

Next part, kita kenalan sama novia si cewek aneh dengan tatapan sendu itu 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next part, kita kenalan sama novia si cewek aneh dengan tatapan sendu itu 😊

DEAR YOU ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang