bagian 13: Serangan Mantan

72 9 0
                                    

Mantan itu kayak hantu bergentayangan. Udah di kubur masih aja mengganggu pikiran.

- Novia -

Happy Reading 😘
.
.
.

Dewa PoV

Malam ini akhirnya aku bisa mengungkapkan semua perasaanku. Rasanya beban di pundak sudah selesai semua terbayar. Ada lega yang menempati lorong hati setelah sore tadi aku tahu, cintaku tak bertepuk sebelah tangan.

Cinta memang aneh dengan jalannya sendiri, aku pikir mustahil menyukai cewek setipe Novia yang gak ada dalam kriteria seorang Dewa. Nyatanya aku masih saja mengakui pada akhirnya, bahwa aku mencintai novia dengan sendirinya, tanpa alasan tapi tetap butuh balasan. Tuhan begitu baik karena ternyata balasannya sesuai dengan harapan. Meski di awal aku merasa, aku tak akan dapat penolakan kecuali jika Novia mulai buram membedakan cowok tampan, seperti aku.

Saat akan tidur dan dalam posisi nyaman memulai kegiatan mengantarkan mimpi melengkapi rasa bahagia tiba - tiba suara HP ku berbunyi.
Nomor tak di kenal, ah... Ingin rasanya abaikan saja, tapi aku takut ini penting.

" Ya... Siapa ini?" jawabku saat pertama menerima panggilan.

" Aku Alan. Masih ingat?"

Alan? Siapa dia? Apakah tukang sapu depan kampus? Ah bukan, suaranya masih muda.

Alan? Atau dia mahasiswa hukum?

" Alan siapa ya?"

" Mantan nya Novia." jawab laki- laki di sebrang sana.

What? Mantan Novia? Hey... Dari mana dia dapat nomer telpon ku? Aah... Aku lupa kalau Dewa itu terkenal, pasti dapat dari salah satu fansku.

" Aku pacarnya Novia. Ada apa?" tanyaku acuh saja.

" Aku mau kamu putus sama Novia. Karena dia nggak cinta sama kamu."

" Sok tahu. Dia gak cinta sama kamu. Makanya kamu dijadikan mantan."

" Dengar yah Dewa, aku mau kamu jauhi Novia. Lagi pula kalau kamu sama dia, kamu emang mau sama bekas aku? Kita udah pernah tidur bareng, jadi kamu mau bareng sama orang yang udah aku perawanin?" Ada kekehan mengejek dari nada suara Alan membuat ku menjadi mendidih.

" Hey... Pecundang, kamu cowok bukan? Se frustasi itu sampai gak punya akal buat menghancurkan hubungan aku sama Novia. Cara kamu itu basi bro."

" Hahahahaha suka - suka kamu aja Dewa. Yang jelas malam itu kami sama - sama menikmati. Dan saat aku mau tanggung jawab, Novia gak mau. Malah dia pacaran sama kamu, buat apa? Pelarian."

" Dengar yah Mantannya Novia. Mau ngomong apa aja aku gak percaya sama pengecut macam kamu. Dasar looser."

Detik itu juga aku tutup sambungan ponsel karena aku tidak mau semakin mendidih dengan ocehan gak jelas Alan si mantan Novia yang mulai ngawur.

Gara - gara cowok itu juga ngantukku hilang. Mengambil jaket dan kunci motor, akhirnya mau gak mau butuh penyegaran otak.

" Woy... Sudah malam gak lihat jam berapa? Mau kemana kamu Dewa?" tanya mbak ku mengangetkanku karena dia memakai masker hitam di wajahnya.

" Astaga Mbak... Malem - malem nakutin ih...kayak hantu."

" Diem deh, kamu tahu malam, terus mau kemana?"

" Ke... Itu... Ke kosan Revan, dia telpon sakit. Kasihan mbak."

" Heuh... Bohong kan kamu. Jangan ngarang, masuk ke kamar atau aku bilang mama."

" Ya ampun mbak, masak urusan begini aku bohong, ini masalah teman butuh bantuan. Udah ah...berisik. Aku ke rumah Revan."

Tak mau peduli dan mendengar omelan panjang Mbak ku. Aku masih terus saja memacu motor membiarkan mbak ku yang masih ngomel gak jelas.

DEAR YOU ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang