02

18.8K 1.5K 161
                                    

Sehun hampir terjungkal ke belakang ketika Luhan mendorong tubuhnya dengan sedikit kekuatan spiritual. Lagi lagi ia dihina, namun justru malah tertawa seperti orang gila. Setelah puas tertawa, ia berdiri untuk membenahi pakaiannya sembari menatap Luhan yang masih berbaring tanpa daya di atas tumpukan jerami dan menatapnya dengan sorot tajam dipenuhi air mata.

"Kita akan bertemu lagi lain kali." Ucapnya menirukan perkataan Luhan pada waktu empat bulan yang lalu. Setelahnya ia melangkah meninggalkan gudang jerami, membiarkan Luhan mengamuk menumpahkan rasa frustasinya di dalam sana.

Bagaimana seorang omega dapat bersikap tenang setelah mendapat penghinaan seperti itu? dalam kehidupan bangsa werewolf, ada peraturan tertulis tentang adab bagaimana memperlakukan seorang omega untuk melindungi haknya.

Dilarang menyakiti omega.

Dilarang melakukan kekerasan pada omega.

Dilarang melakukan penghinaan pada omega.

Dilarang membunuh omega.

Namun hari ini, Xi Luhan baru saja menerima kekerasa dan penghinaan dari Tuan Muda Jeon Sehun, matenya sendiri.

Sepasang alpha dan omega yang ditakdirkan seharusnya memiliki pertemuan yang baik, menerima persembahan tiga cangkir arak dari orang orang terdekat seperti seorang sahabat yang turut berbahagia atas pernikahan sahabatnya, dan saling mendekatkan diri juga hati dari ke waktu hingga beranjak pada umur dewasa dan memasuki masa heat bersama untuk mendatangkan keturunan baru.

Xi Luhan tidak akan menampik jika dirinya dikatakan sengaja bersembunyi dari Sehun. Ia tumbuh sebagai pemuda naif, berekspetasi tinggi tentang calon matenya dan mereka akan memiliki kehidupan yang damai seperti sepasang kekasih lainnya. Namun kemunculan Jeon Sehun yang tertulis sebagai matenya menghancurkan seluruh ekspetasinya tanpa sisa, tentu dirinya akan memilih melarikan diri bahkan berpikir akan melakukan betrayal. Setelah hal seperti ini menimpa dirinya, Luhan berpikir, alam benar benar tidak menyukai sebuah pengkhianatan. Ini adalah karmanya.





Setelah pergantian bentuk bulan sebanyak empat kali, akan secarah apapun cuacanya, salju di pegunungan akan tetap abadi. Sehun berbaring malas di atas tempat tidurnya sembari memejamkan mata, tidak lama kemudian kedua alisnya bertaut ketika dua telinganya mendengar kebisingan dari luar pintu.

"Aku tidak akan rela menerima hal seperti ini! aku tidak peduli dia siapa!"

"Aku ingin dia berlutut dihadapan anakku!"

"Apakah dia berpikir anakku tidak memiliki haknya?"

Beberapa kata yang sama dilontarkan berkali kali dengan nada tinggi khas seorang wanita, suara paman dan bibinya juga sesekali datang menyahuti suara tersebut. Sehun awalnya tidak mempedulikan apa yang sedang terjadi di luar namun tiba tiba namanya disebutkan diantara perdebatan itu dan mendatangkan keinginan untuk mengetahui.

Setelah suara tapak kakinya berhenti tepat diambang pembatas ruangan pertemuan, suara perdebatan itu seketika berhenti, semua mata beralih padanya. Sehun dengan cepat mengenali wanita yang berekspresi marah disana adalah istri dari ketua Klan Xi, wanita itu mengangkat jari telunjuknya dan mengarah pada dirinya.

"Aku ingin dia berlutut!" Suara wanita itu lebih tinggi daripada sebelumnya. Sehun menggulirkan kedua netranya, sedikit kebingungan.

"Nyonya Xi, mohon tenang."

"Bagaimana aku bisa tenang, hah? lihatlah keponakanmu, sungguh biadab!"

HANDSOME VAMPIRE & CUTE BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang