"Argh-" Jungkook hanya mampu menyuarakan erangan putus putus. Wajahnya semakin memerah dan kepalanya terasa pening. Kaki dan tangannya yang gemetaran masih tetap berusaha menjauhkan pria itu dari tubuhnya. Dalam benaknya, ia merasa tidak akan mati hari ini namun ini benar benar menyakitkan.
Semakin kuat Jungkook memberontak semakin kuat pula cengkraman pada lehernya. Kesadarannya semakin menyusut dan matanya benar-benar tidak bisa lagi melihat apa pun dengan jelas meski pun terbuka dengan lebar nyaris melotot. Mulutnya juga terbuka berusaha mengais oksigen namun yang oksigen yang masuk tidak bisa mencapai paru parunya.
Dug! brak!
Dua jenis suara debuman mencapai telinga Jungkook sebelum jatuh kehilangan kesadaran.
Sedikit melegakan.
Jungkook mengerutkan kening ketika matanya berusaha menyesuaikan sorot cahaya terang. Telinganya terasa berdengung dan membuatnya tidak yakin apa yang disampaikan oleh suara lain itu. Sebuah usapan lembut dan hangat terasa diseluruh wajahnya.
"Jungkook..."
"Jungie?"
"Sayang, kau sudah sadar?"
Beberapa suara membuatnya semakin merasa pening dan tubuhnya mengingil. Jungkook memilih tidak menjawab suara-suara itu selama beberapa saat kemudian menajamkan lima inderanya dan mengambil posisi duduk. Yang didapatinya di sekitar adalah kedua orang tuanya, Hoseok, Jimin, Taehyung, dan Bambam juga ada. Ekspresi mereka berbeda beda namun menimbulkan kesan suram dan seperti tengah menyesal karena melakukan dosa besar. Jungkook memilih tetap bungkam.
"Jungie, sayang, maafkan kami." Ayahnya memecah keheningan dengan suara nyaris lirih.
Jungkook mulai merasa gugup karena menjadi pusat perhatian. "... A-apa? meminta maaf untuk apa?"
"Yang terjadi hari ini, semuanya salah papa." Luhan menyahut sembari menggenggam erat kedua tangan anak bungsunya.
Jungkook semakin mengerutkan keningnya tidak mengerti, ia mengalihkan tatapannya pada yang lain namun mereka juga bungkam dan tidak bergerak. Netranya bergerak ke sekeliling ruangan dan menangkap benda lain di meja di pojok. Di sana ada kue tart kotak berukuran cukup besar dengan lilin angka dua dan satu yang setengahnya sudah meleleh dengan buruk, di sebelahnya ada beberapa tas dengan label brand ternama saling bertumpuk tidak rapi. Louis Vuitton, Prada, Balenciaga, Dior, Rolex. Seketika pikiran Jungkook menjadi kosong dna butuh waktu beberapa saat untuk berpikir dengan keras.
"Apa maksudnya ini?" Jungkook bergumam ragu.
"Yang terjadinya tadi pagi adalah disengaja." Kali ini Hoseok membuka mulut dan membuat Jungkook melotot.
"Disengaja ... apa ini kejutan?"
"Hari ini ulang tahunmu."
Jungkook mengeluarkan suara seperti anak kecil yang mendengar letusan balon besar tepat didekat telinganya. Sangat terkejut dan tidak bisa berkata-kata.
Dia melupakan tanggal lahirnya sendiri!
"Paman vampire tadi-"
"Itu diluar rencana. Maafkah ayah." Ekspresi Sehun tampak seperti anak kecil yang takut dipukul ibunya karena pergi bermain terlalu jauh. "Lain kali kami tidak akan memilih rencana seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANDSOME VAMPIRE & CUTE BUNNY
FanfictionTAEKOOK AREA! Ada chap yang hilang berarti chap tersebut masih dalam proses pengeditan/revisi. Pemburu akan selalu tertarik pada calon mangsanya namun apa jadinya jika vampire muda dan begitu menawan justru tertarik menciptakan sebuah ikatan yang t...